BIG SIN III - Fiveteen

323 18 8
                                    

Multimedia: Khumaira Azzahra dan Mauria Mahardika Sadewa.

*-----*

          Zahra mengerang lembut saat ia merasakan tangan nakal Dika meremas payudaranya perlahan, ia tak pernah menyangka bahwa dirinya akan sangat menikmati kegiatan seperti ini. Dika selalu saja berhasil membuat perutnya dipenuhi dengan beribu-ribu kupu-kupu saat ia menyentuhnya, dan Zahra menyukai perasaan itu. "Sayang" bisik Zahra tertahan disertai desahan kecil saat Dika menarik lembut kerudung yang dikenakan Zahra lantas mencium lehernya dengan lembut.

"Lebih baik kita pulang" ujar gadis cantik itu dengan napas panjang-pendek saat melihat tangan Dika kesulitan bergelut dengan gamis yang dikenakan oleh Zahra "Sial!" geram Dika dalam satu kali hentakan napas berat. "Kenapa sih kamu harus memakai berlapis-lapis pakaian meskipun cuaca begitu panas di kota seperti ini?! Kita bukan lagi di pondok kalau saja kamu lupa"

Si cantik memberikan senyum geli padanya "Dikatakan oleh seseorang yang tidak ingin membuat aku menampilkan kecantikanku kepada orang lain"

Zahra terkekeh saat ia melihat Dika cemberut "Rumahku cukup jauh dari kampus dan jalanan pasti macet. Aku sudah sangat menginginkannya" bibir Zahra berkedut menahan tawa, ia senang mendengar nada kekanakan yang dikeluarkan Dika kepadanya ketika dia merajuk "Jangan lupakan kelas terakhir kita hari ini" tangan Zahra bergerak perlahan untuk merebut kembali kerudungnya dari tangan Dika yang sedari tadi menggenggamnya.

Dika mengangkat kepalanya dan menengadah sesaat "Kita harus bolos"

Zahra tersentak "Gila kamu!" tangannya dengan cepat memukul bahu lebar milik Dika sehingga membuat gadis tomboy itu terkekeh frustasi "Apa boleh buat? Aku sudah tak tahan" pernyataan itu membuat Zahra menggeleng tak habis pikir "Tunggu 2 jam lagi dan kamu akan memilikiku semalaman" meskipun tampak enggan, akhirnya Dika menyerahkan cadar milik Zahra kembali setelah melihat gadis itu sudah beres mengenakan hijabnya.

"Kalau begitu, kamu harus mengenakan lingerie pembelianku"

"APA?!"



*--BIG SIN III 2023 By Riska Pramita Tobing--*



          Zahra menatap horor pada kotak berukuran sedang berwarna hitam yang tersimpan rapi di paling bawah lemari. Gadis cantik itu meraihnya dan menemukan logo Louis Vuitton dicetak begitu cantik dengan warna emas yang tampak mengkilap di antara kelamnya kotak.

Gadis cantik itu menarik napas saat membuka plastik pembungkus kotak yang masih disegel semenjak pertama kali Dika membelikan itu untuk dirinya. Ia tak berani membukanya.

Terakhir kali Zahra ingat, Dika memberikan kotak yang sama dengan isi lingerie berwarna merah yang terbuka dimana-mana dan suhu tubuh gadis cantik itu naik seketika saat mengingat ia mengenakan pakaian itu untuk bercinta dengan si pembeli lingerie.

Meskipun sedikit gemetar saat ia membuka tutup kotak, Zahra tetap saja memantapkan hati karena ia tahu gadisnya tengah menunggu di dalam kamar. Begitu tutup kotak terbuka, pipi Zahra merah merona karena malu seketika. Itu warna hitam dan sangat seksi.

Meskipun pipinya memerah karena malu, Zahra tetap saja berdiri dan mengenakan pakaian itu tanpa sehelai kainpun dibawahnya. Ukurannya sangat pas membalut tubuh Zahra yang sudah mulai kembali berisi, bahkan buah dada gadis cantik itu tampak menonjol dan indah saat dibalut oleh lingerie.

Rambut panjang milik Zahra dibiarkan tergerai sampai di punggung, itu selalu terlihat cantik dengan ujung-ujung yang sedikit keriting dan mengembang. Sambil sedikit membayangkan beberapa menit kedepan pasti akan sangat menyenangkan, Zahra memoleskan sedikit makeup pada wajahnya yang bahkan tak membutuhkan itu.

Zahra menahan rasa malunya saat ia keluar dari ruang ganti dan menemukan Dika tengah terduduk di atas kasur hanya dengan mengenakan celana pendek dan sportbra yang sama-sama berwarna hitam. Rambut milik si tomboy juga ia biarkan terurai begitu saja, ia tampak seksi seperti itu. "Mauria" ujar Zahra dengan suara yang sedikit bergetar untuk menarik perhatian si tomboy yang sedari tadi menunduk.

Zahra bisa melihat Dika melirik secara lamban sebelum kemudian gadis tomboy itu membelalakkan matanya. Ia terlihat bersemangat tapi tidak mendekat kepada Zahra seperti biasanya sehingga membuat gadis cantik itu mengerutkan kening keheranan "Kenapa tidak mendekat? Kamu tidak suka?" tanya Zahra heran dan malu. Gadis itu tetap terdiam menunggu pada reaksi si tomboy.

Dika mengangkat satu dari kedua alisnya yang rapi "Mendekatlah. Aku ingin kamu yang menggodaku seperti tadi" Zahra menggigit pipi dalamnya sebentar, padahal ia tidak pernah berniat sedikitpun untuk menggoda kekasihnya di tempat umum seperti tadi. Ia hanya ingin menenangkan si tomboy dari amarahnya pada pemuda itu.

Zahra menunduk malu barang beberapa saat sebelum akhirnya ia menampilkan senyum percaya diri dan memindahkan rambutnya ke satu sisi. Gadis cantik itu berjalan gontai mendekat pada Dika yang sedang menggigit bibirnya dengan tidak sabar. Meskipun Zahra juga ingin segera mencium gadis tomboy di hadapannya, tapi nyatanya melihat wajah Dika mengaga terhadap godaannya terasa menyanangkan. Zahra seketika merasa bahwa dirinya menjadi gadis binal sekarang, tapi ia menyukainya.

Dengan pemikiran nakal, Zahra melutut di hadapan Dika dan berpose seperti anjing yang sedang memohon pada majikannya, tangan berisi milik Zahra yang terekspos dibiarkan terlipat di atas lutut milik Dika yang tidak tertutupi oleh celananya. Ia mengerlingkan mata cantiknya sebelum mengedipkan sebelah, memberikan keasihnya wink yang menggoda "Kamu ingin aku menggodamu?"

"Oh God..." desah Dika tak kuasa saat ia melihat gadis cantiknya menggigit bibir miliknya, itu terlihat sangat 'panas'.

Zahra tersenyum kecil sebelum akhirnya ia mencium salah satu dari kedua lutut milik Dika sehingga membuat si tomboy menengadahkan kepala seraya mendesah tertahan. Ciuman Zahra beralih ke paha milik si tomboy, gadis cantik itu kemudian menggigit perlahan di area perut rata milik Dika dan menjilatnya sedikit "Hhhhhhh" Dika menunduk dan meraih pipi Zahra untuk segera menciumnya dengan ganas dan rakus.

Zahra mendorong tubuh Dika dan menindihnya dari atas "Sekarang, giliran aku yang di atas" Dika sedikit terkejut saat ia mendengar itu, sudah lama sejak terakhir kali Dika digerayangi oleh kekasihnya, tapi ia tetap diam dan melihat apa yang sekiranya akan dilakukan Zahra terhadap dirinya. Ia juga ingin melihat kekasihnya menikmati dirinya, dan ia juga rindu terhadap sensasi membuncah itu.

Gadis cantik itu tampak sedikit kebingungan saat akan memulai, tapi ia tetap percaya diri dan menunduk untuk memberikan si tomboy satu buah ciuman manis di bibir. Dika membalasnya dengan lembut, tapi Zahra terkesan sangat terburu-buru meskipun Dika hanya membalasnya dengan pasif dan itu nyatanya membuat si cantik jadi menjauhkan kedua wajah mereka yang sedari tadi menyatu untuk menampilkan ekspresi sebal pada Dika yang tak sebersemangat dirinya.

"Kamu nggak mau aku di atas?"

Dika menggeleng sebagai jawaban dan itu hampir membuat Zahra menangis karenanya "Kamu beneran nggak mau aku di atas?" Dika menggeleng lagi meskipun ia melihat ekspresi kekasihnya murung karena jawaban itu "Aku lebih suka menikmatimu dibanding dinikmati olehmu" dan dengan itu, Zahra turun dari atas tubuh Dika lantas terbaring di sisi kekasihnya dengan perasaan enggan.

Zahra berbalik memunggungi Dika yang terkekeh kecil "Aku ingin mencoba sesuatu yang baru" bisik Dika sambil menarik gadisnya ke dalam pelukan, mereka tampak seperti dua sendok yang saling menempel satu sama lain sekarang. Gadis tomboy itu mengecup kecil tanda lahir Zahra yang ada di balik telinganya "Dan aku yakin kamu akan menyukainya" dengan satu kali gerakan tangan yang cepat dan lembut, Dika menarik tali gaun seksi yang dikenakan Zahra sehingga itu terlepas dengan mudahnya.

Kulit cantik milik Zahra seketika memerah saat Dika semakin merapatkan tubuh mereka bersamaan dengan kecupan lembut di belakang leher jenjang kekasihnya. Tangan si tomboy kemudian meraih buah dada milik Zahra dari belakang dan menangkupnya perlahan "Aku ingin mencumbumu dari belakang" tak bisa dipungkiri, Zahra malu mendengarnya. Gadis cantik itu bahkan hampir menjengit saat merasakan gigitan agresif dari si tomboy yang mendarat di tulang bahunya.

Zahra tak pernah tahu kalau kekasihnya memiliki berbagai fantasi untuk berhubungan intim dengan berbagai posisi.

*-----*

Riska Pramita Tobing.

BIG SIN III Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang