Multimedia: You know.....
*-----*
Zahra tahu seharusnya ia tidak setuju dengan segala macam ide dari permainan gadis tomboy yang tengah menatapnya seperti srigala yang kelaparan dan ingin memakan domba. Keduanya kini tengah memakai pakaian seksi. Zahra mengenakan lingerie berwarna merah sementara Dika mengenakan yang berwarna hitam. Di antara keduanya, ada kartu kecil berwarna merah hitam serta dadu dan gadis tomboy itu menutup tubuh keduanya dengan selimut sekarang.
Zahra tak mengerti, kenapa mereka harus mengenakan pakaian seksi seperti ini untuk bermain truth or dare? Zahra bahkan sempat berpikir bahwa permainan ini adalah permainan truth or dare yang biasanya ia lakukan dengan teman-temannya untuk mengisi waktu luang ketika istirahat. Tapi memang dasar manusia mesum, Dika selalu saja mengaitkan segala macam permainan dengan sex.
Gadis tomboy itu mengocok kartu sebelum akhirnya memisahkan tumpukan kartu menjadi dua dan kemudian menggunakan tangan untuk mengocok dadu "Ambil urutan kartu sesuai dengan angka yang muncul di dadu, di dalam kartu akan muncul tantangan atau pertanyaan yang harus kamu jawab atau lakukan" ujar si tomboy menjelaskan sebelum akhirnya ia melempar dadunya untuk menemukan bahwa itu berhenti di angka tiga.
Zahra mengambil kartu pada tumpukan ke tiga dan membaliknya dengan enggan.
Pipi milik Zahra seketika memerah saat membaca tulisan di atas kartu. Ini bukan kartu truth or dare biasa, ini truth or dare yang erotis. "Enggak ya" ujar Zahra menolak tulisan yang bahkan tidak diketahui oleh Dika "Apa isinya?" Dika mendekat penasaran lantas merebut kertas tersebut.
'Bermainlah dengan dua bola stainles dan masukan kedalam vaginamu'
Dika menelan ludah. Baru juga bermain, gadis tomboy itu harus segera meruntuhkan alasan kenapa ia ingin bermain truth or dare ini dengan Zahra. Dengan napas tertahan, Dika melirik pada kekasihnya yang bersembunyi di balik selimut "Malangnya kamu. Tapi tantangan adalah tantangan. Kamu harus melakukannya"
Zahra menggeleng "Kamu gila" ujar si cantik dengan pipi merah "Kamu bahkan nggak punya alatnya kan?" itu bukan nada mengejek, tapi memohon. Seolah gadis cantik yang memerah pipinya itu meminta bahwa si tomboy tidak memilikinya. Dika memberikan senyum menyungging yang mencurigakan sebelum akhirnya ia berdiri dan beranjak menuju lemari kecil dekat meja rias dan menarik salah satu dari keempat laci kecil di sana.
Gadis tomboy itu berbalik dan memamerkan bola-bola berukuran sedang yang terbuat dari stainless dengan tali berwarna hitam yang langsung membuat Zahra membelalakkan mata karenanya. Gila. Zahra pikir "Kamu merencanakannya?" tanya Zahra tak percaya ketika gadis tomboy itu berlutut di hadapannya.
Dika tersenyum kecil seraya menyerahkan benda itu pada kekasihnya "Buka mulutmu" ujar Dika dan Zahra hanya menurut saja pada kekasihnya yang tampak mesum dan gila. Dengan ekspresi penuh kemenangan, Dika menaruh satu di antara dua bola tersebut pada mulut Zahra dan menariknya sesaat setelah ia memenuhi bola tersebut dengan air ludahnya.
Gadis tomboy itu mengusapkan bola tersebut di depan alat vital Zahra sehingga membuat si cantik menggigit bibir karena penasaran. Tak lama dari itu, Dika menyingkirkan celana dalam Zahra lantas memasukkan bola tersebut kedalam kekasihnya, membuat tubuh Zahra tersentak untuk sesaat. Zahra berdeham saat merasakan sesuatu di dalam dirinya, itu membuat dirinya tak bisa konsentrasi sekarang.
Zahra terduduk menyamping, menghindari alat tersebut untuk bergerak terlalu banyak didalamnya sebelum akhirnya ia mengocok dadu dan melemparkannya untuk mendapatkan nomor 5. Dika tersenyum saja saat menarik kartu dan membacanya dengan percaya diri "Fantasi seperti apa yang ingin kamu lakukan terhadap pasanganmu?" ujar si tomboy membacakan kartu yang ada di tangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/314119849-288-k757403.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG SIN III
Teen Fiction"Bersamamu memang tak mudah. Tapi aku tak sanggup jika tanpamu" -Mauria Mahardika Sadewa. By: Riska Pramita Tobing.