BIG SIN III - TwentyNine

246 15 6
                                    

Multimedia: Dee Larasati Adnan Husain.

*-----*

          Seperti biasanya, jalanan macet tak terkira di jam-jam sibuk seperti ini. Baik Zahra maupun Dika sudah tak ingin memprotes lagi pada jalan sempit yang disesaki oleh pengemudi, mereka sudah mulai terbiasa dengannya sekarang. Tapi, ada satu hal yang tidak biasa dari kegiatan mengemudinya kali ini. Hal itu adalah gadis disampingnya yang tak mengangkat pembicaraan di antara keduanya.

Semenjak mereka keluar dari kelas, Zahra tak banyak bicara. Gadis itu juga selalu menatap kosong pada angin yang bahkan tidak bisa ia lihat wujudnya, dan Dika tahu pastilah ada sesuatu yang salah dengannya sekarang. Si tomboy kini menatap pada gadisnya yang bahkan tidak menyadari kalau keduanya sedang berhenti di depan Cafe milik Kayra.

"Khumaira?" bisik Dika pada kekasihnya yang langsung membuat ia seolah ditarik dari segala macam pikiran yang ada "Hmm?" balas si cantik menggumam "Ayo ketemu Kay sama Laras. Mereka mengajak kita untuk makan bersama di sini" si cantik mengangguk saja lantas melepas sabuk pengaman dan membuka pintu sendiri.

Tak biasanya gadis itu berlalu begitu saja dan tidak menunggu Dika menggandengnya. Pasti ada yang salah dengannya sekarang. Tapi apa? Dika merasa bahwa dia tak melakukan kesalahan apapun sejauh ini. Mereka tadi baik-baik saja kan? Saat di kelas pun keduanya masih saling bercanda satu sama lain. Tapi kenapa keduanya begitu jauh sekarang?

Dika berjalan mengikuti Zahra setelah mengunci mobilnya. Gadis tomboy itu mengucir rambutnya dengan asal sebelum akhirnya ia memasukkan kedua tangan miliknya ke dalam saku celana. Melihat Zahra berjalan sendirian seperti itu rasanya aneh sekali. Biasanya gadis itu akan menggelayut manja di bahunya, atau bahkan hanya mengaitkan jemari mereka lantas sesekali mengayunnya sesuai irama langkah.

"Kenapa kamu tampak murung?" Dika tersentak saat ia merasakan satu tepukan di bahu ketika ia baru saja menaiki tangga yang menuntun menuju Cafe Kay. Gadis tomboy itu kemudian melirik untuk melihat Kayra yang tampak lusuh dan kelelahan "Kenapa kau tampak berantakan?" balas Dika mengejek penampilan Kayra yang tidak tampak seperti biasanya.

Si tomboy berambut pendek terkekeh "Naik motor. Makanya berantakan" balas Kayra masih disertai kekehan.

"Laras dimana?"

"Laras naik motor sendiri kesini. Dia sudah menunggu di atas"

Keduanya berjalan seirama sekarang "Kenapa kamu tampak murung?" ulang Kayra karena ia belum mendapatkan jawaban dari gadis tomboy yang tampak frustasi itu. "Gadisku. Sepertinya dia merajuk" balas Dika yang langsung saja diangguki oleh Kayra. "Kalian sudah bertunangan?"

Pertanyaan yang terkesan seperti muntahan dari mulut Kayra membuat Dika berhenti sebentar di anak tangga terakhir untuk melirik pada gadis di sampingnya yang senantiasa menunggu "Darimana kau tahu?"

Kayra mengangkat bahu seolah acuh tak acuh "Laras memberitahuku" ujarnya seraya mulai melangkah kembali menuju ruang utama Cafe.

"Laras?" ulang Dika sebelum mereka memasuki ruangan khusus

"Iya"

"Dari mana Laras tahu?"

"Zahra"

"Jadi, mereka dekat sekarang?" gumam Dika sebelum akhirnya terduduk bersampingan dengan Zahra yang sedang menikmati satu gelas jus lemon.




*--BIG SIN III 2023 By Riska Pramita Tobing--*




          "Mbak Laras selalu saja terlihat menawan" Dika melirik tidak suka pada Zahra yang memuji Laras begitu berlebihan. Lihat saja pipi tembam milik Laras yang seketika memerah karena pujiannya "Ah kamu, bisa aja" balas Laras dengan kekehan yang terdengar manis di gendang telinga. Zahra memang tak berbohong soal betapa menawannya Laras dalam balutan blazer berwarna cokelat dengan disertai celana jeans yang pas di kakinya.

BIG SIN III Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang