BIG SIN III - BONUS I

356 14 23
                                    

Multimedia: Khumaira Azzahra.

*-----*

Empat Bulan Sebelum Pernikahan.

Dika terduduk tenang di hadapan dokumen yang menumpuk, meskipun sesekali ia mendecak kesal karena Zahra sedari tadi tak bisa berhenti bolak-balik di hadapannya dengan wajah yang murung. Gadis cantik yang adalah calon pengantinnya itu tampak kehilangan bobot barang beberapa kilogram setelah mereka fitting beberapa minggu kebelakang. Kini, ia tengah sibuk berpikir dengan bagaimana caranya mengembalikan bobot agar baju pengantinnya tidak kebesaran.

Lagi, untuk kesekian kalinya Dika mendecak. Ia sudah bosan melihat kekasihnya tampak cemberut "Udah, sini duduk. Lama-lama kamu jadi setrika kalau kamu bolak-balik terus" canda Dika yang sudah kepusingan dengan tingkah kekasihnya.

Zahra masih cemberut, tapi ia mendekat pada Dika dan duduk di sampingnya "Aku nggak mau jadi setrika, aku mau jadi istri kamu aja" Dika mengangguk saja mengiyakan pada gadis itu.

Sekilas, pipi Zahra terlihat menggembung saat gadis itu melihat dokumen yang Dika simpan di atas meja kerjanya "Kamu lagi cari buat hidangan?" ujar gadis itu mengintip dokumen Dika.

Si tomboy mengangguk mengiyakan "Menjelang satu bulan sebelum pernikahan, aku dan kamu akan tinggal sementara di Amerika sampai setelah pernikahan. Orangtua kita akan menyusul satu minggu sebelum pernikahan. Jadi, kita tingal disana sekiranya dua bulan lamanya"

"Dimana?"

"Hotel" jawab Dika ringan.

Zahra menggeleng "Tinggal di hotel selama dua bulan?" tanya Zahra tidak percaya yang justru dijawab si tomboy dengan anggukan pasti "Selama itu apa tidak akan membuang banyak uang?"

Dika melirik dan mendekat pada Zahra sebelum ia menjatuhi pucuk kepala gadisnya dengan sebuah ciuman lembut "Biaya pernikahan sudah siap semenjak kita kuliah. Aku sudah menyisihkan dari kenaikan saham yang aku tanam. Kenapa begitu khawatir? Lagipula aku mendapatkan diskon tiga puluh persen untuk tinggal di sana" ia mengusap pipi Zahra yang tirus "Harusnya kamu khawatir dengan pipimu yang menghilang. Lihat!" ia menusuk pipi Zahra yang tak mengembung seperti biasanya "Semuanya hilang entah kemana. Kan aku sedih jadinya"

Zahra terkekeh saat merasakan cubitan kecil di pipinya yang memang tampak tirus "Gatau, akhir-akhir ini aku malas makan dan sulit tidur. Mungkin karena efek bekerja dan memikirkan pernikahan. Jadi pipinya nggak tumpah-tumpah lagi"

Dika cemberut menanggapi "Cuti sebelum pernikahan bisa di ambil kalau kamu mau. Enam bulan" promosinya kemudian.

"Kenapa lama sekali?"

Dika mengangkat bahu "Khusus buat kamu sih hehe"

"Gaada ya" bantah Zahra "Kamu kan udah janji buat memperlakukan aku sama seperti karyawan yang lainnya" lanjut Zahra sambil mengacungkan jari telunjuk diantara mereka berdua untuk memberi peringatan pada si tomboy.

"Cuti normal hanya dua minggu. Diambil sebelum pernikahan, saat pernikahan dan bulan madu. Tapi itu nggak akan cukup kalau buat kita berdua"

Seringaian cabul itu tercipta ketika Dika berucap demikian, membuat Zahra ingin menempeleng dan mengusir apapun yang ada di pikiran si tomboy sekarang "Nggak bosan apa? Bulan madu sampai sebulan" sindir si cantik mengusir pikiran mesum kekasihnya.

Dika terkekeh "Membuat kamu meneriakkan namaku ketika klimaks tidak akan membosankan Khumaira"

DASAR CEWEK MESUM!!!!!

*--*

Empat Bulan Setelah Pernikahan

Tubuh Zahra bergetar hebat saat ia sadar bahwa dirinya sudah telat datang bulan. Semenjak satu bulan setelah oprasi penempatan sel telur milik Dika didalam rahimnya dan tiga minggu setelah pembuahan sperma, dirinya tidak mendapatkan menstruasi.

BIG SIN III Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang