MATURE (18+)
Penuh emosi dan air mata
"Aku benci kau!!!"
"Aku benci padamu karena telah merenggut yang berharga dariku,"
"Kau telah mengambil semuanya..."
"Sampai kapanpun aku membenci mu..."
Teriak Irina pada pria yang menatap nya datar itu.
"Janga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🖤
Malam itu Victor mengajak Irina untuk pergi ke peresmian Club baru milik Jimin. Suasana malam itu sangat ramai hampir pengunjung di sana memenuhi ruangan utama club.
"Tunggu aku disini..." bisik Victor pada Irina.
Victor meninggalkan Irina sendiri duduk dekat meja bar, sedang Victor sibuk bercengkrama dengan rekan-rekan bisnis nya yang juga datang di acara tersebut.
Irina sebenarnya tidak suka datang ke tempat ramai seperti ini, selain bising Irina memang tidak nyaman berada di keramaian. Apalagi dengan pakaian minim yang ia kenakan, membuatnya tidak nyaman bergerak.
Sedikit was-was...
Mata elang Victor terus mengamati Irina dari kejauhan, takut jika beberapa Buaya Darat akan menghampiri Irina.
"Wow, kau sungguh membawa nya ke sarang buaya Vic..." Ucap Jimin sambil menatap Irina dari tempat duduknya bersama Victor.
"What you mean?"
"Lihat, beberapa pasang mata di sana, bukankah seperti akan menerkam Irina."
Victor hanya diam sambil menikmati minuman beralkohol ditangannya.
Tangan Victor gatal sebenarnya ingin rasanya mencongkel mata para Buaya Darat yang menatap Irina penuh nafsu.
Kini Jimin dan Victor sedang asyik mengobrol mengenai bisnisnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irina yang sejak tadi sendiri itu tiba-tiba dihampiri oleh seorang pria yang tidak dikenal nya.
"Hello Beauty...?"
Irina nampak terkejut dengan kehadiran pria yang secara tiba-tiba duduk disampingnya.
"Bukankah kau Irina?"
"Aku Agustinus, rekan bisnis Victor." Ucap pria itu sambil mengamati wajah cantik Irina dengan seksama, mengamati dari ujung kepala hingga ujung kakinya. Tatapan mata yang tidak Irina sukai,
"Kau lebih cantik jika dilihat secara langsung. "Sungguh kau sangat cantik." Puji pria itu bekali
Irina hanya diam menatap aneh sosok pria yang begitu sok akrab dengannya, kenal saja tidak.
