MATURE (18+)
Penuh emosi dan air mata
"Aku benci kau!!!"
"Aku benci padamu karena telah merenggut yang berharga dariku,"
"Kau telah mengambil semuanya..."
"Sampai kapanpun aku membenci mu..."
Teriak Irina pada pria yang menatap nya datar itu.
"Janga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🖤
"Maaf, tapi aku tidak bisa." Ucap Irina
"Tolonglah Irina, hanya sebentar saja..." Mungkin dengan melihatmu itu bisa sedikit membantu keadaan Victor."
"Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Victor, dan apapun yang berhubungan dengan nya itu bukan urusan ku." Jelas Irina
"Tapi Irina, dia membutuhkan mu sekarang...tolonglah..." Mohon Mina, namun Irina menggeleng sambil menatap sendu wajah sedih Mina.
"Kau dengar kan Irina tidak ingin, jadi jangan memaksanya." Tegas Jimin
"Irina, tolonglah sekali ini saja." Lagi Mina memohon
"Sebaiknya segera tinggalkan mansion." Ucap Jimin pada Mina.
"Aku akan pergi, tapi aku akan terus kemari, sampai kau mau menemui Victor, Irina." Ucap Mina sebelum akhirnya pergi meninggalkan kediaman Jimin.
"Kau tidak apa-apa?" Ucap Jimin mencoba menenangkan keadaan Irina yang terlihat gelisah dengan mengusap lembut punggung Irina.
"Eem..."
"Sebaiknya kita kembali ke dalam, ajak Jimin sambil merangkul pinggang Irina mesra.
Baik Jimin dan Irina tidak membahas masalah kedatangan Mina tadi, karena tahu itu akan menjadi masalah bagi hubungannya dan Jimin. Dan juga kini dirinya sudah resmi bertunangan, setidaknya Irina harus menjaga perasaan Jimin bukan. Dan acara pertunangan mereka pun berlangsung hingga selesai.
🖤
Beberapa kali Victor melukai dirinya dan orang-orang sekitar yang mencoba mendekatinya, hal itu membuat Mina semakin resah melihat keadaan Victor yang semakin hari semakin aneh dan semakin tidak terkontrol Mina akhirnya menghubungi salah seorang dokter yang masih merupakan teman Victor.
Yaitu Dokter Jin Rezerrs, merupakan teman Victor semasa kuliah. Dokter Jin mencoba memeriksa keadaan Victor namun berakhir dengan dramatis, ia mendapatkan sedikit luka pada tangan saat mencoba mendekati Victor.
Walaupun akhirnya dokter Jin dapat menenangkan Victor dengan obat penenang dibantu oleh 4 orang penjaga yang memegangi tubuh Victor saat kalap dan memberontak.
Setelah Victor terlelap oleh pengaruh obat, Mina pun masuk untuk melihat keadaan Victor.
"Sudah berapa lama dia seperti ini?"
"Sudah hampir satu tahun ini, dan keadaannya semakin memprihatinkan." Ucap Mina dengan raut kesedihan jelas terlihat di wajah cantiknya.
"Kenapa tidak pernah membawanya ke rumah sakit atau psikiater?"
Mina menggeleng "Aku takut..."
"Jika dibiarkan, akan semakin parah dan kau tega melihatnya seperti ini?" Tanya dokter Jin
