🖤
Jimin dan Irina telah selesai sarapan pagi bersama, dan kini waktunya mengantarkan Irina ke mension milik Victor. Seperti biasanya, Irina harus selalu berkunjung kesana untuk memastikan keadaan Victor baik-baik saja.
Namun kali ini Jimin berpesan sesuatu pada Irina, akan hal serius mengenai hubungannya. Mereka berdua sudah berada di kamar yang biasa Irina tempati di mension miliknya, menunggu Irina-nya bersiap dan merapikan tampilannya didepan cermin.
"Irina?"
"Ya, Jim."
"Aku pikir keadaan Victor sudah baik-baik saja sekarang.
"Ya akupun merasa seperti itu. Kenapa Jim?" Jawab Irina.
"Aku kira sudah saatnya mengatakan pada Victor tentang hubungan kita." Ucap Jimin serius menatap Irina dari pantulan cermin dan hal itu langsung membuat perasaan Irina menjadi sedikit kalut. Bagaimana tidak, Irina takut jika mengetahui yang sebenarnya apakah Victor akan baik-baik saja. Irina hanya takut Victor kembali pada sisi ketidak warasannya.
"Tidak bisakah kita memberi tahu itu nanti?"
"Kenapa? Apa kau takut Victor akan kembali gila?"
"Jim, tolong jangan berkata seperti itu." Irina sedikit kesal akan kata-kata Jimin dan langsung membalikkan badannya.
"Kenapa Irina? memang kenyataannya dia seperti itu. Kalaupun setelah mengetahui semuanya dia kembali gila, tentu itu bukan menjadi urusan mu lagi." Tegas Jimin "Itu hal yang pantas Victor dapatkan akan perbuatannya padamu!"
"Aku tahu Jim, tapi setidaknya jangan mengatakan dia..."
"Apa kau keberatan untuk mengatakan yang sebenarnya pada Victor?" Sambung Jimin
Irina hanya terdiam, tentu saja itu hal yang berat baginya.
"Jika kau merasa keberatan, lebih baik aku saja yang mengatakan langsung padanya."
"Tidak Jim, jangan lakukan itu." Cegah Irina, ia pasrah tidak ada pilihan lain bagi Irina. Karena cepat atau lambat Victor memang harus mengetahui yang sebenarnya.
"Baik, aku serahkan padamu Irina. Bagaimana caranya kau mengatakan pada Victor itu terserah padamu. Yang terpenting aku ingin Victor mengetahuinya hari ini. Jika tidak maka aku sendiri yang akan berbicara empat mata padanya." Ucap Jimin begitu serius sambil menatap manik sendu Irina dihadapannya.
"Maaf, jika aku terkesan memaksamu melakukan ini Irina." Ucap Jimin sedikit menyesal karena melakukan ini pada Irina, dalam hatinya sebenarnya tidak ingin melakukan itu. Namun Jimin tidak ingin sesuatu yang tidak diinginkan terjadi saat hari pernikahan nya nanti.
Walaupun sempat kesal kenapa Jimin yang sedikit memaksanya dan bukankah hari pernikahan mereka akan tetap berlangsung walaupun Victor tidak mengetahuinya. Terlihat sedih Jimin pun mengusap lembut pipi Irina-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Angel
RandomMATURE (18+) Penuh emosi dan air mata "Aku benci kau!!!" "Aku benci padamu karena telah merenggut yang berharga dariku," "Kau telah mengambil semuanya..." "Sampai kapanpun aku membenci mu..." Teriak Irina pada pria yang menatap nya datar itu. "Janga...