MATURE (18+)
Penuh emosi dan air mata
"Aku benci kau!!!"
"Aku benci padamu karena telah merenggut yang berharga dariku,"
"Kau telah mengambil semuanya..."
"Sampai kapanpun aku membenci mu..."
Teriak Irina pada pria yang menatap nya datar itu.
"Janga...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🖤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah sampai di mansion, Irina mengatakan dan meminta ijin pada Jimin untuk langsung beristirahat tanpa makan malam terlebih dahulu. Jimin pun mengiyakan itu, karena tahu Irina kini sedang dalam mood yang tidak baik setelah menemui Victor di rumah sakit jiwa tadi. Jimin pun memilih ke kamarnya seperti Irina, tentu saja kejadian hari akan berimbas pada hubungannya, ia sudah menyadari jika mungkin hal ini akan terjadi sekarang atau mungkin nanti. Jimin hanya mencoba menyiapkan dirinya jika itu terjadi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Irina termenung di kamarnya, memikirkan segala rasa yang entah kenapa semakin membuatnya tidak karuan setelah melihat keadaan Victor.
Salahkah jika dirinya merasa iba dan prihatin dengan apa yang dialami Victor saat ini?
Mungkin tidak...
Namun ia sadar jika tidak seharusnya ia memikirkan terlalu dalam hal ini. Dirinya sudah bersama Jimin dan setelah ini akan selesai tidak akan ada lagi pertemuan dengan Victor lagi.
"Sudah seharusnya aku harus melupakannya." Ucap Irina sambil membenamkan dirinya pada selimut tebal yang menyelimuti dirinya malam ini. Walaupun otaknya masih berfikir keras ia memilih untuk tidur, agar tidak menjadi masalah baginya.
Namun saat ia mencoba memejamkan matanya, sekilas muncul bayangan wajah Victor yang menatapnya sendu dan penuh kesedihan saat dirinya mengunjungi Victor tadi.
