🖤
Sesampainya di mension Irina langsung menuju kamar utama, menatap sekeliling kamar besar itu dengan pikirannya yang penuh berkecamuk.
Marah, sedih, sesak, dan cemburu menjadi satu.
Ingin rasanya melampiaskan dan memberitahu Victor akan rasa yang ia rasakan kini tapi itu tidak mungkin.
Siapa dirinya?
"Hanya Jalang Victor."
"Pantaskah aku mengatakan jika aku cemburu?"
"Kenapa rasa ini begitu menyiksa ku?"
"Jikapun mengatakan nya apa Victor akan peduli?"
Tentu Irina sudah tahu jawabannya bukan, yang ada hanya kekecewaan yang akan ia rasakan.
"Cukup, aku akan tetap memendamnya..."
Irina pun mengusap air matanya sambil berjalan menuju balkon, menatap pemandangan gelap diluar sana.
Angin malam yang begitu dingin dan Irina tidak memperdulikan itu.
"Biar saja mati beku, aku tidak peduli." Batinnya
Irina masih berperang dengan pikirannya
Kenapa Victor harus mengurungnya?
"Kenapa kau tidak membuang ku sejak pertama kali aku hancur saat itu..."
"Kenapa kau harus menyiksa ku seperti ini Vic...?"
"Rasanya seperti Neraka, bahkan aku menyukai Neraka Victor saat ini." Irina tersenyum miris
Irina masih mengingat bagaimana sosok bengis dan angkuh seperti Victor bisa melemah dihadapan wanita itu dan Irina baru melihat itu dari seorang Victor Fiyodor Zenaida.
Berkecamuk dengan pikirannya membuat Irina lupa waktu. Hingga Bibi Lucy masuk ke dalam kamar mengatakan sudah waktunya makan malam. Irina bahkan belum makan apapun, karena Victor mengajaknya bercinta terlebih dahulu pagi tadi sebelum pria itu pergi meninggalkan nya untuk bertemu dengan Sang Dambaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Angel
RandomMATURE (18+) Penuh emosi dan air mata "Aku benci kau!!!" "Aku benci padamu karena telah merenggut yang berharga dariku," "Kau telah mengambil semuanya..." "Sampai kapanpun aku membenci mu..." Teriak Irina pada pria yang menatap nya datar itu. "Janga...