#ALANA
#Part_08 [Pertandingan basket]Rassya tersenyum licik. “Kita bertiga dan kalian cuma berdua. Yakin masih bisa menang lawan kita?”
Devano melirik sekeliling guna mencari seseorang yang bisa menjadi timnya. Lelaki itu tak mau kalah hanya karena kekurangan satu anggota. Hari ini, harga dirinya benar-benar dipertaruhkan. Meminta maaf pada Alona? Jangan harap!
“Ck! Nyesel gue deketin si Lenara! Cuma di godain gitu aja langsung laporan sama emaknya. Dipikir gue beneran suka sama dia apa? Dih! Kepedean! Gue mah sukanya sama Nazea!” Salah seorang siswa masuk ke lapangan basket sambil membawa beberapa alat kebersihan.
Devano melebarkan senyumnya dan langsung menghampiri pria itu. “Rev, gue tau Lo baik. Jadi, please, bantuin gue sekali ini aja.” lelaki itu memohon sambil menyatukan kedua tangannya didepan dada.
Revan menaikan sebelah alisnya. “Gue tau gue ganteng, gue baik, dan gue keren. Tapi maaf, gue yang ganteng paripurna ini harus ngerjain hukuman yang dikasih Bu Lia,” balasnya.
“Please, Rev. Lo cuma perlu jadi tim gue sama Alzean. Lo juga hobi main basket, ‘kan? Jadi, please bantuin gue ngalahin timnya Rassya,” jelas Devano yang hanya dibalas gelengan kecil oleh Revan.
“Gue kasih nomor Cecan, gimana?” tawar Alzean. Lelaki itu sudah lelah melihat Devano yang terus memohon hingga menghabiskan banyak waktu.
“Ayok main!” Revan langsung melepaskan sapunya dan berjalan angkuh kearah Alzean.
Keenamnya saling melemparkan tatapan sinis. Pertandingan sengit akan segera dimulai dan mereka semua sudah mempersiapkan diri. Alzean berjanji akan melakukan apapun agar timnya bisa menang melawan tim Rassya.
“Inget perjanjian kita, ‘kan?” Rassya berbisik di telinga Alzean dan langsung mengambil bola basket dari tangan lelaki itu.
Permainan telah dimulai. Baru beberapa menit bermain, Tim Rassya sudah berhasil memperoleh dua poin dengan tim Alzean yang belum memperoleh satu poin pun. Namun, tak ada kata menyerah dalam kamus besar Milik Alzean. Lelaki itu akan terus berusaha sebelum kerja kerasnya membuahkan hasil.
Para siswa mulai berdatangan saat mendengar pertandingan basket antara Tim Rassya dan Alzean. Kebanyakan dari mereka mendukung Rassya karena adanya sang Kapten Basket Keano di timnya. Namun, tak sedikit pula yang mendukung tim Alzean karena kemampuan ketiganya juga tak bisa diragukan.
40 menit telah berlalu. Kedua tim memiliki point yang sama. Berarti satu point lagi harus didapatkan untuk melihat siapa pemenangnya. Permainan kali ini terasa lebih panas dari sebelumnya. Satu poin yang sangat berharga kini tengah diperebutkan oleh kedua tim yang masing-masing anggotanya memiliki Skill bermain basket yang epik.
Lima menit lagi permainan Basket akan berakhir. Namun, satu poin itu belum juga didapat oleh kedua tim yang kini tengah bersaing. Tim Rassya maupun Alzean masih memperjuangkan kemenangan dengan tubuh yang mulai lelah.
Kini bola berada ditangan Keano. Merasa ada Ancaman, Keano segera mengoper bola itu kearah Zevandra dan mendarat manis di tangannya. Senyum remeh terbit, Zevandra seakan menunjukan senyum itu pada tim Alzean yang kini masih berusaha merebut bola basket di tangannya.
Zevandra hampir sampai didepan ring milik tim Alzean. Hampir saja lelaki itu berhasil memasukan bola kedalam ring, namun, Alzean segera merebutnya dan membawa bola itu ke ring milik tim Rassya.
Senyum remeh terukir dibibir tipis Alzean. Melihat adanya Rassya dibelakang, membuat Alzean terpaksa harus memberikan bola basket itu kepada Devano.
Dengan cekatan Devano langsung mengambil bola itu dan memasukannya kedalam ring tepat saat waktu habis. Perolehan nilai menunjukan bahwa tim Alzean menang hanya dengan selisih satu poin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA (END)
РазноеDiabaikan Orangtua. Diabaikan sahabat kecil. Diabaikan keluarga. Diabaikan semua orang. Dijadikan pelampiasan. Disakiti secara halus. Selalu dikecewakan. Selalu merasa terpuruk. Tak pernah dihargai. Tak pernah dianggap ada. Selalu disalahk...