ALANA||SAYANG

1.6K 30 0
                                    

“Punya segalanya belum tentu hebat. Tetapi saat kamu punya hati yang besar untuk memaafkan, maka kamu sudah lebih dari kata hebat!”

- Alana Zealinne Artharendra

•••

Alzean mengelus punggung tangan Aqila saat melihat wanita itu tak henti-hentinya menangis. Ini sudah satu jam lamanya sejak wanita itu menemuinya. Dan selama itu pula Aqila belum juga menghentikan tangisannya.

“Udah, Bun. Alzean sekarang udah baik-baik aja, ‘kan?” bujuknya yang sama sekali tak mendapat tanggapan dari sang Bunda.

“Kamu tau gimana takutnya Bunda, Al? Dengan seenak jidat kamu nyuruh Bunda diem. Kamu gak tau gimana perasaan Bunda kalo sampe kamu beneran---”

“Sekarang Alzean udah sadar, Bun. Semua bakal baik-baik aja. Alzean gak bakal ninggalin Bunda lagi, Oke?”

“Tetep aja. Bunda trauma. Bunda takut kamu kenapa-kenapa lagi!”

“Bunda ....” Alzean menatap Aqila penuh harap. Meminta agar Wanita itu bisa
berhenti menangis.

“Alzean!”

Alzean memutar kedua bola matanya malas saat melihat Alona berlari kearahnya. Tak sampai disitu, gadis berkulit putih itu juga langsung memeluknya tanpa memperdulikan luka di punggungnya. Alzean tau jika Alona bukanlah Alana yang tak mau memeluknya hanya karena luka di punggungnya. Entah sudah berapa banyak Alzean meminta Alana memeluknya. Namun gadis itu selalu menolak dengan alasan tak ingin menambah rasa sakitnya. Tentu saja hal ini berbanding terbalik dengan Alona.

Alona mengurai pelukannya lalu menatap tajam kedepan. “Semua ini gara-gara Alana!” cibirnya.

“Gak salah Lo nyalahin Alana? Jelas-jelas ini bukan salahnya!”

“Lo belain Alana?”

“Kenapa? Salah kalo gue belain Cewek gue?”

“C--cewek Lo?” Alona tertawa sinis. “Cewek pura-pura maksud Lo? Cewek kayak gitu Lo belain! Gak ada gunanya!”

“Cewek pura-pura? Sekarang dia udah bukan pacar pura-pura gue lagi!”

Alona menatap Alzean tak percaya. “Kalian jadian? Tapi kemaren Lo nembak gue, Al!”

“Gue nembak lo cuma karena Alana. Kalau bukan dia yang minta, mana mungkin gue mau nembak cewek uler kayak Lo!”

“Gak. Lo bohong, ‘kan? Lo gak pernah jadian sama Alana! Lo cuma pura-pura!”

“Stop pura-pura bego dan mulai sekarang terima kenyataan kalo gue udah pacaran sama Alana!”

“Tapi dari dulu Lo suka sama gue, Al!”

“Lo bego atau gimana? Selama gue suka sama Lo apa pernah Lo hargai gue? Selama ini yang selalu ada buat gue Alana! Bukan Lo! Dari kecil Lo selalu nolak gue. Dan Alana yang selalu bantuin gue bangkit. Lo selalu jatuhin mental gue dan Alana yang selalu balikin kekuatan gue! Ibaratnya Lo iblis. Sedangkan Alana Malaikat!”

“Lo beneran Alzean yang suka sama gue bukan sih?”

Alzean tertawa sinis. “Gue Alzean yang suka sama Alana. Alzean yang suka sama Lo udah gak ada!”

“Gue gak pernah temuin cowok sejahat Lo! Kenapa Lo malah berpaling disaat gue udah suka sama Lo? Salah gue dimana, Al?!”

“Baru nanyain salah Lo? Kesalahan Lo udah terlalu banyak buat di sebutin satu-satu!”

“Lo jahat!”

“Lo yang gak pernah hargain gue!”

“Argh!” Alona mengacak rambutnya frustasi dan langsung berjalan keluar dari ruangan Alzean. Cukup sudah! Alona tak tahan mendengar semua hinaan yang dilayangkan Alzean. Lelaki bermulut pedas itu benar-benar membuatnya merasa terhina.

ALANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang