ALANA ||RENCANA PERNIKAHAN?

1.3K 22 0
                                    

“Harapan akan tetap menjadi angan-angan jika kamu hanya Tidur dan bermimpi.”

- Alana Zealinne Artharendra

•••

Alzean menghentikan mobilnya tepat didepan rumahnya. Melihat hujan yang sudah reda membuatnya langsung keluar tanpa menunggu Aqila membawakan payung terlebih dahulu. Sepertinya hari ini hujan bisa berkompromi hingga tak perlu menyusahkan Aqila.

Suasananya juga terasa berbeda. Ada rasa tidak nyaman namun nikmat di hati Alana. Bau tanah selepas hujan tercium jelas membuat darahnya berdesir menikmati keindahan yang tercipta.

Melihat Alzean yang mulai membukakan pintu mobil untuknya membuat Alana tersenyum tipis. Gadis berkulit putih itu lantas keluar dari mobil dan mengucapkan terima kasih pada lelakinya. Bagaimanapun Alana tak boleh melupakan adab yang selama ini telah ia pelajari sendiri.

Keduanya masuk kedalam rumah bersama-sama. Bergandengan tangan sambil melemparkan senyum masing-masing. Namun baru sampai diambang pintu, kedua sejoli itu harus di kejutkan dengan kedatangan Alvin dan Miranda, serta kedua anak mereka yang duduk di sofa sambil berbincang dengan Giovandra.

Awalnya Alana langsung tersenyum begitu melihat kedatangan kedua orang tuanya. Mengira bahwa mereka akan menjemputnya pulang. Namun senyuman itu seketika pudar saat Alvin tiba-tiba saja menamparnya. Dari raut wajahnya terlihat jelas bahwa lelaki itu sangat marah pada dirinya.

“Dasar anak gak tau malu!”

Lelaki paruh baya itu hendak melayangkan tamparan untuk yang kedua kalinya. Namun tangannya segera di tahan oleh Alzean. “Maksud om apa?!”

“Maksud saya? Kamu masih nanyain maksud saya, Alzean?! Kalian berdua memang tidak tau malu! Bisa-bisanya kalian tidur berdua tanpa ikatan apa-apa! Foto kalian sudah tersebar dimana-mana!”

Alvin segera mengambil handphonenya dan membuka aplikasi Instagram miliknya. Mencari akun lambe turah yang menampakkan foto Alzean dan Alana tengah tidur bersama. Banyak komentar negatif yang di terima. Namun tak sedikit pula yang membela mereka. Pada kenyataannya memang mereka tidak melakukan apa-apa. Hanya saja kebanyakan orang sudah berpikir macam-macam.

“Tapi kita gak ngapa-ngapain, pa!” Alana mengajukan pembelaan.

“Halah! Saya gak percaya! Kamu itu harusnya tetep di rumah aja! Ngapain sampe kerumah orang segala! Kualat kan kamu!” sungut Miranda tak terima.

Alona tersenyum licik. Rencananya berhasil dengan sempurna. Beberapa hari lalu dirinya meminta Seseorang untuk memotret Alana dan Alzean yang tengah tidur bersama untuk mempermalukan mereka. Dan sekarang gadis itu sudah menerima hasil dari usahanya. Alana benar-benar di permalukan sekarang.

“Sekarang saya bener-bener nyesel punya anak seperti kamu! Sudah gak berguna, nyusahin lagi! Saya bener-bener malu! Saya malu punya anak seperti kamu!” Alvin menekan setiap kata dalam kalimatnya.

“Tapi Alana sama Alzean gak ngelakuin apapun, pa!”

“Kamu pikir saya percaya?!” Alvin mencengkram dagu Alana kuat. “Mulai sekarang jangan panggil saya papa lagi! Kita sudah gak punya hubungan apa-apa! Saya gak Sudi punya anak seperti kamu!”

“Tapi, pa---”

“Stop panggil saya papa, Alana! Mulai sekarang kamu bukan anak saya lagi! Saya sudah gak peduli lagi sama kamu! Saya malu! Saya juga sudah memutuskan untuk pindah keluar kota. Memulai hidup baru Disana tanpa kamu! Saya sudah terlalu malu disini! Semua orang membicarakan saya!”

Lelaki paruh baya itu mengambil tas kerjanya diatas meja lalu menatap istri dan kedua anaknya bergantian. “Sekarang kita pulang. Besok kita sudah harus pergi dari kota ini.”

ALANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang