ALANA||MASIH MUAL?

1.6K 23 0
                                    

“Bertahan dengan seseorang yang selalu menyakitimu adalah luka terhebat. Tetapi itulah yang dinamakan cinta.”

- Alana Zealinne Artharendra

•••

Alzean menggenggam tangan Alana yang masih belum sadarkan diri. Beberapa kali lelaki itu mencium punggung tangan istrinya sebagai bentuk ucapan terima kasih atas hadiah istimewa ini. Hadiah yang hanya bisa ia dapatkan dari Alana.

Melihat jemari Alana yang mulai bergerak membuat Alzean semakin melebarkan senyumnya. Tidak sabar ingin memberitahukan kabar baik ini pada wanita kesayangannya. Perut rata itu kini telah terisi oleh anaknya. Alzean tidak tau harus menggambarkan kebahagiaannya dengan cara apa lagi.

Alana membuka matanya perlahan. Langit-langit putih rumah sakit menjadi hal pertama yang ia lihat. Setelahnya adalah Alzean. Melihat senyuman di bibir lelaki itu membuat Alana semakin heran. Pertama. Alana tidak tau mengapa dirinya bisa berada di rumah sakit. Dan yang kedua. Entah apa yang membuat Alzean terus tersenyum seperti sekarang.

Alzean mencium kening Alana lama. “Makasih.”

Berbeda dengan Alzean yang terlihat bahagia. Alana malah semakin bingung dengan tingkah suaminya sekarang. Mengapa lelaki itu mengucapkan terimakasih saat dirinya sedang di rawat di rumah sakit seperti sekarang?

Kekehan kecil keluar dari bibir tipis Alzean saat melihat wajah istri kesayangannya. Wanita itu terlihat menggemaskan saat sedang kebingungan seperti ini. Wajahnya yang berseri membuat Alzean semakin betah memandangnya.

Tangan kekar itu tergerak untuk mengusap perut rata Alana. Bahkan Alzean masih belum bisa percaya jika sekarang perut rata itu sudah terisi. Alzean tidak menyangka jika dirinya akan menjadi seorang ayah secepat ini. Namun tidak bisa di pungkiri jika dirinya juga merasa bahagia setelah mendengar kabar kehamilan Alana.

Alzean menatap Alana lama. Keduanya saling beradu pandang. Alana seolah meminta penjelasan dari tatapan matanya. Tentu saja Alzean tidak akan ragu untuk menceritakan semuanya.

“Disini ada anak gue,” ungkap Alzean dengan tangan yang masih berada diatas perut Alana.

Bola mata Alana membulat sempurna. Wanita itu sedikit tersentak atas penuturan Alzean barusan. Jadi senyuman itu untuk kehamilannya. Alana tidak menyangka jika malaikat kecilnya akan datang secepat ini.

Mau tidak mau. Siap tidak siap. Alana harus menerima kehadiran buah hatinya. Bagaimanapun anak itu adalah titipan dari Tuhan. Alana tidak bisa egois dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Sekarang tanggung jawabnya bertambah dengan kehadiran seorang bayi kecil di dalam perutnya.

Jemari lentik Alana ikut mengelus perutnya yang masih rata. Entah mengapa dirinya menginginkan jika bayi kecil itu segera lahir dan mewarnai hidupnya. Alana masih ingat. Sebulan lalu dirinya mengatakan jika belum siap menjadi seorang ibu di usia yang masih sangat muda. Namun sekarang sepertinya dirinya lah yang lebih menantikan kehadiran anaknya daripada Alzean.

Alana menggenggam tangan kekar Alzean yang berada diatas perutnya. “Lo bakal jadi Ayah.”

“Dan Lo bakal jadi Ibu.”

Mendengar itu Alana hanya tersenyum. Walaupun masih sedikit geli dengan ucapan Alzean tadi. Namun wanita itu juga tidak bisa berbohong jika dirinya merasa bahagia setelah mengetahui kabar ini. Tidak lama lagi keluarganya akan semakin lengkap dengan kehadiran seorang Alzean junior.

Tatapan Alana yang tadinya berfokus pada Alzean kini teralihkan saat mendengar pintu ruangannya terbuka. Sosok Aqila masuk bersama dengan Giovandra. Keduanya menampilkan senyum bahagia. Apalagi Aqila yang langsung memeluknya.

ALANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang