ALANA||TAWURAN DAN KEMARAHAN ALANA

1.4K 31 2
                                    

“Matahari tak perlu bicara untuk meninggalkan senja, begitu juga hati yang tak perlu bicara untuk menghilangkan Duka.”

- Alana Zealinne Artharendra

•••

Alzean membuka helmnya, mata elangnya menatap sekitar. Lelaki itu tau jika dirinya sudah sangat terlambat karena banyaknya anak Lion Gang yang sudah berdatangan. Juga Anggota-anggota Revelix yang berhasil mengambil fokusnya.

Alzean menatap Devano yang kini juga tengah menatapnya. Keduanya tampak mengernyit heran seakan tak percaya jika mereka kini berada di tempat yang sama. Namun, logo pada Jaket masing-masing membuat mereka perlahan mulai paham. Logo pada Jaket Devano yang bertuliskan ‘Revelix’ dan Jaket Alzean yang bertuliskan ‘Avaluenz’ itu berhasil membuat mereka mengangguk.

Pandangan keduanya kini beralih pada Kelvan, sang ketua Lion Gang yang kini tengah berdiri dengan angkuhnya. Senyum remeh sedari tadi gak luntur dari bibirnya mengingat jumlah anggotanya yang mencapai angka 300-an.

“Gimana? Udah siap? Ketua Revelix yang angkuh sama ketua Avaluenz yang ambisius.  Kalian bener-bener cocok kalo disatuin,” ucap Kelvan. Lelaki itu kembali menunjukan senyum Devilnya hingga membuat Alzean jengah.

“Bacot Lo!” ketus Alzean sedikit berteriak.

Kelvan tertawa terbahak-bahak. “Gue gak sabar ngalahin kalian berdua. Ya, walaupun kemungkinan besar kalian bakal kerja sama. But, gue tetep bakal menang karena anggota gue jauh lebih banyak daripada Lo pada.”

Benar saja, Anggota Revelix dan Avaluenz seakan tak ada apa-apanya jika dibanding anggota Lion Gang. Anggota Alzean dan Devano hanya berjumlah seratusan orang. Tentu sangat jauh berbeda dengan anggota Kelvan.

“Gak usah banyak omong Lo! Selalu kalah aja belagunya luar biasa! Kalau gue sih malu udah kalah masih berani ngajakin tawuran!” cibir Devano.

Kelvan mengepalkan tangannya kuat. Tentu saja dirinya tak akan menerima hinaan yang dilayangkan Devano. Hinaan itu benar-benar menjatuhkan harga dirinya. Apalagi tawaan dari anggota Revelix dan Avaluenz yang terdengar jelas di telinganya.

“Hajar!”

Mendengar teriakan itu, kompak seluruh anggota Lion Gang berlari menghampiri masing-masing anggota Revelix dan Avaluenz. Mereka semua benar-benar sangat lihai saat ini. Sudah dipastikan bahwa persiapan mereka jauh lebih besar daripada sebelumnya.

Beberapa anggota dari Revelix mulai tumbang. Begitu juga dengan Avaluenz. Lawan tak sama dan persiapan belum lengkap. Kedua hal itu menjadi faktor paling berpengaruh untuk kekalahan Revelix dan Avaluenz nanti.

Virgo sebagai wakil ketua Lion Gang menghampiri Queenza—salah satu anggota Avaluenz dengan kekuatan yang tak bisa diragukan. Namun kali ini sepertinya kekuatan Queenza seakan tak ada apa-apanya jika sudah berhadapan dengan Virgo. Lelaki dengan senyum miring itu benar-benar sudah mengasah kemampuannya hingga berani melawan Queenza.

“Lo sering ngalahin anggota gue. Tapi sekarang—”

“Gak usah banyak bacot Lo!”

Beberapa kali Queenza mencoba menonjok wajah Virgo, namun, dengan cekatan lelaki itu menghindarinya hingga membuat Gadis itu lelah sendiri. Anggota Lion Gang benar-benar sudah berlatih keras!

Virgo tersenyum smirk. “Sekarang giliran gue!”

Lelaki itu menendang perut Queenza hingga gadis itu tersungkur. Tak sampai disitu, dengan tak berperasaannya Virgo menginjak perut Queenza hingga mulutnya memuntahkan banyak darah.

Kali ini sasaran Virgo adalah leher Queenza. Lelaki ini benar-benar seperti orang kesetanan. Juga senyum licik yang semakin membuatnya terlihat menyeramkan.

ALANA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang