“Selagi masih bisa berusaha maka berusahalah. Jangan sampai kamu menyesal di kemudian hari.”
- Alana Zealinne Artharendra
•••
Aksa segera membuka pintu apartemennya setelah mendengar bel berbunyi. Matanya bahkan masih setengah tertutup. Entah siapa yang datang ditengah malam seperti sekarang. Sebenarnya malas bagi Aksa untuk turun dari kasurnya yang empuk. Namun karena bel rumahnya terus berbunyi membuatnya mau tidak mau harus mengeceknya.
Seorang lelaki berperawakan tinggi masuk begitu saja kedalam apartemennya tanpa basa basi terlebih dahulu. Bersamaan dengan itu pula mata Aksa membulat sempurna begitu melihat penampilan dari sosok lelaki yang kini sudah berbaring di sofa mahalnya.
Keadaan Alzean benar-benar kacau. Lelaki itu mabuk berat hingga membuat mata dan wajahnya memerah. Tubuhnya juga basah kuyup akibat terkena air hujan. Bahkan dengan melihat penampilannya saja Aksa sudah bisa memastikan jika sahabatnya itu tengah di rundung masalah.
Aksa menghela nafas dan kembali menutup pintu apartemennya. Kakinya melangkah mendekati Alzean diatas sofa. Sahabatnya itu benar-benar tidak terlihat baik-baik saja. Ada sesuatu yang membuatnya menjadi seperti sekarang.
“Lagi ada Masalah?” tanya Aksa to the point. Bahkan rasa kantuknya mulai menghilang setelah melihat keadaan Alzean sekarang.
Tidak ada Jawaban dari Alzean. Lelaki itu malah memberikan handphonenya pada Aksa. Menunjukkan foto profil Lea yang memperlihatkan dirinya tengah berpegangan tangan dengan gadis licik itu.
Mata Aksa membulat sempurna. Tidak menyangka dengan apa yang baru di lihatnya. Semua orang mungkin akan menduga jika Alzean dan Lea sudah berselingkuh hanya dengan melihat foto tersebut. Termasuk dirinya.
“Lo selingkuh?!” tuduhnya.
Sama seperti tadi. Tidak ada jawaban yang keluar dari bibir tipis Alzean. Lelaki itu tidak menggeleng atau mengangguk. Atau hanya sekedar mengatakan ‘Tidak’. Membuat Aksa semakin geram dibuatnya.
“Jawab, Alzean!”
Suara Aksa menggema di seluruh ruangan. Tangannya terkepal kuat. Aksa paling membenci lelaki yang berani menyakiti seorang wanita. Aksa selalu berusaha untuk menghormati wanita terutama ibunya sendiri. Dan Alzean dengan mudahnya menyakiti Alana?
“Oke. Diem Lo gue anggep bener!”
“Berarti Lo bener-bener selingkuh, ‘kan?”
Tangan Alzean terkepal setelah mendengar kalimat yang barusan lolos dari bibir Aksa. Matanya menatap lelaki itu nyalang. Alzean benci saat seseorang menuduhnya tanpa tau kenyataannya terlebih dahulu. Membuatnya semakin naik pitam.
“Gue gak selingkuh!” bantahnya.
“Terus maksud foto itu apa? Kalo bukan selingkuh terus apa?!”
“Itu semua rencana Lea!”
“Masih mau ngelak Lo?”
“Semua itu bener-bener rencana Lea!”
Air mata Alzean lolos begitu saja. Ucapan Alana tadi kembali terekam jelas di telinganya. Rasanya menyakitkan saat orang yang benar-benar mencintainya tidak mempercayainya lagi. Seburuk itukah dirinya di mata Alana?
“Gue gak selingkuh ...,” lirih Alzean. Wajahnya semakin memerah. Membuatnya benar-benar terlihat menyedihkan.
Aksa menatap Alzean dengan tatapan yang sulit di artikan. Sulit baginya untuk percaya. Namun tidak mungkin Alzean berbohong pada dirinya. Selama ini Alzean selalu berbagi segalanya. Aksa tau Alzean begitu mencintai Alana. Dan tentang perselingkuhan ini. Aksa menjadi ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA (END)
РазноеDiabaikan Orangtua. Diabaikan sahabat kecil. Diabaikan keluarga. Diabaikan semua orang. Dijadikan pelampiasan. Disakiti secara halus. Selalu dikecewakan. Selalu merasa terpuruk. Tak pernah dihargai. Tak pernah dianggap ada. Selalu disalahk...