Part (06)

1K 38 2
                                    

Happy Reading🌻
.

.

.







Kiw...kiw

Udaranya panas kaya liat kamu sama dia. 😚

.

.

.




"Selamat malam tuan"

"Malam." Hanya sebatas sapaan dingin kemudian berlalu. Langkahnya menuju sebuah pintu berwarna silver, jemarinya menekan setiap angka yang tertera pada tombol kotak yang menempel di samping pintu. Tak berselang lama pintu segera menutup.

TING

Pintu silver itu kembali terbuka menampakan lelaki berbadan tegap dengan balutan kaos hitam dipadukan dengan celana denim hitam.

"Malam honey." Kazuna memeluk sang suami yang baru saja datang.

"Anak-anak belum turun?"

"Belum, biar aku panggil mereka, kamu tunggu sebentar." Kazuna segera menuju ke kamar anak-anaknya.

"Zergan, bagaimana keadaan markas?" Ucap Victor kepada lelaki yang berdiri di sudut ruangan.

"Setelah terjadinya penyerangan beberapa hari yang lalu kondisinya kembali stabil." Ucap Zergan.

Zergan adalah kaki tangan Victor di dunia bawah maupun dunia atas, kemapuannya yang cekatan dan teliti sudah tidak diragukan kembali. Seorang anak yang di ambil dari pelelangan membuatnya membalas budi untuk mengabdi seumur hidup pada keluarga ini.

"Apa kau sudah menemukan pelakunya?" Tanya Victor.

"Maaf tuan bawahan orang itu sangat setia pada tuannya, saya masih berusaha mencari bukti lainnya." Zergan menunduk was was takut bila pisau makan yang di pegang tuannya melayang tiba-tiba ke arahnya.

"Hmm."

♧♧♧

"Sudah ku duga pasti demam."

"Hey bangun dulu kita makan malam." Xavier menggoyangkan badan Gabrio yang terus menempelinya. Anak itu pindah ke kamarnya beberapa jam yang lalu.

"Eumm, nanti masih ngantuk." Gabrio merengek dan kembali mendekap tubuh kakaknya dengan erat.

"Kau demam, ayo makan dan segera minum obat." Xavier memutuskan menggendong Gabrio karena anak itu tidak meresponnya.

Langkahnya pertama membawa sang adik kedalam kamar mandi, ia mendudukan Gabrio dia pinggir bathup kemudian sedikit membasuh wajah sang adik dengan air hangat dan tak lupa menyikat gigi milik Gabrio.

"Pasta giginya nggak enak hiks." Rengek Gabrio.

"NGGAK ADA RASANYA HUWAAA..."

Xavier menghela napas kasar, adiknya sangat manja dan sensitif jika sedang sakit. Pasta gigi ada rasanya?, ayolah ia bukan penggemar pasta gigi dengan macam-macam rasa buah seperti milik adiknya yang memiliki rasa anggur.

Tanpa berlama-lama ia mengangkat adiknya dengan gendongan koala, saat membuka pintu ia dikejutkan dengan Kazuna yang sudah berdiri disana.

"Pantas saja ia menghilang ternyata disini." Ucap Kazuna tersenyum dan mengelus rambut milik Gabrio.

"Dia demam." Ucap Xavier lalu melangkah keluar dari ambang pintu diikuti oleh Kazuna.

"Apa dia tidak berat Vier?" Tanya Kazuna saat melihat Xavier yang menggendong anak bungsunya.

"Tidak. Dia ringan, seperti tidak pernah diberi makan." Ucapnya membuat Kazuna tersenyum.

Ayolah tidak diberi makan?, bahkan anak itu adalah mesin pengunnyah handal segala macam makanan yang disediakan, maka akan habis olehnya.

TING

Mereka bertiga sampai di ruang makan, berbagai makanan tersaji diatas meja, jika dipikir mereka hanya makan berempat tapi makanan yang tersaji terlalu banyak.

Victor juga menyediakan ruangan khusus maid maupun pengawal untuk mereka sarapan maupun makan malam, ruangan itu ada di sebelah selatan mansion. Bangunan yang besar cukup untuk menampung seluruh maid dan pengawal.

"Selamat malam."

"Malam son, ada apa dengan adikmu?" Tanya Victor.

"Demam."

"Hhm."

Begitulah sekilas obrolan sesama manusia es jika bertemu.

Xavier mendudukan dirinya bersama Gabrio yang masih setia berada digendongannya. Sedikit sulit untuk makan jika posisi adiknya seperti ini, namun ia sama sekali tidak mempermasalahkannya.

"Berikan Gabrio pada papa." Ucapnya diangguki sang anak. Dengan sigap Victor memangku Gabrio, bagaimanapun anak ini harus makan.

"Buatkan bubur." Ucapnya pada Kazuna.

Selagi menunggu bubur, Victor kembali makan malam dengan tenang, anak dalam pangkuannya juga masih tertidur.

Kazuna datang dengan semangkuk bubur ditangan kanannya dan segelas susu coklat di tangan kirinya.

"Apa perlu aku yang menyuapinya?", tawarnya pada sang suami.

"Tidak biar aku saja...selesaikan makan malammu."

Victor membangunkan Gabrio untuk makan, raut kesal sang anak akibat diganggu saat tidur membuatnya terlihat lucu.

"Buka mulutmu!"

"Enggak mau bubur!" Gabrio menolak bubur yang ada di hadapannya.

"Just open your mouth, then everything will be done." Anak itu masih tetap saja menolak dengan membekap mulut kecilnya dengan kedua tangan itu.

"Apa kau ingin bertemu denangannya huh?" Tanya Victor disertai seringai khas miliknya. Dengan cepat Gabrio membuka mulutnya dan menyambar sendok yang berada digenggaman Victor.

"Good boy." Victor mengusak rambut halus putranya.

"Papa nggak good hiks..." ia kembali memakan buburnya dengan merampalkan segala hujatan yang ia tujukan pada Victor.



🤫____/____/____/____😵
TBC

GABRIO KARAZU WITTELSBACH🦊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


GABRIO KARAZU WITTELSBACH
🦊












👇

AVIOTHICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang