Part (04) : hampir mokad

997 39 0
                                    

Happy Reading🥞

.

.

.






















"Papah ayo kita berenang~" Gabrio terus saja menempeli Victor yang sedang bersantai diruang keluarga.

"Nanti dulu son." Ucapnya membuat Gabrio cemberut.

"Umm papa nggak lupa sama janji papa-kan?" Tanyanya pada Victor. Victor menghela napas karena putranya sedari tadi selalu mengoceh seperti anak burung yang belum diberi makan.

"Tidak."

Gabrio hanya mengangguk, jika nanti papanya memberikan hadiah ia akan berikan kepada Xavier, karena tadi kakaknya mau melepaskannya dengan mudah.

"Mau kemana?" Tanya Victor saat Gabrio meninggalkannya sendirian. Anak itu berlari kecil.

"Berenang." Ucapnya tanpa menoleh kepada orang yang bertanya, ia sangat bersemangat untuk menceburkan diri kedalam air.

Kolam berenang berada di kawasan lantai satu dimana letaknya masih sekawasan dengan Victor yang berada di ruang keluarga.

"Akhirnya berenang." Ucapnya senang sembari melepaskan pakain yang ia kenakan. Pakaian itu tergeletak di lantai begitu saja. Anak itu hanya menggunakan boxer bermotif macan tutul.

Byurr

"Senangnya dalam hati azek-azek."

Gabrio memasukan tubuhnya kedalam air sepenuhnya. Ia berenang dari ujung terdangkal hingga ujung yang terdalam. Victor sengaja mendesign kolam renangnya terbagi menjadi tiga kedalaman.

Kolam pertama kedalamnnya sekitar satu meter setengah, kira-kira sebatas dada orang dewasa, kolam kedua kedalamnnya sekitar dua meter dan kolam ketiga kurang lebih dua meter setengah. Jika dilihat dari permukaan atas kolam itu terlihat sama ratanya namun jika dicobai secara langsung bisa saja menewaskan orang yang tidak bisa berenang.

Gabrio sejak kecil memang sudah dilatih berenang, bahkan seluruh keturunan Wittelsbach diwajibkan untuk bisa berenang. Itu menjadi dasar utama beladiri bagi mereka.

"Huff tumben banget ngga ada yang jaga, biasanya om-om kepala botak pada jaga." Ia mencoba melihat sekeliling, mengamati setiap sudut yang biasa digunakan para pengawal untuk berjaga.

"Sepi juga renang sendirian, kak Vier mau ngga ya diajak berenang?" Monolognya. Setelah dipikir-pikir tak ada salahnya untuk mengajak kakaknya itu. Ya, ia bertekad  meminta kakaknya untuk menemaninya berenang.

Gabrio berenang ketepian karena posisi dirinya berada di kolam sedalam dua meter. Entah kenapa keberuntungan tidak berpihak kepada dirinya. Sial...kakinya mengalami keram dadakan.

"AAHKKK..." ia mencoba memegangi kaki kanannya, rasanya seperti mati rasa tidak bisa digerakan.

"Aduhh kok keram sih..sshh sakit banget." Ia mencoba menggerakan kaki kanannya, namum nihil kaki itu seakan mati rasa.

Tambah sakit iya.

"PAPA HELP!" Teriaknya mencari bantuan dari Victor, berharap papanya itu mendengar teriakan darinya.

"Nyesel banget gak dengerin kata si bapak tadi."

Ia memang bisa berenang tapi tidak dengan salah satu kaki yang kerem, itu sangt sulit untuknya.

♧♧♧

"Gabrio." Victor mendengar teriakan putranya yang meminta tolong, segera ia bergegas kearah kolam berenang.

AVIOTHICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang