Part 32 : Siapa dia?

233 12 0
                                    

Happy Reading🍨

.



.



.



.


Disinilah Gabrio sekarang berada, duduk di sebuah kursi di dalam sebuah ruangan yang cukup luas dan rapi, tak ada seorangpun di sana, hanya ada dirinya saja.

Merasa bosan ia mendekati sebuah kaca besar yang menjadi pembatas indahnya pemandangan dari lantai empat puluh, ia bisa melihat pemandangan kota yang cukup ramai. Wajar saja karena ini adalah jam-jam produktif dimana setiap orang akan melakukan aktivitas. Ruangan kakaknya ini mampu menyajikan panaroma yang cukup indah.

Saat asik melihat indahnya pemandangan, tiba-tiba saja ia di kejutkan oleh seseorang yang masuk ke dalam ruangan. Itu terbukti karena adanya dencitan pintu yang terbuka. Sontak ia melihat kebelakang dan mendapati seorang lelaki tampan yang sedang menatapnya.

"Kau...siapa?" tanya lelaki itu penuh selidik.

"Eumm..."

Astaga apa yang harus ia katakan?, tak mungkin jika berkata dirinya adalah adik dari seorang Kenzo. Bagaimana respon kakaknya jika mendengar nanti?

Laki-laki itu mulai mendekat ke arahnya, apa yang harus ia lakukan?

"Kenapa ada di sini?" lelaki itu berjongkok menyejajarkan tingginya dengan tinggi Gabrio. Tatapan tajam dan suara tegas tadi berubah menjadi lembut.

Gabrio merasa sedikit tenang sekarang, karena orang di depanya ini tidak berlaku kasar sebaliknya justru orang itu berlaku lemah lembut kepadanya, bahkan rambutnya dielus beberapa kali.

"Tak perlu takut. Cukup katakan kenapa kau ada disini. Dan siapa namamu anak kecil?"

"Eumm Gabrio," cicitnya pelan dengan kepala menunduk.

"Kenapa ada disini hm?" Lelaki tadi mengangkat dagu Gabrio agar menatapnya, karena sedari tadi anak itu hanya menunduk enggan untuk menatapnya.

Pandangan keduanya saling bertemu, dan terjadilah kontak mata beberapa saat, namun lelaki itu segera memutuskannya saat melihat manik Gabrio.

"Ayo ikut dengan ku," ucapnya lalu mengakat Gabrio dalam gendongannya.

Lelaki itu membawanya keluar ruangan berniat untuk membawa anak dalam gendongannya berkeliling, siapa tahu orang tua anak ini sedang kebingungan mencari.

"Kemana?" tanya Gabrio pelan dan memilih meyenderkan kepalanya di bahu orang yang menggendongnya saat ini.

"Tuan maaf," seorang lelaki dengan setelan formalnya mengentikan langkahnya.

"Anda ingin kemana?"

"Menemukan induk anak ini," ucapnya membuat lelaki berpakain formal tadi sedikit meringis.

"Tidak perlu tuan nanti-" ucapnya ingin menjelaskan namun harus terpotong.

"Kau tidak merasa kasihan dengannya?"

"Tapi tuan-"

Sebelum menyelesaikan ucapannya, lelaki tadi tetap kekeh membawa anak dalam gendongannya untuk melangkah pergi.

"Bagaimanaa ini?, mencari induk anak itu, hei?" ucapnya tak percaya.

"Bagaimana jika tuan Kenzo tahu, astaga?" kini ia hanya bisa pasrah jika akan mendapat amukan dari tuanya karena membiarkan bocah yang dititipkannya tak berada di tempat semula.

♧♧♧

"Ya begitu teruslah makan, agar pipimu semakin berisi." ucapnya mengamati bocah yang tak lain adalah Gabrio yang sedang mengunyah donat.

AVIOTHICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang