Happy Reading🐮
..
.
.
.
.
Zio telah bertemu dengan kedua orang tua dari sahabatnya. Ia telah menganggap kedua pasutri itu sebagai orang tua kedua baginya. Kehangatan seorang ibu yang selama ini sudah lama ia tidak dapatkan kembali muncul saat bertemu seorang wanita seperti Kazuna, baginya Kazuna sosok ibu yang hangat dan perhatian.
"Hei bocil bisakah kita eumm...berteman?" Tanya Zio yang mendudukan diri disamping adik sahabatnya.
"Nggak, jauh-jauh husss." Usir Gabrio acuh namun tidak membuat Zio marah, sebaliknya ia tertantang dengan bocah disampingnya.
"Enak banget tuh mulut ngatain bocil!"
"Nggak bisa tuh, kursinya ada lemnya jadi lengket." Ucap Zio enteng.
Gabrio hanya menghela napas kasar, sungguh manusia satu ini menyebalkan. Dengan malas ia bangkit dari duduknya untuk pindah disamping Xavier, yang posisinya duduk di sofa single.
Tanpa permisi anak itu langsung naik dan duduk dipangkuan Xavier, ia menyamankan posisi duduknya dan melanjutkan dengan game yang tertuda beberapa menit yang lalu.
Xavier mengusak surai adiknya, ia tidak masalah dengan itu, sekilas menatap Zio dengan muka angkuhnya, seperti mengatakan jika ia pemenangnya.
"Kenapa kau tidak membawa adikmu kemari, dari pada mengganggu adiku?" Celetuk Xavier.
"Anak itu tidak seru...lebih seru dengan adikmu." Ucap Zio dengan tersenyum setan.
"Akan ku lubangi terlebih dahulu kepalamu itu!" Ucap Xavier bersungut.
"Hahahaha..."
♧♧♧
"Maaf tuan, kekasih anda ingin bertemu dengan anda." Pria bernama Lois itu seraya membungkuk di hadapan Tuannya.
"Biarkan masuk." Ucap Kenzo acuh.
"Silahkan masuk nona." Ucap Lois mempersilahkan. Dengan cepat wanita bermarga Lorest itu masuk.
Ceklek
"Heyy babbyy~" Suara rengekannya mampu membuat bulu kuduk milik kenzo meremang.
"Sial!"
CUP
Diam. Benar-benar diam, tidak biasannya sang kekasih seperti ini, ia memang tahu jika kekasihnya ini tipe kulkas, tapi kali ini mungkin berubah menjadi freezer.
"Apa yang kau inginkan?" Tanya Kenzo dengan rautnya yang datar. Enggan menatap sang pujaan hati.
"Hanya ingin bertemu denganmu, memangnya bertemu dengan siapa lagi, hm?" Ucapnya langsung duduk di pangkuan milik Kenzo tanpa izin terlebih dahulu.
"Aku dengar kau akan pergi ke seberang sana?", tanya seorang Viona Lorest, putri tunggal dari keluarga Lorest.
"Hmm."
"Ck, bagaimana kau tidak mengatakannya padaku?, aku juga ingin ikut untuk menemui mama mertuaku~" rengeknya manja, namun berubah menjadi canggung saat maniknya bersitegang denan manik kelam seorang Kenzo.
"Ehmm, ma-maksud ku calon mama mertua." Ralatnya.
Apa-apaan ini, belum sah saja sudah mengaku sebagai menantu.
"Pergilah aku memiliki pekerjaan penting." Ucap Kenzo, namun membuat amarah Viona seketika menguar.
"APA KAU LEBIH MEMENTINGKAN BERKAS SIALAN ITU KETIMBANG DIRIKU, KEN?" Teriaknya marah. Bagaimana tidak ia datang jauh-jauh setelah melakukan pemotretan. Dan inikah balasan sang kekasih untuk dirinya?
Ya. Dia seorang model.
"KENZO JAWAB PERTANYAANKU!" Teriaknya namun tak ditanggapi oleh si empu. Kenzo lebih memilih abai lalu mengambil berkas-berkas yang dianggapnya jauh lebih penting.
"Hiks...kau jahat hiks..." Isakan lolos begitu saja dari bibir mungil sang kekasih. Dengan terpaksa Kenzo berdiri dari singgasananya dan memeluk Viona.
Greb
"Aku datang dari jauh, dan kau tidak melihatku disini." Ucapnya semakin mengeratkan pelukan sang kekasih.
"Diamlah, aku disini." Ucap Kenzo.
"Aku ingin ikut bersamamu." Isakan tadi sudah hilang, berganti dengan lirihan yang mampu menyapu pendengaran milik Kenzo.
"Hmm." Dehem Kenzo menyetujui. Dengan cepat Viona semakin mengeratkan pelukan dan mendusalkan wajahnya lebih dalam ke dada bidang sang kekasih yang memiliki aroma maskulin mendominasi.
..
.
🤧____/____/____/____😭
TBCSantai dulu gak sih?
Pendek ya?...ntar malam up lagi deh
Untuk konflik belum terlihat di part awalan, sabar ya wakkSumpil kalo ada typo ane gak sengaja, sebelum up pasti udh tak baca berulang-ulang, tapi entah kenapa masih ada ajaa, jadi saya mohon sangat ygy kalo ada typo ditandai😭
_love_
🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIOTHIC
Teen FictionMencari kebebasan yang tak pernah ia dapatkan, seorang remaja yang terjebak didalam sangkar emas buatan keluargannya sendiri. Bisakah mereka mengerti akan dirinya yang haus akan kebebasan?, cukup selama ini ia diam dengan segala aturan yang diberika...