Happy Reading🍜
.
.
.
.
.
Alunan melody indah terdengar begitu syahdu. Diselingi dengan suara gemuruh langit yang mendung, suasana seperti inilah yang membuat perasaan menjadi tenang. Air suci Tuhan perlahan turun mebasahi tanah syurga, katanya?
Kini Gabrio harus mempertanggung jawabkan kesalahannya. Terhitung ia berada di dalam ruang jeruji besi hampir satu jam lamanya.
Ingin berteriak menyuarakan pemberontakan rasanya ia sudah tak mampu lagi. Air matanya seakan kering. Duduk dengan tubuh yang terikat di kursi mungkin tidak terlalu buruk jika itu menjadi hukuman untuknya. Namun tetap saja ia menyesal karena membuat Papa dan Kakaknya marah, andai tetaplah andai. Waktu yang lalu tak akan pernah bisa diputar kembali.
Gggrmmm
Ya, begitulah alunan melody yang syahdu dibawah guguran air suci tuhan yang ia dengar selama hampir satu jam ini. Demi apapun ia ingin menjerit dan meraung tetapi jika ia melakukannya suara itu kian terdengar semakin kencang. Ia takut.
"Hikss...,"
"Papa, Io nggak mau disini hiks..." Gabrio terus saja memanggil Victor, berharap jika ia bisa segara dibebaskan.
Sedangkan di lain tempat, Xavier masih mengamati sang adik lewat cctv yang terpasang di tempat Gabrio berada saat ini.
Ia menyeringai puas karena menghukum adik kecilnya yang nakal itu. Ada sedikit rasa iba saat adiknya beberapa kali memanggil dirinya maupun Papanya. Namun apa boleh buat anak itu masih dalam masa hukuman.
"Ck, anak nakal harus dihukum." Xavier kembali melanjutkan mengawasi cctv, yah anggap saja tontonan sekaligus hiburan gratis untuknya.
Tokk...tokkk
"Masuk!"
"Selamat malam tuan, makan malam untuk Braxi dan Maxi sudah siap tuan." Xavier yang mendengar berita itu cukup sumpringah dibuatnya.
"Hmm, aku akan kesana."
"Menakjubkan." Xavier segera melangkah keluar dari ruangan pribadinya dan ia tak sabar bertemu dengan mereka.
♧♧♧
Kazuna sedari tadi mondar mandir tak menentu, ia mencoba menghubungi suaminya namun selalu gagal, apa yang di lakukan suaminya sampai-sampai panggil telfon darinya tak ada jawaban?"Nyonya, kami sudah menelusuri seluruh mansion namun nihil, tuan muda tidak ditemukan," ucap salah satu pengawal yang diberi tugas oleh Kazuna untuk mencai anaknya.
Gabrio hilang!
"Astaga bagimana ini?"
"Victor sialan!, akan kuhancurkan koleksi kesayangannya itu nanti!" Kazuna naik darah setelah mendapat kabar dari pengawalnya. Ditambah lagi kemana perginya Xavier dan Kenzo, bahkan mereka berdua tak terlihat batang hidungnya.
"Kemana Kenzo dan Xavier?" tanya Kazuna.
"Maaf nyonya setahu saya tuan Xavier pergi bersama tuan Victor namun-"
"kenapa kau tak bilang padaku sedari tadi!?" Kazuna menyela penjelasan pengawalnya. Otaknya runyam.
"Maaf nyonya."
"Lalu dimana Kenzo?, anak itu juga tak bisa dihubungi." Kazuna mendengus marah. Kenapa anak-anaknya sering hilang dengan tiba-tiba?
"Saya kurang tahu nyonya."
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIOTHIC
Teen FictionMencari kebebasan yang tak pernah ia dapatkan, seorang remaja yang terjebak didalam sangkar emas buatan keluargannya sendiri. Bisakah mereka mengerti akan dirinya yang haus akan kebebasan?, cukup selama ini ia diam dengan segala aturan yang diberika...