Happy Reading🍻
..
.
.
Nungguin yakk
"Ada apa dengan adikmu son?" Tanya Victor saat melihat Xavier yang menggendong Gabrio.
"Hanya tidur." Xavier berniat akan membawa adiknya ke kamar.
"Tidurpun tetap menggemaskan." Victor tersenyum saat melihat pipi Gabrio yang gembil menempel di bahu Xavier.
"Ada apa honey?" Kazuna baru saja datang dengan membawa secangkir kopi hitam kesukaan suami tercintamya.
"Anak-anak baru saja pulang."
"Ini kopimu.", ucapnya menyodorkan kopi racikannya sendiri.
"Thank's honey."
♧♧♧
CeklekTap
Tap"Eughh...nggak mau." Tangan Gabrio memeluk erat leher Xavier saat akan diletakan di ranjang.
"Baiklah...kakak temani tidur." Xavier mengalah untuk menemani si bungsu tidur siang. Ia merebahkan tubuhnya hati-hati karena lehernya masih di pegang erat oleh adiknya.
"Beruang ku mana?" Tanya Gabrio dengan mata terpejam. Matanya benar-benar lengket ingin dipejamkan, tapi ia teringat boneka yang dibelinya tadi. Ia ingin memeluknya.
"Ada di bawah nanti biar pengawal yang mengantarkannya ke kamarmu." Ucapnya setelah itu ia memeluk erat si kecil dengan possesif.
Saat ini Gabrio tidur bukan di kamarnya melainkan dikamar Xavier, aroma kamar mereka sangat berbeda karena itu Gabrio paham betul bahwa ini bukan kamarnya.
"Mine."
Xavier mendusalkan wajahnya ke ceruk leher adiknya itu sangat nyaman dengan aroma bayi yang menyegarkan.
♧♧♧
"Tuan kapan kita akan ke sana?" Tanya seorang lelaki berjas rapi kepada sosok lelaki yang tengah memandangi indahnya kota tokyo sembari menyesap wine.
"Secepatnya setelah masalah disini selesai. Kau periksa seluruh pasokan senjata yang masuk hari ini." Ucap sosok itu kepada tangan kanannya. Ya lelaki itu adalah tangan kanannya.
"Baik tuan, saya permisi."
"Hmm."
Sosok itu terlihat tampan saat rambutnya terurai, garis wajah tegas dan tatto naga yang meliliti katana yang terpapang jelas di punggung kekar miliknya, tentu saja menambah kesan hot.
Ceklek
Suara pintu terbuka tanpa diketuk sebelumnya membuat ia hampir mengumpati orang itu, namun ia urungkan karena yang baru saja masuk adalah kekasihnya.
"Wau sayang kau menakutiku." Ucap wanita itu terkejut ketika sebuah revolver di arahkan kepada dirinya.
"Kau masuk tanpa mengetuknya dahulu sayang, untung saja peluru manisku tidak meluncur bebas mengenai kepalamu" Ucap lelaki itu dengan sinis.
"Maafkan aku." Kini wanita itu memeluk erat badan etletis sang kekasih dan tak lupa mencium aroma maskulin yang memabukan itu.
"Aku ingin kau selalu bersamaku." Bisik wanita itu dengan sedikit menggoda sang dominan.
"Jangan memancingku!" Tekan lelaki yang sudah bersamanya kurang lebih dua tahun ini.
"Jika aku tak mau, hm?" Wanita itu mengelus batang kekasihnya yang kini sudah mengeras.
"Fu*k, your little slut."
"Keluar sekarang!" Perintahnya lalu mendorong wanita yang notabenya kekasihnya itu untuk keluar dari ruangannya.
"Ayolah aku bisa membantumu baby." Ucap wanita itu dengan nada manjanya.
"KELUAR SEKARANG!"
Dengan berat hati wanita itu keluar dari ruangan kekasihnya, kenapa selalu gagal saat berdekatan dengan kekasihnya.
"Sialan aku akan mwndapatkanmu."
♧♧♧
Mata rubah itu terbuka perlahan menyesuaikan cahaya lampu yang menyilaukan. Ia merasakan sebuah beban yang berat di perutnya. Ah ternyata tangan ini milik kakaknya.
Dengan hati-hati ia melepaskan pelukan possesif Xavier, namun aksinya gagal karena Xavier semakin mengencangkan pelukannya.
"Tidur lagi...kakak masih mengantuk." Bisik Xavier di dekat telinga sang adik. Hal itu membuat bulu kuduk Gabrio meremang begitu saja.
"Tapi aku sudah tak ngantuk." Gabrio mencoba melepaskan pelukan kakaknya dengan brutal.
"Diam atau kau tau akibatnya Gabrio Karazu!", ucap Xavier dingin membuat sang adik diam seketika. Jika sudah begini mau bagaimana lagi ia hanya bisa menurut.
"Ayolah aku mau bersama dengan Papah." Ucap Gabrio memelas. Berharap kakaknya akan luluh.
"Dengan kakak saja, dari pada dengan si tua bangka itu." Gabrio mendelik saat Xavier mengatai Papahnya tua bangka. Benar-benar minus akhlak.
"Siapa ya mengataiku tua bangka?" Ucap Victor tiba-tiba yang tengah berdiri diambang pintu dengan bersedekap dada.
"PAPAH...TOLONG AKU DARI MONSTER DARAT INI!" Teriaknya pada Victor yang masih setia berdiri di tempatnya.
"Biar saja kau dimakan monster itu, karena kau nakal." Ucap Victor enteng.
"Papah~ kak Vier ngga mau ngelepasin tangannya padahal aku mau berenang." Rengeknya kepada Victor.
"Kau pendek nanti tenggelam." Timpal Xavier membuat si empu kesal. Enak saja dia itu tidak pendek, salahkan saja kakaknya yang seperti tiang listrik.
Tap
Tap
TapVictor mendekat kepada kedua putranya, ia hanya memandangi Gabrio yang kesal tanpa ada niatan membantu. Lucu sekali jika sedang marah.
"Jika bisa lepas dari monster ini, Papah akan berikan hadiah spesial untukmu." Ucapnya kemudian pergi keluar dari kamar anaknya.
"Kak ayolah kita bisa nego, nanti kalo Papah kasih hadiah, kita bagi dua deh." Bujuk Gabrio pada Xavier yang masih memejamkan matanya.
"Tidak perlu repot-repot." Xavier semakin mengeratkan elukannya membuat sang adik memekik tidak terima.
"HUWAAA LEPASIN DASAR MONSTER DARAT JAHAT...PAPAH TOLONG ANAKMU YANG IMUT INI HUWAA..."
.
.
.
Yeyy aku kembali dengan part baru.
Jan lupa vote and comment yop😊
Byuby🍻
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIOTHIC
أدب المراهقينMencari kebebasan yang tak pernah ia dapatkan, seorang remaja yang terjebak didalam sangkar emas buatan keluargannya sendiri. Bisakah mereka mengerti akan dirinya yang haus akan kebebasan?, cukup selama ini ia diam dengan segala aturan yang diberika...