Part 21: Taruhan jadi babu

437 15 2
                                    

Happy Reading🐯
.






.




.





.











.











"Sshh lebih cepat sayang," pinta Victor.

Sedangkan Kazuna yang mendapatkan perintah segera mempercepat gerakannya. Bagaimana tidak lambat?, suaminya itu mengurung dirinya dikamar selama satu jam. Dirinya capai akankah Victor mengerti huh?

"Victor aku lelah." Keluhnya.

"Sebentar lagi, tahan sebentar honey," kalimat-kalimat seperti itulah yang Victor katakan terus menerus sedari tadi.

"Akhhh Victor kau menyebalkan!" dengan spontan Kazuna meremas kuat punggung lebar suaminya itu.

"Ck baiklah, kau selesai," ucap Victor mengakhiri, dan Kazuna mendesah lega, akhirnya selesai juga.

"Huhh...tanganku pegal sekali."

"Pijatanmu sangat ampuh, terima kasih." Ucap Victor yang masih terlentang diatas ranjang. Sedangkan Kazuna hanya tersenyum masam.

♧♧♧

Terik matahari perlahan menembus tirai bergradasi putih abu-abu. Tubuh itu terus saja mencari perlindungan dari sorot sinar yang menyorot tepat pada muka bantalnya. Lengan kecil itu memeluk erat sebuah benda yang ia yakini sebuah guling besar kesayangannya. Rasanya nyaman dan hangat.

"Aku harus memberikan tip untuk paman Jony, karena sudah membeli guling senyaman ini."

Jika sebuah guling hanya bisa dipeluk namun kenapa gulingnya ini terasa berbeda?

"Umm...teknologi no diragukan." Gabrio merancau tak jelas sambil mengelus guling miliknya.

"Apakah sangat nyaman?" Gabrio mengangguk setuju. Anak itu masih dalam mode tidurnya, sampai-sampai ia tak menyadari suara berat itu mengalun begitu saja.

"Bahkan guling juga bisa berbicara." Lagi-lagi Gabrio mengangguk setuju, anak itu masih saja terpejam.

"Tidurlah." Gabrio merasakan tepukan pelan pada bokong sekal miliknya. Tunggu...otaknya mulai bereaksi sekarang.

"Astaga!" Pekiknya dalam hati.

Siapa gerangan yang berani menyentuh bokong sekal nan sexy miliknya?

Gabrio memcoba menggeliat pelan dengan dalih ingin mengetahui siapa orang mempuk-puk pantat miliknya.

"Enghh." Ia merentangkan tangan dan sedikit menyipitkan matanya.

Saat ini jantungnya berdebar kencang seperti dentuman musik disco. Ia rasa ia salah liat, ya pasti salah, tak mungkin orang itu menemaninya tidur, apalagi sampai mempuk-puk bokongnya.

"Kesambet apa nih orang?"

"Masa iya cuma mimpi, tapi tangannya kerasa banget nempel di bokong"

"Apa jangan-jangan dia ini qorinnya?"

Masih sibuk dengan pikirannya, Gabrio tak merasakan jika orang yang ada di sebelahnya itu telah membuka mata. Manik gelap nan tajam itu memperhatikan setiap gerak-gerik yang dilakukan bocah didepannya saat ini.

Menggemaskan.

"Kau terkejut, hm?" Bisikan itu mengejutkan Gabrio yang sedang sibuk depan pikirannya sendiri. Demi apapun bulu kuduknya seketika merinding ketika hembusan napas stabil milik orang itu terasa di dekat telinganya.

AVIOTHICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang