Happy Reading🐭
.
.
.
.
Langit mendung seolah mendukung kesunyian yang melanglang buana di dalam sebuah ruangan berisikan manusia yang saling bersitegang. Guratan tercetak jelas dari masing-masing para tokoh yang saling diam beradu pandang.
"Aku tak bisa memutuskan terlebih dahulu." Seorang pria dengan balutan Jaz hitam disertai sebuah pin berbentuk naga dengan batu ruby yang terletak di ujung ekor naga yang melingkar.
"Apa yang membuatmu enggan menerima perjanjian ini?"
"Bukankah kita bisa mengambil kesempatan untuk memonopoli negara dengan kekuatan dan daya tarik investor luar?"
"Tidak bisa. Jika sampai grandholy mengetahuinya, kau boleh memenggal kepalaku jika sampai mereka tidak akan menghancurkanmu." Pria itu berucap dengan sinis menatap sang lawan bicaranya.
"Dengar. Kau tak perlu mengatakan padanya untuk meminta sebuah persetujuan. Kita bisa saling bekerja sama dan membangun sebuah lingkaran baru di dalamnya."
"Apa maksudmu?"
"Kudeta." Sang lawan bicara menatap pria ber pin itu dengan sungguh-sungguh.
"Pria sepertimu dengan cacat sosial akan melakukan kudeta pada Granholy, yang benar saja?" Pria ber pin itu tertawa dengan usulan sang lawan bicara. Ibarat setitik air yang menantang kobaran api dewata.
"Kau meremehkan ku?"
"Tidak sepenuhnya. Tapi dilihat dari sejarahmu saja, aku sudah tau tabiat seperti itu akan turun pada anak cucunya."
"Sial, jangan samakan dia denganku. Kami sudah berbeda generasi. Apa salahnya untuk mencoba kembali."
"Aku tau kita sudah berteman sangat lama. Tapi untuk yang satu ini aku benar-benar tak bisa membantumu." Pria ber pin itu seolah berucap dengan ekspresi sedihnya.
"Dengar. Ada satu hal yang belum pernah kau dengar. Ini tentang Grandholy." Bisik pria ber pin itu dengan pelan.
Sang lawan bicara hanya bisa diam menunggu kelanjutan dari pria ber pin naga itu. Jika saja ia tidak butuh pria di hadapannya ini, ia tak akan sudi untuk mengemis demi aksi kelancarannya.
"Katakan!"
"Haha...tidak ada yang gratis didunia ini, dude." Pria ber pin itu tersenyum remeh.
"Katakan!"
"Hah, kau ingin tau sekali ya ternyata."
"Baiklah dengan berat hati aku terpaksa mengatakannya sekarang. Tapi alangkah baiknya kita pindah ke ruangan ku saja."
"Mata-mata bisa berada dimana saja," lanjutnya dengan berbisik pada sang lawan bicara.
Mereka berdua segera pergi meninggalkan acara minum teh bersama untuk membahas kelanjutan tentang Grandholy.
Grandholy adalah salah satu aliansi bawah yang memiliki kekuatan yang cukup besar. Grandholy adalah julukan untuk petinggi yang benar-benar memiliki kendali besar untuk menggerakan sebuah tali kekang untuk mengendalikan kuda-kuda mereka agar sejalan dengan kemauan yang mereka inginkan. Bisa dibilang mereka adalah kusir untuk para kuda yang bekerja.
Aliansi ini berdiri sudah sejak lama, bahkan jabatan di dalamnnya sudah beberapa kali bergeser tergerus waktu. Dari generasi tua hingga saat ini Grandholy tetap saja berdiri kokoh dengan benteng pertahanan yang dibuatnya sendiri. Tak banyak yang tau tentang aliansi ini, termasuk pemerintahan sendiri. Ironisnya tanpa di ketahui pemerintahan itu sendiri Grandholy pun adalah pemegang setengah pendapatan negara. Gila bukan? Tapi inilah bukti gila dari kekuasaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIOTHIC
Teen FictionMencari kebebasan yang tak pernah ia dapatkan, seorang remaja yang terjebak didalam sangkar emas buatan keluargannya sendiri. Bisakah mereka mengerti akan dirinya yang haus akan kebebasan?, cukup selama ini ia diam dengan segala aturan yang diberika...