part (02) : Berdua

1.3K 51 2
                                    

Happy Reading 🍻
.

.

.

.

Sesuai janji Xavier kemarin yang akan membawa Gabrio ke mall, benar - benar ia tepati. Sepasang remaja berjalan bergandengan tangan, lebih tepatnya si pendek yang menggandeng si tinggi.

"Aku mau itu." Gabrio menunjuk sebuah boneka beruang yang dipajang di dalam almari kaca toko tersebut.

"Ayo kesana." Ucap Xavier menuruti kemauan adiknya. Dengan semangat Gabrio menarik kakaknya dengan cepat. Ia menginginkan si beruang jumbo itu.

"Selamat datang tuan." Sapa perempuan pegawai toko boneka itu dengan ramah.

"Aku menginginkan beruang itu." Tunjuknya mengarah ke almari kaca.

"Baik tuan, tunggu sebentar saya akan ambilkan."

Siapa yang tidak tahu tentang keluarga  WITTELSBACH. Semua akan tunduk saat mendengarnya. Bahkan mall yang sekarang dipijak oleh Gabrio dan Xavier itu adalah mall keluarga mereka, mall terbesar di kota ini.

Gabrio tersenyum lebar dibalik masker miliknya membuat mata sipitnya menggaris tipis. Ia senang sekali karena sebentar lagi ia mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Ini tuan bonekannya." Pegawai wanita itu datang dengan menggendong boneka beruang berwarna putih.

"Yeayy terima kasih." Ucapnya kemudian mengambil alih beruang putih yang sekarang menjadi miliknya.

"Sama-sama." Ucap pegawai itu tersenyum ramah.

"Ayo...sekarang kita makan." Ajak Xavier pada Gabrio yang terlihat kesusahan berjalan karena menggendong boneka beruang miliknya, yang ukurannya saja lebih besar dibandingkan tubuh anak itu.

"Tolong bawakan boneka adiku." Perintah Xavier kepada pengawal milik Victor yang sengaja ditugaskan mengawal kedua anaknya.

Xavier kembali menggandeng tangan adiknya,  terlihat jemarinya adiknya itu tenggelam dalam tautan jemari miliknya. Kenapa semua nya mungil?, apakah milik adiknya juga mungil?

"Kak..apa beruang itu tidak kemahalan?" Tanya Gabrio.

"Tidak..itu murah sekali, jika kau mau kakak akan beli sepabriknya." Ucap Xavier dengan muka angkuhnya itu.

"Ck, sombong mentang-mentang punya duit." Ucap Gabrio sinis, Xavier tidak marah dengan punuturan adiknya ia hanya tersenyum tipis.

Mereka memasuki sebuah restoran mewah yang berada di dalam mall, baru saja melangkah masuk lagi-lagi keduanya di sambut hormat oleh pegawai yang ada disana.

"Aku ingin ruang privacy." Ucap Xavier diangguki pegawai restoran.

"Sebelah sini tuan."

Xavier dan Gabrio melangkah mengikuti pegawai tadi yang menunjukan ruang makan khusus, biasanya hanya orang-orang penting yang akan menempati ruangan ini.

"Aku mau steak beef dan air putih saja." Ucap Gabrio pada Xavier.

"Samakan saja." Ucapnya kepada pegawai itu yang segera pamit undur diri.

"Apa Papa ngga marah kalau kita belum pulang?, hampir tiga jam keliling dari tadi." Terlihat raut  kekhawatiran dari wajah mungil Gabrio.

"Tidak...asal kau pergi dengan kakakmu yang baik ini.", ucap Xavier mencoba menenangkan adiknya yang terlihat khawatir.

"Ya terserah kakak saja lah." Gabrio memanyukan bibirnya. Ia hanya takut Papanya marah nanti.

Kurang lebih lima belas menit makanan yang mereka pesan telah sampai, aroma steak itu membuat perut meronta.

"Ini boleh dilepas?" Tanya Gabrio yang menujuk masker hitam yang melekat diwajahnya.

"Hmm."

"Kenapa harus pakai masker dan topi?" Tanya Gabrio. Jiwa kekepoannya mulai muncul.

"Agar terhindar dari debu." Ucap Xavier dengan enteng. Gabrio merasa tidak cukup atas jawaban kakaknya. Pasti ada hal lain pikirnya.

♧♧♧

"Mereka belum pulang?" Tanya Victor yang baru saja keluar dari kamar mandi. Terpapang dada bidang dan perut sispax miliknya. Surga dunia.

"Belum, Xavier bilang mungkin sebentar lagi." Ucap Kazuna pada sang suami yang sekarang berjalan kearahnya.

"Hmm...mereka menikmati waktu bersama, kenapa kita tidak seperti mereka hm?" Victor memeluk istrinya posesif.

"Kita sudah tua jika kau lupa...mungkin pinggangku akan patah jika kelakuanmu itu belum berubah." Ucap Kazuna sinis kemudian melepaskan pelukan seorang Victor.

"Ayolah honey aku merindukanmu." Ucap Victor memelas.

Ingat ia hanya manja kepada istrinya saja, jika di dunia luar ia akan terlihat seperti singa yang buas, berbeda lagi jika sudah berdekatan dengan Kazuna ia akan berubah menjadi kucing manja, tetapi ketegasan dirinya tetap melekat meskipun bersama sang istri.

"Cepat pakai pakaian mu Victor!" Tegas Kazuna pada suaminya yang sedang rebahan di sofa.

"Ya kau sangat cerewet."

.

.

.

Selamat hari minggu semua...

Besok senin.

Gimna gess, masuk gak ceritanya?
Don't porget to vote and kyomentt.


🦢

AVIOTHICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang