Happy Reading🍧
.
.
.
Gubrak
"Aduhh sakit." Teriak laki-laki bersurai coklat. Anak itu jatuh tersungkur diatas tanah yang ditumbuhi rerumputan yang tak terlalu tinggi.
Liquid bening meluncur bebas dari matanya karena merasakan rasa sakit dan sekaligus perih di area lutut dan dagunya. Ia pikir giginya akan rempal setelah ini.
"Huwaaa...berdarah hiks, mommy!" Teriaknya panik saat bibirnya mengeluarkan darah segar.
Seorang Wanita cantik lari tergopoh-gopoh lengkap dengan apron yang masih menempel apik di tubuhnya. Bagaimana tak panik jika saat berada di dapur untuk membuat cemilan kesukaan anak-anaknya dirinya dikejutkan dengan teriakan melengking anaknya itu.
"Astaga, Brannen apa yang terjadi?" Teriaknya panik dan segera mengangkat anaknya untuk dipindahkan ke ruang keluarga, karena mereka saat ini berada di halaman belakang.
"Apa yang kau lakukan anak nakal?, lihat ulahmu itu, pot bunga milik mommy mu ini rusak!" Ucap Wanita itu menatap garang.
"Hiks..mommy kok malah marah hiks, anaknya habis jatuh huwaaa." Tangisnya semakin menjadi. Sebenarnya lebih penting mana ia dibandingkan dengan pot sialan itu?
Poor Brannen.
"Jelaskan, kenapa bisa sampai seperti ini?" Ucap Wanita cantik itu sambil membersihkan darah dari dagu anaknya menggunakan tisu.
"Jatuh terpeleset." Ucapnya.
"Ck, makannya hati-hati kalau jalan." Ucap wanita cantik itu.
"Dari pohon maksudnya." Cicit Branenn pelan.
Wanita yang berstatus sebagai mommynya itu menganga tak percaya mendengar penuturan sang anak.
"Kenapa tidak bilang dari tadi astaga, tunggu disini!" Wanita itu segera menelpon dokter pribadi keluarga. Jika tahu begitu sudah dari tadi ia menelpon dokter, ia pikir anaknya hanya terpeleset biasa, ternyata ini luar binasa.
"Hallo Kendrick cepat datang kesini sekarang!" Ucapnya dengan mutlak.
"Terlambat semenit saja akan ku bakar rumah sakitmu." Ancamnya membuat yang di seberang sana bergeridik ngeri. Ternyata istri mafia kalau sudah marah sangat menyeramkan.
Tut
Panggilan itu di putus secara sepihak, sudah tau bukan siapa yang melakukannya.
"Hiks mommy sakit." Isak Branenn.
Tap
Tap
Derap langkah kaki mulai terdengar semakin mendekat, laki-laki berpawakan tegap dan gagah dengan balutan kemeja hitam yang di gulung setengah lengan menambah kesan wibawa tersendiri. Disampingnya terdapat anak laki-laki yang tingginya hanya sebatas dada sosok yang ada disampingnya.
"Kami pulang." Ucap yang lebih tua memberi salam.
"Bagus jika kau sudah pulang, lihatlah kelakuan anakmu itu Jerdan!" Ucap sang istri dengan kesal menunjuk kearah putranya yang masih terisak.
"Jatuh dari pohon, hm?" Tebak laki-laki bernama Jerdan Valter. Dari mana ia tahu?, tentu saja kemampuannya sudah tak diragukan lagi, dia seorang mafia bung. Matanya tidak hanya sepasang saja, masalah kecil seperti ini pun tentu ia tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVIOTHIC
Teen FictionMencari kebebasan yang tak pernah ia dapatkan, seorang remaja yang terjebak didalam sangkar emas buatan keluargannya sendiri. Bisakah mereka mengerti akan dirinya yang haus akan kebebasan?, cukup selama ini ia diam dengan segala aturan yang diberika...