LUKA

86 16 3
                                    

Dibalik sesuatu yang hilang, ada luka yang teramat dalam.
_Alaca Karanalik_

Jangan memaksakan seseorang untuk mengikhlaskan sesuatu, karena kau tak tau seberapa dalam luka yang dirasakan orang itu.
_Rendra Ezna_

Seyara17
*
*
*
*

Selamat menikmati
Diam dan Bacalah menggunakan hati.......

Setengah jam berlalu, hujan yang tak kunjung reda, justru semakin bertambah dengan derasnya. Membawaku menuju luka pada masalalu yang menjadi luka bersejarah bagi diriku.

Kehilangan, aku pikir ketika diriku dihadapkan dengan kehilangan yang mendalam. Aku sudah siap dan akan biasa saja, kenyataannya berbeda dengan apa yang di pikirkan oleh diriku sebelumnya, sebelum benar-benar dihadapkan dengan kehilangan.

"Aku merindukanmu, bisakah engkau kembali pada kami lagi." Lirihku, dan tersadar kembali dari lamunan panjang ku, aku kembali melihat hujan yang masih terus turun membasahi bumi dengan derasnya, sa'at aku melihat seragam yang aku kenakan basah! Berapa lama diri ku melamun hingga mengeluarkan air mata dengan derasnya, aku segera mehapusnya sebelum yang lain melihatnya. Sa'at aku ingin beranjak dari tempat duduk ku dan menuju arah kamar mandi aku melihat Rendra yang tengah memandangku seraya tersenyum, aku pun mengurungkan niatku untuk pergi menuju kamar mandi dan melangkahkan kakiku menuju Rendra.

"Sejak kapan bang Da disitu?" Tanya ku penasaran seraya berjalan mendekat kearah Rendra

Rendra masih tersenyum, kali ini senyum lebih manis dari yang tadi. "Sejak setengah jam yang lalu, sejak kamu menangis dengan tatapan kosong memandang hujan yang turun membasahi bumi." Ucapnya dan menarik tangan ku untuk duduk disampingnya, sepertinya Rendra ingin bertanya tentang apa yang aku lamunkan hingga lamanya.

" Kenapa ngga sadarkan aku bang?" Tanyaku pada Rendra seraya mengalihkan pandanganku padanya. Aku melihat Rendra yang menghela nafas dengan panjang dan tatapannya tertuju kedepan seakan-akan yang akan disampaikannya cukup berat baginya.

"Aku nggak setega itu Na, menyadarkan kamu dari lamunan yang membuat kamu menikmati lukamu itu, bukankah kamu menyukai luka? Aku tau Na, lukamu itu takan bisa sembuh dan pulih dengan sendirinya, kalau diri dan hatimu saja belum tentu ada keinginan untuk bangkit dari luka itu, bahkan kamu menyukai luka itu. Kehilangan memang sangat menyakitkan, terlebih lagi kehilangan seorang cinta pertama kita, yang mengajarkan kita tentang dunia dan segalanya, meskipun belum semuanya."

Aku tertegun mendengar jawaban dari Rendra, pasalnya Rendra memang sosok manusia yang kepo, akan tetapi untuk ikut campur dalam kehidupan orang lain, Rendra enggan sedikitpun terlibat meskipun hanya sekedar memberikan nasehat dan memberikan saran.

"Kamu adiku Na, aku udah anggap kamu sebagai adik kandung ku, jangan sedih terlalu ya. Apalagi didepan banyaknya orang, buatlah mereka berpikir bahwa kamu baik-baik saja." Tuturnya padaku

Aku tersenyum, setidaknya Rendra tidak menghakimi dan menyuruh ku untuk mengikhlaskan seperti yang lainya, karena ikhlas tak semudah itu dan tak secepat itu, terlebih lagi ditinggalkan untuk selamanya.

"Makasih ya bang, abang ngga menyuruh ku untuk ikhlas dan tak terlarut dengan luka"

"Aku ngga bisa bilang gitu, karena ikhlas tak semudah seperti yang dikatakan oleh orang-orang, terlebih lagi ketika mengikhlaskan seseorang yang pergi untuk selamanya. Aku bukanlah seorang yang menghakimi atas apa yang telah terjadi, bagiku jangan pernah menyuruh seseorang untuk mengikhlaskan sesuatu hal karena tak kita tak tau, sedalam apa luka yang ditinggalkan" ujarnya padaku, aku hanya memberikan respon senyuman untuknya.

AKU MENYUKAI LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang