BERTEMU ADZI

7 3 0
                                    

Di sudut kota kecil, kita bertemu. Saling mengukir kisah indah hingga fakta membuatku terenyuh ketika mengetahui tentang dirimu.
_Alaca Karanlik_

Seyara17
*
*
*
*



Selamat menikmati
Diam dan Bacalah menggunakan hati.......


Malam semakin larut, aku masih di sibukkan dengan perlengkapan yang akan aku bawa untuk mengunjungi Adzi beserta keluarganya, kurang pas sekali jika aku bertanding tidak membawa apa-apa. Aku sudah menyiapkan beberapa makanan khas dari cafe ku, untuk mereka. Setelah selesai dengan persiapan aku mengatur alarm untuk membangunkan ku agar aku tak tertinggal jadwal pemberangkatan kereta ku.

Pagi hari, aku sudah menyiapkan semuanya dan berjalan ke arah luar rumah tak lupa untuk mengunci pintu rumah sa'at aku sedang berada di luar rumah untuk beberapa bulan kedepan.

Setelah sesampainya di stasiun aku meminta bantuan pada salah satu penjaga di kereta untuk mengarahkan diriku untuk perjalananku kali ini. Setelah menempati kursi kereta di sisi sebelah kiri yang berada di dekat jendela aku sengaja memasan tiket kereta api kelas Sleeper. Untuk menikmati perjalanan dengan nyaman. Perjalanan kali ini aku tuju pada salah satu kota yang berada di Jawa Timur.

Tak terasa tujuanku sudah sampai, aku akan mencari hotel terlebih dahulu. Hotel dengan gaya interior design yang elegan. Aku menghampiri resepsionis dan memesan kamar dengan tipe deluxe, setelah selesai mengisi formulir dan mendapatkan penjelasan dimana letak kamarku, aku berjalan menuju lift yang akan membawaku menuju lantai kamar tidurku. Setelah sampai dilantai 6 aku berjalan menyusuri lorong-lorong kamar hotel, tepat kamarku berada disamping kanan dengan nomor 612 lalu aku menempelkan kunci card pada pintu tersebut, terdengar suara pintu yang terbuka. Sa'at pertama kali melihat kamar milikku benar-benar sesuai dengan gaya hotel ini yang elegan, setelah memasukkan kunci Card, aku membaringkan tubuhku di ranjang hotel ini. Besok, aku akan melakukan perjalanan menuju kediaman Adzi, tak sabar rasanya menanti esok aku akan bertemu dengan sahabat karibku itu Hadziqah Askanah. Tak terasa kantuk pun mulai menyerang diriku hingga mata ini memilih untuk terpejam.

Sa'at aku membuka kelopak mataku, pemandangan pertama kali yang aku lihat adalah gelap, beberapa lampu belum aku nyalakan ternyata jam sudah menunjukkan pukul 19.00 malam, aku bergegas bangkit menuju koper dan membukanya untuk mengambil beberapa style pakaian yang akan aku kenakan, setelah mengambil beberapa style pakaian aku melangkahkan kakiku menuju kamar mandi dan membersihkan diriku. Beberapa menit telah berlalu aku sudah siap dengan pakaian yang aku kenakan, rok bermotif bunga berwarna coklat susu dipadukan dengan atasan tunik berwarna coklat dengan hijab segi empat senada dengan warna bajuku dipadukan dengan flatshoes yang senada dengan warna rok ku. Setelah selesai dengan style pakaian ku, aku langkahkan kakiku untuk menuju arah luar hotel seraya mengambil card yang terpasang pada dinding hotel, aku ingin pergi berjalan-jalan sebentar dan mencari makanan di sekitar tempat penginapan ku ini. Setelah berada di area lobi aku bergegas menuju arah luar, banyak sekali kendaraan yang berlalu lalang termasuk para pejalan kaki seperti ku, aku menyusuri jalan yang tampak ramai mengingat malam ini adalah malam minggu dimana banyak sekali muda mudi memadu kasih, saling bergandengan tangan atau bermesraan tak jarang juga sepasang suami istri dengan anak-anaknya yang bercengkrama ria, setelah berjalan cukup jauh aku menjatuhkan pilihanku pada penjual bakso, setelah mengatakan pesananku aku mendudukkan diriku di kursi yang telah disediakan. Senang sekali rasanya aku bisa mengambulkan satu persatu impianku dulu, seharusnya sa'at ini aku bersama Rendra menemui Adzi. Hanya saja takdir berkata lain tiga tahun lalu kejadian yang membuatku terpukul dengan apa yang dialami Rendra, sampai sa'at ini aku pun tidak mengetahui penyebab pasti kecelakaan yang menewaskan Rendra. Mengingat Rendra, ternyata Adzi menjatuhkan hatinya pada Rendra, aku tersenyum ketika mengingat percakapan ku dengan Adzi tentang pernyataan perasaan darinya yang terang-terangan berkata kepadaku bahwa ia memiliki rasa dengan Rendra, hanya saja itu hanyalah kenangan lalu karena faktanya Rendra telah kembali ke sang pencipta. Sa'at tengah melamunkan kenangan-kenangan yang telah lalu, aku dikejutkan dengan kedatangan penjual bakso yang mengantarkan pesananku.
Beberapa menit kemudian aku telah selesai menyantap bakso yang telah aku pesan dan bergegas untuk membayarnya lalu kembali menuju tempat dimana aku menginap malam ini....

Pagi telah menyapa sang surya yang sudah menampakkan dirinya dengan malu-malu, aku bergegas untuk segera membereskan barang-barang ku, pagi ini aku akan check out lebih awal dan melanjutkan perjalanan ku menuju kediaman Adzi. Setelah berjalan cukup jauh dari area tempat penginapan ku, akhirnya aku menemukan taxi yang akan mengantarkanku menemui Adzi, dua jam perjalanan akhirnya aku tiba di kediaman Adzi, aku melihat dia yang sedang bercengkrama dengan kedua orang tuanya. Aku langkahkan kaki menuju mereka seraya berkata

"Assalamualaikum" sapaku pada mereka, aku melihat raut rasa terkejut dari Adzi yang melihat kedatanganku. Lantas kami saling melepas rindu dimana penantian kami selama bertahun-tahun akhirnya terbayarkan. Tak lupa aku manyalimi kedua orang tua Adzi, setelah selesai melepas rindu aku dipersilahkan untuk masuk kedalam rumah mereka. Adzi masih tak menyangka jika diriku sa'at ini berada dihadapannya.

"Aku masih bingung, apakah ini mimpi atau tidak Na, kamu berada dihadapnku ini" ucap Adzi

"Nyata, aku kan sempat berbicara melalui telpon bahwa aku akan datang mengunjungi mu, bagaimana kabarmu?" Tanyaku pada Adzi

"Kabarku baik-baik saja Na, aku sangat senang sekali hari ini karena bisa bertemu dengan kamu Na, oh ya memangnya kamu kesini sendiri?"

"Iya, awalnya aku berencana dengan Rendra. Hanya saja sang pencipta memiliki rencana lain" ucapku tersenyum padanya, ada rasa sesak ketika mengingat Rendra. Bagiku dia adalah seorang pelindungku dan arahku setelah kepergian ayah Rendra lah yang menggantikan sosoknya.

"Memangnya ada apa Na?"

"Rendra telah berpulang menemui sang pencipta, tepat tiga tahun lalu Dzi dia pergi meninggalkan ku. Bahkan beberapa media meliputnya, berita kematian tentang Rendra, aku masih mengingat sa'at malam hari aku menemuinya di salah satu rumah sakit, sa'at itulah aku melihatnya telah terbujur dengan kaku. Bahkan aku belum sempat meminta maaf padanya sa'at dia masih berada di dunia ini, aku menyesal Dzi aku menyesal tidak mengungkapkan kata maafku padanya untuk terakhir kalinya." Ucapku dengan derai air mata, aku menoleh sebentar lalu segera menghapus tetes air mata. Rupanya ibu menghampiri aku dan Adzi yang sedang berbagi cerita.

"Ana, kamu menginap di sini untuk beberapa hari ya" ucap ibu Adzi padaku

"Maaf bu, besok Ana akan kembali melanjutkan perjalanan Ana ke salah satu kota, untuk kali ini Ana tidak bisa menginap lebih lama disini bu" ucapku seraya memberikan penjelasan kepada mereka, aku hanya takut menyinggung perasaan mereka.

"Loh Na, memangnya kamu mau kemana?" Tanya Adzi padaku. Lalu aku menjelaskan tujuanku untuk berkunjung ke kota seniman, aku ingin berada di kota itu untuk beberapa bulan. Menghilangkan segala resah yang ada, setelah mendengarkan penjelasan ku mereka memaklumi alasanku untuk tidak bisa menginap lebih lama di kediaman mereka.

Malam hari telah tiba, aku mengambil beberapa oleh-oleh untuk mereka yang sudah ku persiapkan sebelum tiba dirumah ini. Bersyukur sekali mereka terlihat senang menerima barang pemberian dariku, aku dan Adzi meminta izin terlebih dahulu untuk berisitirahat terlebih dahulu.

Setibanya aku dalam kamar Adzi, dia kembali menanyaiku perihal tentang Rendra, aku tau mungkin dia terluka atas kepergian Rendra mengingat bahwa Adzi menaruh rasa pada Rendra. Malam ini, aku dan Adzi berbagi cerita tanda bahwa kami melepas rindu beberapa tahun yang lalu, akhirnya tersampaikan. Aku bersyukur bertemu dengan Adzi dan kedua orang tuanya yang menanggap diriku sebagai keluarga dari mereka, beberapa jam telah berlalu aku harus berpisah dengan mereka untuk melanjutkan perjalanan ku pada kota seniman.























AKU MENYUKAI LUKA

Jangan lupa pendapat kalian yang dibebaskan untuk berpendapat di cerita saya ini

AKU MENYUKAI LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang