KERESAHAN HATI

6 3 0
                                    

Apakah pertemuan kita diatur oleh sang pencipta atau oleh dirimu?
_Alaca Karanlik_

Seyara17
*
*
*
*

Selamat menikmati
Diam dan Bacalah menggunakan hati.......

"Yah... ayah... ayah!" Teriaku seketika, menatap sekeliling terlihat Ghandi berlari menghampiriku

"Na, kamu kenapa?" Tanya Ghandi padaku, aku melihat raut wajah cemasnya.
Apa-apa yang sebenarnya terjadi? Yang aku ingat hanyalah percakapan diriku dengan Ayah dan Rendra.

"Makanya Na, memasuki waktu sore jangan tidur." Ucapnya.

Aku tersentak mendengar penuturan nya lantas aku berkata "Memangnya jam berapa sekarang?"

"Jam 17.30, kamu tidur seperti orang mati Na dari jam 08.00 pagi sampai jam 17.30. Memangnya badanmu itu tak merasakan sakit Na, tidur dengan posisi seperti itu."

"Sakit, akan tetapi lebih sakit lagi hatiku Ghan"

Ghandi mendengus kesal mendengar perkataan ku, "Oh iya Na, di depan sudah ada yang menunggu mu sekitar setengah jam. Dia terus menunggu kamu" ucap Ghandi, mendengar ucapan darinya lantas aku bergegas dan mengikuti Ghandi,

"Itu Na" tunjuknya pada seorang pria yang terlihat sedang menyesap minumannya

"Sudah habis 5 cangkir kopi, menunggu kamu bangun Na"

Bergegas aku berjalan menghampiri seseorang yang di tujukan oleh Ghandi, sesampainya di hadapan pria tersebut aku menghembuskan nafas panjang.

"Selamat sore An, nyenyak tidurmu" ucapnya, terdengar seperti mengejekku. Aku hanya terdiam seraya memejamkan mataku kembali, entah kenapa dengan diriku di hari ini rasanya kantuk mudah sekali menyerang ku.

Sa'at memejamkan mataku, terasa sesuatu yang panas berada di pipiku. Rupa-rupanya kopi milik Kala lah yang berada di pipiku "Panas" ucapku padanya, dia hanya terkekeh mendengar perkataan ku.

"Ini Na, minum dulu" ucap Ghandi menyodorkan ku Es lemon tea yang terlihat segar sekali olehku.

"Kopinya mau menambah lagi Mas?" Tanya Ghandi pada Kala

"Tidak usah Ghan, ini yang terakhir." Jawab Kalavati

Aku yang mendengar kan Ghandi memanggil Kala dengan sebutan 'Mas' pun mengoreksinya "Jangan manggilnya Mas, kamu kan lebih tua dari dia Ghan" Ucapku lalu meminum es lemon tea yang dibuat oleh Ghandi,

"Umur bang Kala kan 32 jelas lebih tua dia daripada saya, Na"

Uhuk... Uhuk

Aku tersedak minumanku sendiri, ketika mendengar penuturan dari Ghandi. Tunggu, 32 Tahun?

"32 Tahun?" Ucapku memandang ke arah Ghandi seraya memastikan kembali apa yang di ucapkan oleh Ghandi memang benar

"Iya Na, 32 Tahun"

Aku mengalihkan arah pandangku pada Kalavati, ia hanya tersenyum memandang arahku. Sangat sopan sekali selama mengenalnya aku memanggil hanya sebatas namanya.

"Permisi ya Mas, Na. Saya mau lanjut kerja dulu"

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban dari ucapan Ghandi
Malu sekali rasanya mengetahui fakta hal ini, aku berfikir dia seumuran dengan diriku ternyata sudah memasuki kepala tiga

"Tidak apa-apa An, kamu belum mengetahuinya kan sa'at itu. Akan tetapi sa'at ini kamu sudah mengetahuinya bukan?" Ucapnya seraya menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi

AKU MENYUKAI LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang