JATUHNYA HARGA DIRI

12 3 0
                                    

Angkat Mahkota mu, tak sepantasnya seorang wanita rela menjatuhkan harga dirinya hanya untuk seorang pria.
_Alaca Karanlik_

Seyara17
*
*
*
*




Selamat menikmati
Diam dan Bacalah menggunakan hati.......

"Jangan izinkan apapun ketika dia meminta sesuatu darimu." Ucapnya, aku mengalihkan arah pandangku melihat wajahnya, terlihat tatapan mata tajamnya dengan wajah yang terlihat menahan amarah, apa yang akan terjadi pikirku... Aku melihat seorang perempuan yang berada di kursi yang paling ujung, pantas saja aku tidak melihatnya karena ia berada jauh dari teras rumahku. Terlihat ia menundukkan arah pandangnya seraya menggenggam erat kedua tangannya, apakah perempuan tersebut mantan kekasihnya? Setibanya kami dihadapan perempuan tersebut ia memberikan senyuman kepadaku. Aku mendudukkan diriku dihadapannya dengan suamiku yang berada di sampingku, melihat perempuan tersebut yang tampak enggan untuk memulai percakapan aku putuskan untuk berbicara terlebih dahulu padanya

"Ada kepentingan apa, kamu ingin bertemu dengan saya" ucapku padanya

"Sebelumnya perkenalkan saya Arnesa Maheswari Mbak, saya lulusan Universitas dari Yaman, saya mengambil jurusan di bidang pendidikan Agama S1 dilanjutkan dengan S2 Pendidikan Kedokteran di Universitas GMIT dengan predikat cumlaude, sa'at ini saya berusia 27 Tahun" ucapnya memperkenalkan dirinya padaku, bagiku tidak penting sekali dirinya memperkenalkan tentang siapa ia, aku hanya ingin mengetahui tujuannya.

"Lalu, apa tujuanmu?" Tanyaku penasaran padanya

"Tujuan saya datang kesini, saya ucapkan mohon maaf terlebih dahulu pada mbak, jika perkataan saya ini menyakiti hati mbak, dengan kerendahan hati saya dan kerendahan hati mbak. Saya ingin meminta izin kepada mbak, untuk menjadi istri kedua dari suami mbak." Ucapnya padaku, aku yang mendengarkan perkataan nya benar-benar terkejut. Belum satu hari aku menikah dengan suamiku ada seorang perempuan yang datang dan meminta ku untuk berbagi suami, apakah ia gila?

"Saya percaya mbak, saya bisa mengimbangi suami mbak dari segi pendidikan saya sudah terjamin. Saya memiliki wawasan yang luas, mbak bisa lihat beberapa sertifikat yang saya dapatkan." Ucapnya lagi seraya menyodorkan beberapa sertifikat atas nama dirinya, sa'at aku ingin berbicara perempuan itu kembali berucap "Mbak, saya sudah mengagumi suami mbak delapan tahun lamanya. Dan sa'at saya ingin menyatakan perasaan saya padanya saya mendapatkan berita bahwa kekasih saya di jodohkan oleh keluarganya dan itu dengan mbak, mbak bisa mengetahui dan bisa merasakan betapa hancurnya saya saat itu ketika mendengarkan berita tersebut, mbak pasti memahaminya karena kita sesama perempuan mbak." Jelasnya seraya manangis tersedu-sedu dihadapnku, apakah ia berfikir bahwa aku akan meluluhkan hatiku menerimanya?

"Mbak, saya yakin dan percaya bahwa saya layak untuk menjadi istri dari suami mbak." Ucapnya semakin membuat diriku kesal, sepertinya aku harus membuatnya berhenti percaya diri.

"Kamu, sampai akhir hayat saya. Saya tidak akan pernah menikah denganmu." Ucap suamiku dengan nada yang terdengar menahan amarah. Mendengar perkataannya membutku tercengang, rupanya bukan aku saja yang sudah merasa jengah dengan perkataanya ternyata suamiku juga, jangan sampai perkataanya membuat semua orang mendengar percakapan kami sa'at ini, aku memutuskan untuk menenangkannya. Seraya menggenggam tangannya aku berucap pada perempuan itu, sa'at ini. Harga diriku sebagai seorang istri sedang di pertaruhkan

"Terimakasih atas ucapnmu, dan kamu bisa berhenti berbicara sa'at ini dan dengarkan perkataan dari saya ini." Ucapku padanya seraya menghembuskan nafas panjang ku, lalu kembali berucap "Pendidikan mu sangat tinggi sekali hingga bisa mendapatkan dua kali gelar cumlaude, sangat disayangkan oleh saya, tingkah laku mu itu tidak menunjukkan dan mencerminkan bahwa kamu adalah seorang dengan pendidikan yang tinggi. Sebelum kamu memberi tahukan niatmu itu, kamu berkata kepada saya untuk tidak sakit hati atas ucapanmu lalu kamu berkata lagi bahwa kita adalah seorang perempuan yang seharusnya saling memahami." Ucapku sejenak, lalu aku kembali berucap dengan tenang, aku tidak ingin memperlihatkan bahwa diriku sedang kesal dibuatnya, "jika kamu berfikir kedatanganmu saat ini membuat saya akan mengizinkan dirimu untuk menikah dengan suami saya buang jauh-jauh pemikiran mu itu. Saya memang bukan seorang perempuan yang memiliki pendidikan tinggi di universitas terkenal dengan mendapatkan gelar cumlaude, saya hanya perempuan biasa yang masuk universitas sederhana. Hanya saja saya seorang perempuan yang memiliki beberapa prinsip, dua prinsip saya adalah, 'pantang bagi saya untuk mengagumi ataupun mencintai laki-laki yang sudah memiliki kekasih, terlebih lagi sudah memiliki seorang istri.' Dan prinsip saya yang ke dua, 'saya tidak ingin diduakan apalagi menjadi yang kedua, pantang bagi saya untuk berbagi apalagi terbagi.' Saya telah hidup dengan dua prinsip saya, menurutmu apakah saya akan mengizinkan dirimu?"

"Mbak saya mohon untuk izinkan diri saya menikah dengan suami mbak, jika mbak tidak ingin di duakan maka lepaskanlah saja untuk saya, yang memiliki cinta yang begitu besar untuknya, tidak seperti mbak. Terlebih lagi usia mbak yang masih muda 24 Tahun, dengan saya yang berusia 27 Tahun lebih matang diri saya untuk mendampingi Kang mas Abi yang berusia 32 Tahun."

"Lancang sekali kamu berbicara seperti itu dihadapan saya, apakah rasa cinta membuatmu menjadi seperti ini? Apakah kamu sudah memastikan bahwa perasaan itu adalah perasaan cinta bukan perasaan obsesi mu, dan jika kamu ingin membahas perihal umur saya rasa kamu hanyalah anak yang berusia 16 Tahun, masih bingung dengan tingkah lakunya bahkan saya rasa seorang anak di usia 16 Tahun dirinya sudah bisa mengetahui hal apa yang menjatuhkan harga dirinya, jika kamu berucap bahwa usiamu 27 Tahun saya rasa tidak mencerminkan dirimu yang sudah dewasa. Dengan tanpa mengurangi rasa hormat saya padamu, saya persilahkan kamu pergi dari kediaman saya ini."

Ia bergeming, tidak beranjak pergi setelah perkataanku yang memintanya untuk secepatnya pergi. Aku yang melihat dirinya seperti itu di hadapanku lantas aku kembali berucap "Pantaskah seorang perempuan sepertimu mengemis cinta pada seorang laki-laki, terlebih lagi laki-laki tersebut sudah memiliki istri. Pergilah, sebelum saya menggunakan kekerasan dengan cara menyeret dirimu dihadapan semua orang."

Setelah mendengarkan perkataan itu, dia beranjak pergi melewati diriku yang masih terduduk, sebelum itu aku kembali berucap aku benar-benar tidak peduli apakah ucapanku ini menyakiti nya atau tidak "Tunggu!" sergahku, seraya bangkit dari tempat dudukku dan membalikkan diriku untuk melihatnya yang tengah membelakangi ku

"Untuk apa saya memahami dan menghargai perasanmu jika dirimu saja tidak menghargai perasan saya, pantas kah seorang perempuan bertingkah laku seperti dirimu, saya sebagai seorang perempuan malu sekali melihat tingkah lakumu, silahkan pergi."

Setelah mengucapkan hal tersebut aku kembali mendudukkan diriku, sudah lelah dengan acara hari ini, aku harus menghadapi hal seperti ini. Ya Rabb, perempuan seperti apa dirinya itu, entah mengapa rasa pusing itu kembali menghampiri diriku, untuk menahan kesadaran ku, aku putuskan untuk memijat pelipisku seraya memejamkan mataku. Terasa usapan lembut pada lenganku berkali-kali hal itu aku rasakan hingga aku membuka mataku dan mengalihkan pandanganku pada seseorang yang berada disamping ku

"Terimakasih, terimakasih karena kamu telah menyelamatkan hidup dan mati saya." Ucapnya padaku, aku pun tertawa dibuatnya semenyeramkan itukah perempuan tadi hingga ia berterimakasih padaku

"Saya dan kamu memang dijodohkan, akan tetapi, harus kamu ketahui bahwa saya tidak akan bermain-main dengan pernikahan, jika hal itu terjadi sama saja saya bermain-main dengan yang maha kuasa." Ucapnya membuatku menghentikan tawaku, ada rasa haru sa'at dirinya berkata seperti itu padaku.





































AKU MENYUKAI LUKA

Jangan lupa pendapat kalian yang dibebaskan untuk berpendapat di cerita saya ini

AKU MENYUKAI LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang