KALAVATI DANANTYA

6 3 0
                                    

Apakah aku harus menuliskan kalimat perpisahan padamu? Hanya saja untuk apa, jika hal itu hanyalah sekedar fatamorgana
_Alaca Karanlik_

Seyara17
*
*
*
*

Selamat menikmati
Diam dan Bacalah menggunakan hati.......

Aku datang kembali di salah satu pameran seni, ada satu karya yang menjadi objek fokus utamaku. Lukisan yang hanya terlihat matanya saja, aku ingin bertanya apa makna dibalik lukisan itu. Ku edarkan arah pandanganku, sepertinya Kala tidak ada di sekeliling ku, pikirku.

"Kamu datang kembali?" Ucap seseorang dari arah belakangku

"Iya" jawabku, seraya mengalihkan pandanganku pada seseorang yang baru saja datang menghampiri ku

"Apa ada yang menarik bagimu diantara lukisanku" Tanya nya lagi

"Ada, lukisan itu."
Tunjuk ku pada salah satu lukisan yang sedari awal menarik perhatianku

"Aku menepati ucapanku." Ucapnya seraya tersenyum manis kearah ku,

"Apa arti dari lukisan itu."

"Rasa, suatu objek yang mulai dari mata lalu membekas di hati. Bagaimana bisa untuk dilupakan, jika sejauh apapun memandang ada memori tentang gadis pemilik mata indah itu. Gadis yang menarik perhatianku sa'at pertama kali dirinya melihat pameran seni ku." Jedanya "Kita belum sempat berkenalan, lebih tepatnya aku yang belum sempat memperkenalkan diriku dan kamu hanya mengetahui nama panggilan ku, Nanta. Lebih tepatnya Kalavati Danantya." Ucapnya memperkenalkan diri, aku baru tersadar bahwa selama aku mengenal Kala, tidak pernah sekalipun dirinya memperkenalkan diri padaku, hanya dirinya saja yang mengetahui nama panjang ku dan aku tidak.

"Seniman yang berani berkorban untuk mencapai kesempurnaan?" Tanyaku memastikan bahwa arti dibalik namanya memang benar, tak banyak kosa kata dari bahasa sansekerta yang aku pahami akan tetapi sebagiannya aku mengetahui seperti nama Kalavati yang diambil dari bahasa sansekerta.

"Iya." Jawabnya singkat, mendengarkan namanya aku kembali teringat sa'at pertama kali aku bertandang ke kediamannya Adzi sa'at aku meminta tolong kepada salah satu petugas untuk mengarahkan diriku.

"Seorang Masinis? Aku pernah melihat nama mu, di name tag seorang masinis kereta, sa'at melakukan perjalanan beberapa bulan lalu."

"Ingatanmu cukup kuat." Ucapnya terkekeh, apakah ada hal lain yang disembunyikan oleh Kala padaku? Sampai-sampai dia bekerja sebagai masinis pun aku tidak mengetahuinya.

"Tidak terlalu buruk"

"Apakah kamu tidak ingin meminta maaf padaku, atas kesalahan mu?" Ucapnya seraya mengahadapku dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Aku meminta maaf karena datang terlambat dari apa yang aku janjikan." Jawabku seraya mengangkat tanganku dan membentuk huruf V sebagai tanda permintaan maaf dariku.

"Alasannya?" Tanyanya seraya menelisik ke arahku

"Aku tidur pada waktu subuh, itu sebabnya aku telat untuk bangun dan melupakan untuk menyalakan alarm"

"Ya sudahlah, mari ikut denganku melihat-lihat lukisanku yang lainya." Ucapnya seraya berjalan menuju lukisan yang lainya, seraya berjalan beriringan. Seiring berjalannya waktu berbagai tempat dan lukisan sudah aku lihat dan telusuri, sejenak mengistirahatkan diri pada salah satu kursi yang tertera di luar ruangan, sebelum kembali melanjutkan menemani Kala yang sedang mengadakan pameran, beberapa jam sudah berlalu aku kembali menemuinya, setelah memasuki museum galeri kembali aku melihat Kala yang melambaikan tangannya padaku, aku pun bergegas menghampirinya. Aku dengannya kembali berjalan dengan beriringan, banyak sekali pengunjung yang tak kunjung sudah melihat banyaknya karya Kala yang ia pamerkan pada pemeran kali ini.

AKU MENYUKAI LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang