Senyuman mu membuatku ikut tersenyum saat kamu memandangku dan aku memandangmu
_Alaca Karanlik_Seyara17
*
*
*
*Selamat menikmati
Diam dan Bacalah menggunakan hati.......Awal bulan yang begitu indah, setelah drama yang terjadi kemarin lalu. Aku yang disibukkan dengan kegiatan magang ku dan teman-temanku yang memilih melanjutkannya. Pada akhirnya kami memilih untuk memperpanjang kontrak magang kami, pasilitas yang kami sukai, dan juga kami yang malas mengikuti kelas memilih untuk memperpanjang kontrak. Dengan dalih, kami masih belum memahami, bersukurnya dengan kata-kata indah yang kami keluarkan kami diizinkan untuk melanjutkannya kembali. Tentu saja kami berakhir mengikuti sidang ke dua, tidak apa-apa. Bukan kami saja yang melakukan hal ini, teman-teman kami yang lain pun memilih opsi yang sama dengan yang kami pilih.
"Duh, enak banget ya kita datang menikmati pasilitas dan mengajarkan adek-adek kita" Ucap Masrul dengan gaya bossy nya seraya berisul kecil di depan junior yang sedang melaksanakan tugasnya, ada saja tingkahnya yang membuat kami tertawa, beginilah jadinya kalau memiliki humor receh.
"Yang rajin ya adek-adek bersih-bersih nya. Jangan lupa pegangan tangganya juga di dusting ya termasuk celah-celah nya, terus jangan lupa lantainya di sweeping baru di mopping." Seru Ari yang sedang mengawasi para juniornya. Hanya tersisa kami bertujuh, dua diantaranya memilih untuk tidak melanjutkan kontraknya. Katanya, mereka sudah teramat rindu pada teman-teman circle mereka. Apapun itu setiap orang memiliki keputusannya masing-masing, termasuk kami bertujuh.
"Kak Na" panggil salah satu Junior ku, yang kerap aku dan teman-teman ku panggil dengan nama Jun, namanya Arjuna.
"Iya ada apa" jawabku seraya tersenyum padanya
"Di panggil bang Da"
"Memangnya bang Da, ada dimana Jun?" tanyaku lagi pada Juna, aku yang mengerti kode dari Juna pun beranjak bangkit dari tempatku, menyusahkan saja pikirku. Lalu mengikuti Juna yang sudah terlebih dahulu berjalan didepan ku. Setelah sampai dilantai atas yang terlihat sepi, aku sedikit terheran mengapa bang Da menyuruhku untuk ke lantai atas, terlebih lagi disaat jam dirinya bekerja menjadi pengawas juniornya.
"Itu kak di ruangan itu" tunjuk Juna pada salah satu ruangan, yang tak memiliki pintu, biasanya ruangan itu digunakan untuk acara makan-makan. Lalu setelah mengatakan hal itu Juna kembali melangkahkan kakinya pergi meninggalkanku di lantai atas yang tampak nya terlihat sepi.
Tak ingin membuang waktu terlalu lama aku melangkahkan kaki ku menuju ruangan yang ditunjuk Juna tadi, suara pergesekan pentopel ku dengan lantai terasa menggema, seraya berjalan aku melihat sekeliling ku banyak sekali furniture di sepanjang lorong termasuk beberapa lukisan-lukisan karya dari seniman ternama."Na." Suara seseorang yang memanggilku, bukan suara bang Da melainkan suara Arhan.
"Loh kamu di sini Ar?" Tanyaku terheran-heran padanya, buat apa dia sendirian saja di ruangan ini pikirku
"Oh iya Na" ucapnya terjeda, kali ini dirinya bangkit menuju ke arahku berdiri. Belum sempat mendekati ku, panggilan dari arah belakangku menghentikan langkahnya seketika.
"Na"
Aku menoleh ke arah belakang asal sumber suara yang memanggil namaku, aku melihat bang Da yang berlari kecil ke arahku. "Ayo Na" sambungnya lagi seraya menarik pergelangan tangan ku untuk mengikutinya.
Seraya berjalan menjauhi Arhan Rendra kembali berucap
"Duluan kebawa ya Han."
Aku melihat Arhan hanya tersenyum dan mengangkat tangannya seraya jari-jarinya membentuk kata oke.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU MENYUKAI LUKA
ChickLitSUDAH END Rentetan masalah silih berganti berdatangan, entah itu mampu dihadapi atau berserah diri pada sang ilahi. Ketika sesuatu hal sudah hilang bukankah akan terasa hampa, lalu bagaimana dengan dirinya yang telah kehilangan sang nahkoda hingga k...