Haruskah aku membenci senja? Setelah semua yang terjadi padaku, hingga aku enggan untuk menatap senja yang selalu ku tatap dengan penuh candu dan mendamba
_Alaca karanalik_Seyara17
*
*
*
*Selamat menikmati
Diam dan Bacalah menggunakan hati......."Saya di minta tolong untuk memberikan ini kepada Kaka dari seseorang yang berada di stasiun tadi." Ucapnya padaku.
Aku mengambil saputangan tersebut darinya seraya berkata "Siapa yang memberikan ini?"
"Pak Kala" ucapnya sebelum akhirnya prami tersebut kembali ke pekerjaan nya. Aku memandang saputangan tersebut dengan pandangan nanar. Dia pasti memikirkan bahwa aku akan menangis itulah sebabnya memberikan saputangan untukku, setelah selesai menangis lelah sekali rasanya opsi tidur adalah pilihan terbaik, sebelumnya aku menggunakan earphone ku terlebih dahulu dan mengaktifkan alarm bahwa aku sudah sampai pada kota tujuan. Beberapa jam telah berlalu akhirnya aku telah sampai pada kota kelahiranku, kota Demak.
Setelah keluar dari kereta aku segera mencari kendaraan untuk mengantarkan ku menuju rumah ku, setelah menemukan kendaraan tersebut aku menyebutkan alamat rumah yang aku tuju. Aku akan menemui Kakek Gama terlebih dahulu, sudah lama sekali aku tidak melihat beliau apakah dalam keadaan sehat atau tidak.
Setelah sampai aku melangkahkan kaki ku menuju rumah kakek, terlihat sedang menikmati waktu sore hari seraya membaca koran dengan kacamata yang bertengger di hidung mancung nya dan di temani dengan secangkir teh tanpa gula.
"Kakek" teriaku padanya, beliau yang mendengarkan panggilan dariku meletakkan koran yang tengah dibacanya di atas meja sebelah kanannya. Terlihat beliau bangkit dan berjalan menghampiri diriku, aku menyalimi tangannya. Beliau mengajakku untuk berisitirahat sejenak di bawah rindangnya pohon yang berada di halaman rumah kakek. Aku mengeluarkan beberapa oleh-oleh untuknya, beserta untuk yang lainnya. Aku teringat kembali dengan perkataan Kala yang memintaku membuka hadiahnya saat telah tiba di kotaku, lantas aku membuka koper tersebut. Kakek yang penasaran dengan isi didalam koper mini miliki pun beliau bertanya
"Apa isinya Ane?"
"Entahlah Kek, aku tidak tau. Pasalnya koper ini di berikan oleh seseorang untukku."
Setelah membuka dan mengambil isi dalam koper tersebut, terlihat seperti bingkai yang dibungkus dengan kain berwarna putih. Aku membuka satu persatu kain tersebut, setelah membukanya aku dan kakek sedikit terkejut pasalnya yang berada dibalik kain putih tersebut adalah lukisan tentang diriku. Ada empat lukisan salah satunya adalah lukisan yang memiliki makna bagi sang pembuat lukisan, sang seniman.
"Pria mana yang memberikan ini padamu" ucap kakek, lalu menyesap tehnya.
"Temanku seorang seniman, aku akan meletakkan ini di dalam cafe ku kek" ucapku beranjak pergi meninggalkan Kakek, membawa lukisan tersebut menuju ke cafe ku. Terlihat ramai sekali, sa'at memasuki area dalam cafe, ternyata membuatku menjadi objek dari mereka yang berada di dalam. Sepersekian detik lalu mereka kembali melanjutkan aktivitas nya masing-masing, Ghandi yang melihat kedatanganku berjalan menghampiri diriku yang masih berdiri di depan pintu masuk
"Bawa apa Na?" tanyanya padaku
"Lukisan, nanti aku meminta tolong buat meletakkan lukisan ini di beberapa spot yang terlihat bagi pengunjung ya Ghan" ucapku seraya menyerahkan lukisan-lukisan tersebut pada Ghandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU MENYUKAI LUKA
ChickLitSUDAH END Rentetan masalah silih berganti berdatangan, entah itu mampu dihadapi atau berserah diri pada sang ilahi. Ketika sesuatu hal sudah hilang bukankah akan terasa hampa, lalu bagaimana dengan dirinya yang telah kehilangan sang nahkoda hingga k...