KACAMATA PHOTOCROMIC

8 2 0
                                    

Jangan membuatku menaruh rasa padamu, karena perhatian mu itu.
_Alaca Karanlik_

Seyara17
*
*
*
*

Selamat menikmati
Diam dan Bacalah menggunakan hati.......

Di malam yang menampilkan keindahan dalam gelapnya malam, aku dan bunda kembali terlibat obrolan biasa yang kami lakukan, meskipun hal tersebut jarang sekali terjadi. Mengingat kesibukan dari kami yang terfokus kan dengan kesibukan diri sendiri.

"Na, besok kamu masuk?"

"Iya bun, besok Ana masuk seperti biasa"

"Ya sudah, sana tidur, nanti bangunannya kesiangan lagi"

Entah aku memang sudah lelah atau mengantuk akhirnya lebih memilih tidur padahal jam masih menunjukkan pukul 21.00, tak biasanya aku tidur dibawah jam 00.00.

Subuh, udara yang dikeluarkan begitu segar. Aku adalah satu dari juta'an bahkan milyaran manusia yang menyukai udara diwaktu subuh, sejuk. Hanya itu yang aku dapat definisikan tentang udara diwaktu subuh, lantas aku mengalihkan arah pandangku pada jam yang sedari tadi berbunyi suara alarm, membuatku bangun dari tidur nyenyak ku. Setelah mengumpulkan tenaga, aku bersiap-siap untuk berangkat menuju kampusku.

Setelah bersiap-siap yang membutuhkan waktu cukup lama, aku menemui Bundaku yang menata pesanan ketring dari salah seorang langganan Bunda. Ya, semenjak Ayah pergi meninggalkan kami, Bunda harus menjadi tulang punggung dalam keluarga ini, terkadang ada rasa bahwa lebih baik aku sudahi pendidikan ku dan membantu Bunda, hanya saja ketika aku mengatakan hal itu pada Bunda, Bunda memintaku tetap melanjutkan pendidikan ku. Katanya, jangan merisaukan dirinya. Wanita hebat memang, tetap bertahan padahal dirinya terluka, terlihat dari sorot matanya.

"Kamu berangkat jam berapa Na ke kampus?"

"Jam setengah tujuh bun, kenapa memangnya"

"Nggak, hanya bertanya saja. Memangnya nggak  boleh ya bunda nanya?"

"Iya deh, terserah bunda, aku mau siap-siap dulu. Mau berangkat sekarang"

Hari Kamis, dari sekian banyaknya hari aku membenci hari Kamis, hari dimana aku harus benar-benar menyiapkan banyak energi untuk menghadapi dosen yang satu ini. Jika aku boleh melakukannya, ingin sekali rasanya membolos saja hari ini. Sayangnya, jika aku melakukan tindakan tersebut akan berakhir menjadi bahan topik utama dosen tersebut di setiap mata pelajarannya. Untuk itu, aku lebih memilih tidak mencari gara-gara dengan membolos, meskipun pikiran dan tubuhku menolak untuk bertemu dengan guru itu.

"Eh, eh dengerin nih pak Bram kirim voice note ke aku. Jangan ada yang berisik ya" ucap Naika, salah satu ketua kelas yang entah siapa yang memilihnya. Sedikit omongan dari teman-teman sekelas ku, tidak ada satupun yang memilih Naika untuk menjadi ketua kelas. Ah presetan dengan itu, aku tidak peduli, yang terpenting hari-hari ku menjalani kehidupan di kampus berjalan dengan lancar tanpa adanya drama apapun dan terlibat sekandal dengan siapapun itu yang berujung mengacaukan hari-hari baikku di kampus.

"Naika, bilang ke anak-anak ya saya hari ini saya tidak masuk. Tapi, saya ada tugas untuk kalian, buatlah salah satu percakapan dalam bentuk bahasa Inggris. Nanti, jika sudah selesai dikumpulkan, dan di letakan di ruangan saya"

Terdengar suara laki-laki dari handphone milik Naika, suara pak Bram, guru yang penuh dengan ketegasan dan tidak terlalu bertele-tele. satu lagi, perintahnya mutlak harus dilakukan. Syukurlah saat ini beliau tidak masuk

AKU MENYUKAI LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang