KOTA SENIMAN

8 3 0
                                    

Kita saling menciptakan cerita kita sendiri, hingga kita melupakan bahwa bagian dari penghianatan adalah ketidak setiaan diri pada sang pemilik hati.

Seyara17
*
*
*
*


Selamat menikmati
Diam dan Bacalah menggunakan hati.......

Perjalanan cukup jauh sekali, akhirnya aku tiba pada kota seniman. Aku akan mengukir kisah perjalanan ku di kota ini, entah senang atupun sebaliknya aku akan menyiapkan diri untuk menerimanya. Setelah mencari-cari tempat tinggal diriku selama berada di sini, aku jatuhkan pilihanku pada kosan yang tidak terlalu jauh dengan daerah destinasi yang kerap kali di kunjungi sa'at berada di kota ini, Malioboro.

Setelah membereskan semua perlengkapan ku selama berada di kota seniman ini dan menyusun beberapa barang di atas meja yang telah disediakan, kosan ini terlihat mengutamakan kenyamanan sang penghuni kos. Beruntung sekali pikirku, yang bisa menepati kosan ini. Aku bergegas membereskan semua perlengkapan ku selama ada di kota ini, dilanjutkan dengan aku memesan beberapa kebutuhan makanan untukku dan beberapa barang melalui aplikasi online tak lupa pula untuk membayar pesananku. Kosan yang aku tempati, terdiri dengan empat lantai atas, dan aku berada di lantai tiga, dan di setiap lantainya hanya tersisa enam sampai lima kamar saja. Aku sempat terheran ketika memasuki kosan ini, setelah memasuki kamar milikku aku mengetahui alasan tersebut. Setiap kamar memiliki tempat tidur yang sudah tersedia, sofa ruang tamu yang terlihat minimalis, area kamar mandi dalam dan dapur, pendingin ruangan,  pendingin makanan, sofa yang menghadap jendela di dalam kamar tidurku di lengkapi dengan meja untuk belajar, televisi dan lemari baju. Pantas saja jika setiap lantai hanya terdiri beberapa kamar saja, kamar tidur dengan area yang begitu luas, seperti bukan kosan pada umumnya yang aku ketahui. Kosan ini bukanlah seperti kosan akan tetapi terlihat seperti suatu rumah minimalis, sesuai dengan harga sewa tempat ini.

Ting
Suara notifikasi dari headphone miliku, setelah membukanya aku bergegas menuju lantai bawah untuk mengambil beberapa pesanan makanan milikku, dan untuk beberapa barang pesanku yang lainnya mungkin akan sampai beberapa hari lagi.

Sa'at aku kembali melangkahkan kakiku menuju area tangga untuk sampai pada kamarku, suara seorang perempuan menghentikan langkahku yang akan memijaki tangga pertama

"Hai" sapanya padaku, aku pun bergegas membalikkan tubuhku menghadap ke arahnya

"Iya" ucapku padanya

"Penghuni baru ya?" Tanyanya padaku, aku hanya memberikan anggukan kepala dan senyuman sebagai tanda dari jawabanku

"Perkenalkan nama aku Renjana" ucapnya memperkenalkan dirinya padaku, seraya mengulurkan tangannya padaku lantas aku pun menyambutnya.

"Anlik" ucapku dengan tersenyum

"Namanya cantik, lalu saya harus memanggilmu apa. Anli atau?" Tanyanya padaku, aku hanya terkekeh mendengar panggilan darinya padaku, terdengar asing bagi diriku

"Ana, kamu bisa memanggil ku itu Ren"

"Lantai berapa?"

"Lantai tiga, nomor dua"

"Oke, Na. Nanti aku diizinkan untuk bermain ke kamarmu?"

"Pasti, aku duluan ya...harus membereskan beberapa barang-barang miliku" ucapku setibanya di lantai nomor tiga, sepenjang jalan menaiki anak tangga aku sempat berkenalan dengan Renjana dan terlibat percakapan denganya, senang rasanya sa'at pertama kali aku sudah berkenalan dengan orang-orang yang tinggal di kosan ini, meskipun baru Renjana saja yang aku kenal.

Setibanya aku di dalam kamarku, kau menuju dapur dan meletakkan beberapa bahan makanan kedalam pendingin makanan, setelah selesai akhirnya aku bisa beristirahat sejenak.

****

Malam telah berlalu, sa'at sedang menikmati cemilan seraya menonton layanan televisi, aku dikejutkan dengan ketukan suara pintu kamar. Kosanku. Setelah bergegas menuju pintu, aku memastikan bahwa seseorang yang berada di depan pintuku benar-benar seorang manusia, mengingat bahwa aku adalah pendatang baru. Setelah memastikannya aku pun membuka pintu tersebut, terlihat Renjana dan salah satu perempuan yang berada disampingnya. Dengan beberapa bingkisan makanan, aku pun mempersilahkan mereka untuk masuk kedalam kamarku. Setelah menjelaskan maksud dan tujuan Renjana akhirnya aku mengetahui bahwa mereka berdua ingin menginap di kamarku untuk beberapa hari, aku pun mengizinkan nya dengan suatu alasan kuat, aku pun berkenalan dengan seorang perempuan yang sejak awal selalu berada di samping Renjana, ia memintaku untuk memanggilnya Jani. Rupa-rupanya mereka bukan asli penduduk kota ini, dan alasan mereka lebih memilih menempati kosan adalah karena jarak tempuh kosan menuju tempat kerja mereka cukup dekat dibandingkan dengan tempat tinggal asal mereka. Aku Renjana dan Jani, saling bertukar cerita, diawali dengan pengalaman mereka menempati kosan ini hingga sampai pada perjalanan mereka dan pertemanan mereka. Aku pun benar-benar bahagia ketika mereka memintaku untuk masuk kedalam pertemanan mereka, dan dengan senang hati aku menerimanya.

Benar-benar tidak ada dalam pikiranku, jika secepat ini aku mendapatkan teman yang akan cukup membantuku selama aku berada di kota ini, untuk beberapa bulan lamanya.

Tak terasa sudah satu bulan aku berada di kota ini, nyaman sekali hanya saja aku harus tetap kembali ke kota kelahiranku. Aku masih memantau pekerjaan ku yang dikirimkan oleh Ghandi, sa'at ini cafe ku mengalami peningkatan jumlah pembeli. Bersyukur sekali banyak peminat yang menikmati Memories Arunika seperti namanya yang meninggalkan kenangan sa'at seseorang berkunjung datang. Satu bulan aku berada di sini, aku mendapatkan teman baru Renjana dan Rinjani dua orang dari kota yang berbeda di pertemukan dalam satu tempat dengan nama yang hampir sama, Renjana adalah gadis yang berasal dari Bali sedangkan Rinjani adalah gadis yang berasal dari Lombok, Renjana dan Rinjani telah menemani hari-hariku selama berada disini. Setelah pekerjaan mereka selesai mereka mengajakku berkeliling mencoba berbagai olahan masakan khas kota ini, seperti sa'at malam ini.

"Besok adalah weekend, dan disalah satu museum galeri disini akan ada yang melakukan pameran lukisannya, kamu ingin datang Na? Tempatnya tidak jauh dari sini " ucap Renjana padaku

"Hanya mengajakku saja? Kenapa tidak dengan Rinjani?" Tanyaku

"Weekend di awal bulan pasti Rinjani akan bersama pacarnya Na" ucap Renjana yang mendapatkan tamparan pada bahunya dari Rinjani, aku yang melihat tingkah laku mereka hanya terkekeh melihatnya

"Makanya cari pacar" ucap Rinjani sedikit mencibir

"Seperti kamu yang bersama dengan duda satu anak yang berusia kelas 3 SD" terang Renjana seraya tertawa terbahak-bahak. Tak ada balasan apapun dari Rinjani, sepertinya hal itu memang fakta. Aku yang merasakan bahwa kami menjadi objek dari sekeliling kami, lantas memberikan kode pada Renjana untuk berhenti tertawa.

"Aku meminta maaf Ren, aku sedang malas untuk berjalan-jalan." Ucapku pada Renjana, malas sekali rasanya jika weekend lebih nyaman berada didalam kamar kosan seraya memakan berbagai cemilan dan melihat beberapa drama seperti Drakor yang sedang hits sa'at ini.

"Oke deh, kalau seperti itu besok aku akan pulang Na ke kediaman ibu. Akan tetapi, jika kamu berubah pikiran kamu bisa datang ke alamat ini." Ucap Renjana menyodorkan secarik kertas yang bertuliskan alamat pamerin lukisan tersebut, mau tak mau aku menerimanya. Untuk menghargai Renjana yang masih saja memikirkan tentang ku ketika dirinya tidak bersama ku untuk beberapa hari kedepan, aku akan merindukan mereka berdua.

Malam semakin larut, semakin banyak juga tempat-tempat yang sudah terisi dengan beberapa yang melakukan live music, aku Rinjani dan Renjana terus menyusuri jalan yang ramai sekali oleh para pejalan kaki. Seraya bercanda gurau di sepanjang kami berjalan. Setelah sampai didalam kos kami, aku berpisah dengan mereka dan memasuki kamar milikku tak lupa menguncinya. Aku melihat jam yang aku letakkan di atas nakas yang tepat berada disamping ranjang tempat tidur ku. Ternyata sudah pukul 00.00 malam, pantas saja rasa kantuk sudah mulai menyerang.

















AKU MENYUKAI LUKA

Jangan lupa pendapat kalian yang dibebaskan untuk berpendapat di cerita saya ini

AKU MENYUKAI LUKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang