3| Menorehkan Luka

75 19 98
                                    

🌹

Jika saja ia bisa berpura-pura
Pada dunia yang hanya menorehkan luka
Dalam jiwa yang didera pilu
Dan dihimpit sendu

🥀🥀

Kalimat terakhir Cael membuat Amanda tertegun. Ia memang mementingkan bisnisnya. Perusahaannya diambang pailit. Amanda membutuhkan perusahaan Ivanka, agar bisa membantunya memenangkan tender. Siapa partner lainnya? Ia tidak bisa menemukan perusahaan lain yang sudi membantunya saat ini.

Amanda tahu, Sera sangat mencintai putranya. Mereka juga sudah berteman dekat. Cael tidak pernah mengatakan satu hal pun, yang buruk tentang Sera. Mengapa Cael mengatakan... . 'Aku nggak mau terjebak dengan hubungan yang dari awal, aku sudah benci!'

Pekarangan rumah mewah bercat putih gading, sudah dipenuhi oleh tamu undangan. Dekorasi berwarna lilac menjadi tema utama. Terlihat dari balon helium dan pita yang menghiasi beranda depan rumah. Karangan bunga juga berjejer di halaman depan, yang lebarnya mencapai sepuluh meter.

Senyum riang dari pria berumur lima puluh tahun, menyambut kedatangan Cael dan ibunya. Pria itu Haris, ayahnya Sera. Cael melirik sekelilingnya, ia tidak melihat keberadaan gadis yang mengadakan pesta ini.

"Tamu yang paling spesial malam ini sudah datang!" ujar Haris riang. Sebelah tangannya terangkat, menunjuk ke dalam rumah. Sorot matanya menatap Cael, "Sera masih di atas. Dia bilang, kalau Cael datang... suruh ke kamarnya aja! Jadi kalian bisa turun ke bawah bersama." Tawa rendah Haris mengalun, setelah ia menyelesaikan kalimatnya.

Tawa rendah Amanda ikut terdengar. "Oh, bagus itu," Amanda menyikut lengan anaknya. Ia melirik Cael dari sudut mata. "Sera pasti udah nunggu lama," ujar Amanda sambil tersenyum.

Cael menahan napasnya selama sesaat, karena tiba-tiba saja ia merasa sesak. Jika ia tidak mengetahui apa yang Sera perbuat pada Clarice ketika mereka SMA, ia akan menemui gadis itu dengan senang hati.

Bagaimanapun, Cael memiliki rencana malam ini. Ia harus bisa menahan rasa benci dan jijiknya, selama ia dengan Sera.

Cael berdehem pelan, ia mengangguk singkat sambil melirik ke dalam rumah. "Aku ke dalam dulu ya Om..." tanpa melihat ke arah Amanda, langkah beratnya mengayun ke dalam rumah.

Meja bulat dan kursi beludru tersusun rapi di dalam ruang tamu. Jamuan hidangan di sudut ruangan, dipenuhi dengan makanan ala western dan cake yang masih tak tersentuh. Musik klasik mengalun syahdu, menjadi backsound yang menciptakan suasana elegan.

Cael menapaki anak tangga bergaya melingkar. Ia menyusuri pegangan berbahan kayu itu, dengan jari tangannya yang terasa dingin oleh serangan anxiety.

Sera selalu saja memaksa Cael untuk melakukan sesuatu yang menurut gadis itu romantis. Pesta ini tidak seharusnya ada! Bukan... bukan pesta ulang tahunnya! Namun pesta pertunangan ini! Bahkan kemarin, Sera memaksanya pergi mencari cincin pertunangan. Untung saja Cael bisa berdalih...

"Katanya suka surprise? Cincinnya nanti gue yang pilih. Jadi lo tunggu aja besok. Oke?"

Kemarin, bukan cincin yang Cael cari. Namun rekaman yang akan menjadi awal kehancuran gadis itu.

Ketika Cael merayakan ulang tahun ibunya di puncak, ia sama sekali tidak menyangka jika Sera dan Om Haris berada di sana! Ibunya menyetujui rencana pertunangan ini, karena perusahaannya sedang membutuhkan investor! Waktu itu, Cael masih menganggap Sera, gadis baik yang selalu membantunya di sekolah dulu. Gadis yang selalu mengobati memarnya setelah ia berkelahi.

Cael tahu, jika Sera menyukainya lebih dari sahabat. Namun perasaannya pada Sera, tidak bisa lebih dari sekedar teman curhat.

Jika saja seminggu yang lalu, dia tidak mengetahui fakta yang sebenarnya tentang Sera yang ikut membully Clarice! Mungkin Cael tidak keberatan untuk merayakaan pertunangannya dengan Sera malam ini.

ᴄᴀᴇʟᴜᴍTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang