🌹
Ada makna tersirat di balik dusta
Yang ia katakan dengan keberanian di mata
Meski aku hanya bisa menduga
Cepat atau lambat, kebenaran akan terbuka juga🥀🥀
Caelum menekan pelipis dengan ibu jari, memijatnya perlahan untuk meredakan nyeri yang sedari tadi menyiksa. Tak peduli seberapa positif jalan pikirannya menerka, masih saja ia tak bisa menghilangkan prasangka buruk. Sekarang sudah lewat jam sebelas malam. Tidak ada kabar dari Jevin sedari tadi.
Bahkan Cael tidak mau terlalu memikirkan alasan Raka mengkhianatinya! Satu pengkhianat itu sudah mulai membuat Cael mati rasa.
"Lu nggak pulang?" tanya Cael pada Erik.
Pemuda itu menggelengkan kepala, lalu meletakkan secangkir kopi di atas meja. "Gue udah bilang ama nyokap buat nginap di sini. Lu emang nggak pulang, bang?"
Cael mendengus, "emang berani lu di sini sendirian?"
Erik duduk dengan mengempaskan tubuhnya ke kursi kayu. Ia bergidik, memikirkan kemungkinan tinggal sendiri di rumah ini. Tetangga terdekat jaraknya tiga ratus meter. Di samping rumah ada pohon mangga dan jambu. Belum lagi rumah kosong di depan sana.
"Kemarin lu juga nginap di sini," imbuh Cael.
Erik tertawa pelan. "Emang lu berani sendirian di sini?" tanya pemuda itu. Membeoakan pertanyaan Cael.
Caelum tidak pernah melihat makhluk astral. Namun ia pernah mencoba mengusik dunia lain. Dan itu ia lakukan demi mengeluarkan Elra dari gudang di rumah neneknya. Kisah itu membuatnya mengingat Marvel.
Tangan kanan Erik membulat, membentuk tinju yang ia pukulkan pada permukaan meja kayu.
Bunyi gaduh itu membawa kesadaran Cael, membuat ia melirik tajam ke arah Erik. Pemuda itu tampak kesal. Rahangnya ditarik kencang.
"Lu nyesel nggak bang?" Erik menaikkan dagu. Sorot matanya dipicingkan, menatap Cael dengan sorot meremehkan. "Lepasin tuh cewek gitu aja. Gimana kalau Lea berbohong?"
Usai mendapatkan kabar bahwa Jevin kembali dengan geng Iqbal, Cael menyuruh Erik mengantar Lea pulang. Mereka berdebat sebentar. Namun tekad Cael sudah bulat. Semakin lama Cael menyekap gadis itu, semakin berat pula bebannya. Bagaimana jika suatu hari, gadis itu menuntut Cael atas kasus yang tidak pernah terjadi? Karena Cael tahu, Lea gadis manipulatif. Sebelum Cael terjebak, lebih baik Cael melepaskan Lea.
Tidak ada juga untungnya menahan Lea di rumah ini. Gadis itu tidak akan mengatakan apa pun mengenai kejadian di malam Clarice meninggal.
Dari banyaknya kebohongan Lea, satu hal yang pasti. Sera tahu apa yang terjadi. Mungkin Bella juga tahu, tapi itu semua perkara waktu. Ia akan mendapatkan jawabannya besok dari Sera!
Rintik hujan yang jatuh di atas genteng mulai mereda. Membuat suara-suara binatang malam di sekitar pekarangan mulai terdengar. Cael melepaskan jaket. Ia meraih mug yang masih mengepulkan uap panas, dari kopi yang Erik seduh beberapa menit lalu.
Dengan mug kopi di dalam genggaman tangan, Cael kembali memikirkan langkah selanjutnya dari keputusan yang ia pilih tadi sore. "Dia memang pembohong," ucap Cael pelan. Ia mendekatkan mug kopi, meresapi aroma yang membuat syarafnya sedikit menetralkan aliran stres.
Bagi Cael, kenyataan yang sebenarnya sudah tersirat. Ia hanya perlu mengartikan kebalikan makna dari kalimat gadis itu. "Sera tahu sesuatu. Tapi sekarang, biarkan dia sembuh dulu." Cael menyesap kopi hitamnya. Lidahnya sedikit perih karena rasa terbakar. Ia kembali meletakkan mug, membiarkan kopi itu dingin sedikit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴄᴀᴇʟᴜᴍ
Teen Fiction✨Series kedua dari ᴍᴇᴛᴀɴᴏꞮᴀ✨ Duka itu akan selalu ada, terpatri di dalam hati. Dari setiap cerita yang diulang, akan selalu menghantui. Tapi baginya, tidak ada kata sembuh. Karena terkadang, sakit itu kembali kambuh. Rekaman yang Cael temukan, menj...