5| Dengan Dunia

51 11 45
                                    

🌹

Hatinya akan runtuh
Ketika perasaan itu akhirnya jatuh
Pada diriku yang dirundung gemuruh
Dengan duniaku yang perlahan luruh

🥀🥀

(10.05 p.m)

Caelum menunggu empat puluh menit lagi, menuju kejutan utama yang akan terjadi pada pesta malam ini. Sera tidak henti-hentinya tersenyum lebar, sembari menyapa tamu undangan yang hadir ke pesta ulang tahunnya yang ke-21.

Kolam renang berbentuk persegi panjang, berukuran sedang menjadi dekorasi utama. Kelap-kelip lampu pesta menambah gemerlap suasana pool party. Bias cahaya beriak di permukaan airnya, karena ada lampu yang dipasang pada dasar kolam, sehingga membuat air itu tampak bercahaya.

Teras di sisi kanan Caelum cukup luas untuk menampung ratusan orang. Meja panjang berisi makanan dan minuman untuk para undangan. Ia bisa melihat potongan kue red velvet, pizza dan makanan ala western lainnya berjejer rapi di atas meja.

Di sisi kiri Cael, terdapat teras selebar tiga meter berdinding batu alam. Dinding itu kini berhiaskan balon dan untaian pita berwarna lilac. Stand foto yang terletak di tengah-tengahnya menjadi sorotan utama para tamu. Tulisan happy birthday Sera Ivanka dari lampu LED, menggantung pada bingkai yang terbuat dari stainless. Ia berdiri di dekat panggung kecil sudut di kolam, sekitar tiga meter dari stand foto.

"Gue mau ke toilet dulu ya..." bisik Cael, ia mendekatkan wajahnya ke arah gadis itu. Sera mengangguk singkat, lalu melepaskan rangkulan tangannya di pergelangan pemuda itu.

Caelum beradu pandang dengan Jevin, pria jangkung itu mengangguk singkat. Jevin sudah memberikan USB yang berisikan rekaman itu, pada panitia acara. Rekaman yang akan menghancurkan reputasi dari gadis yang sedang merayakan hari ulang tahunnya.

"Lea..." panggil Sera, ia melambaikan tangan pada sahabatnya yang asyik berjoget mengikuti musik.

Gadis yang dipanggil mengernyitkan kening, sambil bergumam 'apa?'

Sera mengayunkan dagunya, menunjuk ke arah Elra yang tampak bosan dengan pesta ini.

Senyum kecil Lea tersungging. Ia menaikkan sebelah alisnya, menatap tajam pada gadis yang sedang berdebat dengan pria tinggi di sebelahnya. "Nyalinya besar juga ya?" komentar gadis itu ketika ia sudah berdiri di samping Sera.

"Lo tau nggak, cowok yang di depannya itu?" Lea menggeleng pelan, menjawab pertanyaan Sera. "Nyokapnya... hampir aja nikah sama bokap gue!" mata Sera melebar, rahangnya mengencang, menahan geram.

"Seriously?!" Lea terkekeh pelan, "trus hubungannya sama cewek sok asik itu apaan?" gadis itu menyangkutkan helaian rambut pirangnya ke belakang telinga.

"Mereka sepupuan. Anyway! Nggak penting bahas itu sekarang!" Sera menarik napas panjang, ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

Ratusan orang yang menghadiri pesta adalah teman-teman kampus dan SMA-nya. Sera sengaja mengundang banyak orang, agar mereka yang pernah mengatakan bahwa ia tak pantas untuk Cael, menjadi saksi bahwa ia bisa mendapatkan pemuda itu.

"Hari ini bakal jadi awal dari hubungan gue! Dan mereka yang pernah bully gue, bakal melihat kemenangan gue."

Cael yang mendengar kalimat terakhir Sera, membuatnya menahan senyum. Bukan kemenangan yang ia dapatkan malam ini, namun kehancuran.

Sera tersenyum lebar, saat Cael kembali berdiri di sampingnya.

"Misi mbak, kita masuk acara inti. Jadi merapat ke arah panggung ya," ujar pria bernama Galih.

ᴄᴀᴇʟᴜᴍTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang