"Kenapa? Kenapa denganku? Kenapa dengan air mata ini?" monolog Miru yang berusaha menghapus air matanya yang jatuh tanpa seizinnya.
Arsyila yang akhirnya menemukan Miru terkejut melihat putrinya yang menangis. Apa yang terjadi? Miru segera berhambur memeluk uminya yang kini merasa cemas sekaligus bingung. Apa yang telah terjadi pada putrinya saat ini?
"Miru? Sayang, kamu kenapa? Apa ada yang berbuat jahat ke kamu?" tanya Arsyila namun tidak ada jawaban.
"Hey sayang, cepet bilang ke umi kamu kenapa? Umi cemas nak, kenapa kamu tiba-tiba seperti ini?" sekali lagi Arsyila membujuk Miru dan melepas pelukan putrinya.
"Miru juga nggak tau, Umi. Miru juga nggak ngerti kenapa kaya gini. Kenapa hanya dengan melihatnya hati Miru jadi seperti ini, seperti ada suatu hal yang Miru sendiri nggak tau gimana ngejelasinnya," jelas Miru perlahan seraya mengusap air matanya.
"Maksud kamu gimana? Umi nggak paham, ayok kita sambil jalan dan kamu ceritakan perlahan-lahan. Soalnya abi kamu dari tadi sudah menelfon beberapa kali karena khawatir kamu ke toiletnya lama banget," ucap Arsyila dengan lembut seraya menggandeng tangan putrinya.
Miru menceritakan apa yang baru saja terjadi dan kenapa dirinya bisa seemosional ini. Dia juga tidak begitu paham, ia juga menceritakan seperti ada yang mengganjal di hatinya. Arsyila mendengarkan dan mencoba mencerna apa yang putrinya ceritakan. Arsyila sedikit merasa paham, kini ia sedikit sadar bahwa sebenarnya putrinya begitu mencintai Farzan namun ia tidak menyadarinya. Dugaan Arsyila ialah putrinya tidak menyadarinya atau ia mencoba menampik perasaan tersebut.
Tanpa sepengetahuan Miru, Arsyila mengirim pesan ke Ansel untuk tidak bertanya apapun nantinya mengapa putrinya seperti habis menangis. Ia juga meminta Ansel untuk mengatakan ke yang lainnya untuk melakukan hal yang sama.
***
"Ans, tell me which one is my nephew?" tanya Sergey pada Ans. /Ans, beritahu aku yang mana keponakanku?
"Which do you think? See the most beautiful," jawab Ansel tersenyum. /Yang mana menurutmu? Lihatlah yang paling cantik.
"All these woman you have brought are so beautiful." /semua wanita yang jamu bawa ini sangat cantik.
"come on Sergey, no kidding. It's obvious you know wich one is the so beautiful and still the youngest," kali ini Arsyila mencoba menghentikan ledekan Sergey yang sejak tadi seolah tidak tau mana keponakan perempuannya. / ayolah Sergey, jangan bercanda. Jelas kamu tau mana yang paling cantik dan masih terlihat muda.
"Hahaha, oke oke. I'm just kidding sister. Forgive me, oke?" tawa Sergey yang meledak begitu saja karena menadapat balasan dari Arsyila.
Sergey adalah sepupu dari John. Ia adalah anak dari adik laki-laki mamahnya. Dulu Ansel sering bertemu dengannya, namun sejak menikah ia hanya berkomunikasi melalui telfon saja. Sergey sangat dekat dengan mereka karena sering berkomunikasi, belum lagi beberapa tahun ini Sergey yang menjaga John walaupun John hanya pamannya tapi ia sangat baik. Sergey orang yang ramah dan mudah berbaur dengan siapapun. Ia sudah menikah dan memiliki putra yang seusia dengan Fahri.
"Uncle, can you show Miru around groningen and amsterdam?" tanya Miru yang sejak tadi hanya diam saja.
"Oh, Of course baby, uncle will drive you around all of Netherlands if needed."
"Thank you so much Uncle."
"No problem, baby."
Miru menatap ke arah keluar jendela mobil. Ia melihat pemadnagan kota amsterdam yang cukup indah. Pamannya tadi sempat bilang bahwa mereka nanti akan melewati pemandangan yang lebih indah dari perkotaan dan pastinya sangat menyenangkan ketika mata memandangannya. Miru mencoba memejamkan matanya dan tiba-tiba saja terlintah wajah Farzan di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Time & Distance
SpiritualSequel "Turkish Airline-67" Baca dulu ya, kalo suka masukkan ke list bacaan kalian dan jangan lupa vote + komen 😁 Kamu itu bagaikan angan semu yang sulit untukku gapai Kamu itu bagai bulan yang jauh untuk ku raih Aku hanya bisa diam dan tidak ta...