Please jangan lupa vote ya 🥺
Biar aku bisa semangat lagi nih nulisnya ...
__________________"Terima kasih karena hatimu terus menungguku"
~ Farzan ~🍁🍁🍁
Sudah banyak kisah yang dilalui dan telah banyak waktu yang terlewat, namun hati keduanya masih terjaga atas izin Allah azzawajalla. Kini keduanya tersenyum dengan debaran jantung yang terpaut. Pipi sang gadis yang baru saja dipersunting itu kini bersemu merah. Satu kalimat indah yang kini terucap dari pria yang telah begitu lama mencintainya.
"Anna uhibbuka fillah ya Zauji" balas Miru dan tersipu malu.
Farzan mengeratkan tangannya pada pinggang Miru dan ia mendekatkan wajahnya untuk mencium kening Miru dengan penuh khitmat. Fahri segera menepuk Kevin agar segera memotret keduanya sebelum momen itu berakhir. Fahri tersenyum karena kini kakaknya telah menemukan kebahagiannya. Ia tidak lagi perlu mencemaskan kakaknya setiap saat, karena kini sudah ada laki-laki yang cintanya begitu besar untuk kakaknya.
Setelah mencium kening Miru, Farzan pun menggenggam erat tangan Miru seakan ia tidak ingin lagi kehilangan gadisnya. Takdir yang cukup rumit, ia harus berpisah begitu lama dan baru beberapa hari bertemu sudah diharuskan bersatu dalam ikatan halal.
"Sepertinya akan banyak yang patah hati jika nanti pernikahan kita terekspos," ledek Farzan pada Miru.
"Kenapa seperti itu?"
"Karena banyak pria yang mengajakmu ta'aruf, namun hatimu malah berakhir padaku," jawab Farzan.
"Bagaimana kamu tau?"
Ddrrtttttttt......
"Mas Farzan! Ponselmu dari tadi bergetar dan sepertinya ada telfon!" ucapan Fakhri membuat obrolan keduanya terputus.
Farzan segera meraih ponsel yang sebelumnya dititipkan ke Fahri dan kedua sudut bibirnya pun terangkat membentuk senyuman yang lebar.
"Siapa, pak?" tanya Miru penasaran.
"Seseorang yang akan menjawab pertanyaan terakhirmu."
Miru mengerutkan kedua alisnya seolah merasa bingung. Siapa kira-kira orang yang dimaksud Farzan?
"Assalamu'alaikum, Li."
"Wa'alaikumsalam, mas. By the way, Barakallah, Happy wedding ya akhirnya gak patah hati. Kamu harus jaga kakakku baik-baik. Jangan buat dia sedikit pun kecewa. Aku tau kamu orang baik, tapi aku gak akan ikhlas jika sampai kamu melukai hatinya."
"Siap! Terima kasih ya. oh iya kamu akan ke sini atau nunggu di Indonesia?"
"Aku tunggu kalian di Indonesia saja, soalnya aku masih KOAS,"
"Oke deh, oh iya kakakmu ada di sebelahku sekarang."
"Mana?"
Miru yang sedari tadi memperhatikan obrolan Farzan dan Ali, kini mulai paham. Ia curiga Ali selama ini berkomunikasi dengan Farzan dan selalu memberitahu Farzan tentang dirinya.
"Ali! Kamu bilang apa aja ke pak Farzan?"
"Oho, sabar dong kakakku yang cantik. Bukannya ucap salam dulu, malah udah langsung serbu aja!"
"Jawab pertanyaan aku, kamu selalu kasih info tentang aku ya ke pak Farzan?"
Ali yang mendapat pertanyaan itu langsung tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Time & Distance
EspiritualSequel "Turkish Airline-67" Baca dulu ya, kalo suka masukkan ke list bacaan kalian dan jangan lupa vote + komen 😁 Kamu itu bagaikan angan semu yang sulit untukku gapai Kamu itu bagai bulan yang jauh untuk ku raih Aku hanya bisa diam dan tidak ta...