28. Kejutan ?

58 14 2
                                    

Assalamualaikum
Happy weekend guys 🙃
Happy reading ya
Warning typo yang sangat banyak 😁

_______________________________

@Ali : Assalamu'alaikum, mas Farzan. Bagaimana kabarnya? Saya ada kejutan untuk anda. Tapi tidak sekarang, tunggu ya.

Farzan yang tiba-tiba menerima pesan dari Ali pun mengerutkan dahinya. Ia berpikir kejutan apa yang dimaksud Ali. Apa ini ada kaitannya dengan Miru? Kalau iya, maka dirinya jadi semakin penasaran. Farzan dan Ali saling berkomunikasi, Ali kerap kali memberikan kabar terbaru mengenai Miru termasuk soal Miru yang sering sekali mendapat tawaran ta'aruf. Ia sama sekali tidak masalah dengan hal itu, jika memang ada laki-laki yang lebih baik dari dirinya dan mampu menjaga Miru dengan sangat baik maka ia pun akan ikut bahagia. Ia memang mencintai Miru namun bukan berarti ia harus memilikinya 'kan?

Jika memang kelak engkau ditakdirkan untukku maka aku yakin, pasti Allah akan mempertemukan kita di waktu terbaiknya. Namun, jika engkau tidak ditakdirkan untukku, aku berdoa semoga Allah membersamaimu dengan sosok laki-laki yang mampu menjadi imam terbaik untukmu. Aku ingin sekali datang ke hadapanmu, namun saat ini waktunya belum tepat. Tetapi aku tidak akan memintamu menungguku wahai sholihah...

Farzan bermonolog sendiri seraya tersenyum. Jika boleh dikatakan, sebenarnya ia merindukannya namun ia menyimpannya secara dalam-dalam. Sedikit lagi, tinggal sedikit lagi waktu yang ia perlukan sebelum akhirnya ia bisa pulang ke Indonesia. Memang sebenarnya ia mendapat tawaran untuk bekerja di sini, di negri kincir angin. Namun, ia ingin menemui gadisnya dan melihat dengan matanya sendiri kalau sang gadis sudah dalam keadaan baik-baik saja.

"Zan? Are you oke? I saw you were smiling to yourself?" tanya seseorang yang memegang pundaknya.

"Oh, Since when are you here? Yes, I was just thinking of something."

"Really? Something or someone?"

"Hey Vin, I'am serious. I just thingking of something," Jelas Farzan pada Vino salah satu teman kampusnya di sini.

"Oh okey, Oh No! I almost forgot that professor Asraf wanted you, brother!"

"Oh My God, oke thanks Vin. Bye"

Farzan pun baru ingat ia ada janji dengan professor Asraf soal tawarannya mengisi seminar di Prancis beberapi hari mendatang. Farzan yang mendapat tawaran itu tidak ingin menyia-nyiakannya. Justru ini adalah hal menakjubkan bagi dirinya. Ya, memang di akui selama ia berkuliah di sini, ia berkeliling ke beberapa Negara di benua Eropa untuk mengikuti berbagai seminar. Namun, kali ini sedikit berbeda, professor Asraf menawarkan dirinya untuk menjadi seorang pembicara dan hal itu justru hal bagus 'kan?

Farzan berlari dengan cepat, ia khawatir kali ini akan sulit menemui professor Asraf. Professor yang sudah memiliki nama di kampus Rijks Universiteit Groningen. Univertas yang menjadi banyak tujuan para pencari beasiswa dan cukup banyak diminati oleh para calon mahasiswa dari Indonesia.

***

"Hei anak abi kok ngelamun?" Ansel memegang tangan putrinya dengan lembut.

"Hm... Abi, Bi bolehkan nanti Miru berjalan-jalan sesampainya di sana?" tanya Miru sedikit ragu.

"Kenapa tidak? Kamu boleh berjalan-jalan sepuasnya.Tentunya ditemani oleh uncle Sergey," jelas Ansel menatap putrinya.

"Siap, Bi."

Mereka semua saat ini masih berada di pesawat dan sebentar lagi akan mendarat di Amsterdam Airport Schiphol (AMS). Perjalanan ini adalah pertama kalinya bagi Miru. Mungkin untuk perjalanan ke luar negri bukan untuk pertama kalinya, namun kalau ke Belanda, maka ini adalah pertama kalinya. Ia sering berkomunikasi dengan kakeknya betapa indahnya Belanda, walaupun sejarah kelam Indonesia pernah di jajah oleh Negri kincir angin ini.

Long Time & Distance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang