Selamat membaca:)
PART 1 - PAGI
Lelaki bertubuh jangkung itu melangkahkan kedua kakinya untuk menuruni anak tangga. Jam sudah menunjukkan pukul enam pagi dan sudah pasti adik-adiknya sedang bersiap menuju sekolah. Kakinya melangkah menuju dapur dan menemukan sang ibu yang berusaha mengikat tali apron di balik punggung. Senyumnya merekah mendapati sang ibu yang kesusahan memasang apronnya sendiri. Dengan cekatan ia mendekat, mengikatkan tali apron milik di balik punggung Rania. Perlakuannya sukses membuat sang ibu menjengit kaget.
"Eh."
Rania menoleh ke belakang dan mendapati eksistensi putra sulungnya. Senyumnya merekah dan tubuhnya pun berbalik begitu tangan sang anak sudah selesai mengikat tali apron miliknya.
"Makasih ya mas."
"Sama-sama ma. Mama mau masak apa? Mas bantuin ya." sahut Abi sambil berlalu.
"Emangnya mas nggak ada kelas?" tanya Rania.
"Belum ma, mas kan baru masuk bulan depan. Paling nanti siang rapat buat bahas PKKMB." Abi mengeluarkan telur dan sosis dari dalam kulkas dan menuju kompor.
Rania yang melihat gelagat Abi segera mendekat dan meraih bahan makanan dari tangan sang anak.
"Biar mama aja yang masak. Mas panggil papa aja sana."
"Hari ini biar mas aja ma yang masak sarapan, adek kemaren request mau nasi goreng."
Rania menghela napas dan membiarkan Abi mengambil alih pekerjaan dapur. Abi memang tidak bisa menolak keinginan si bungsu, selalu seperti itu.
"Jangan kebiasaan apa-apa diturutin mas. Nanti adeknya jadi manja." tegur Rania.
"Nggak papa ma, mas suka kalau adek manja."
"Ya tapi nggak gitu juga, nanti mas kalau udah punya pacar gimana? Apa pacarnya nggak cemburu kalau mas ditempelin adek terus?"
"Mama apaan sih!!"
Seruan dari arah pintu dapur membuat atensi Rania dan Abi beralih. Keduanya menatap seorang gadis dengan seragam SMA yang berkacak pinggang di pintu dapur.
Gadis dengan kuncir kuda itu berjalan dengan menghentakkan kaki pertanda kesal. Ia mendekati sang ibu dan bediri dengan angkuh.
"Mas Abi gaboleh punya pacar. Mas Abi punya adek." mutlak Anin.
Seruan Anin hanya membuat Rania mendesis kesal. Sedangkan Abi hanya terkekeh mendengar suara sang adik. Belum sempat ia bersuara, sudah ada suara lain yang menyahut dari pintu dapur.
"Kasian banget mas Abi ditempelin manusia kaya lo tiap hari."
Anin menoleh menatap abangnya, Angga, dengan mata melotot penuh kemusuhan.
"Lo tuh nggak diajak. Jadi gausah nimbrung." ujar Anin sengit.
"Dih, gw kesini mau nyamperin mama."
Angga beralih menghampiri Rania sambil mengosek kepala Anin dengan kepalan tangannya. Membuat sang adik mendesis kesal dan meliriknya dengan tajam.
"Tolong pasangin dasi aku ma."
Rania hanya menghela napas mendengar permintaan putranya.
"Mama nggak bisa pasang dasi, minta tolong masmu aja sana." titah Rania.
Angga berdecak dan berjalan mendekati kakaknya. Ia menepuk pundak Abi agar Abi berbalik menatapnya.
"Mas, tolong."
"Iyaa tunggu sebentar yaa, mas selesein nasi gorengnya dulu. Abang duduk aja nanti mas pasangin."
"Oke."
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR FAMILY!! [END]
Fanfiction[END] Sequel dari book "We Are Family!!" Bisa dibaca terpisah tapi lebih baik baca We Are Family dulu<3 ___________________________________________ "Anaknya jangan ditendang dong" "Kamu banyak-banyak jajan dong. Nggak usah hemat-hemat, uang mama s...