Part 21 - Waktunya Abang Angga

181 12 0
                                    

Selamat membaca:)

PART 21 - WAKTUNYA ABANG ANGGA

Satu hari setelah seleksi tim basket yang akan mengikuti turnamen, Angga menagih waktunya dengan Deva dan juga Rania. Lelaki itu ingin pergi bersama dengan Deva dan Rania ke suatu tempat. Namun hingga hari ini, dimana hari yang diminta Angga sudah menunjukkan pukul delapan malam, Angga belum juga sampai di rumah padahal laki-laki itu sudah mengabari bahwa ia di jalan sejak jam enam tadi.

Deva dan Rania yang menunggu Angga sampai dibuat bosan karena anak tengah mereka itu belum juga sampai di rumah. Entah mampir kemana Angga malam ini.

"Kak, itu anakmu dimana jam segini kok belum sampe rumah." tanya Rania.

Deva yang duduk di samping Rania sembari memakan keripik singkong seketika menghentikan kunyahannya. Ia menggeleng pertanda tak tau. Rania yang melihatnya hanya mendengus kesal, ia kembali menatap ke arah televisi. Dan tak lama setelahnya terdengar suara salam dari arah depan. Rania segera berdiri dan menatap Angga yang baru saja masuk dan mencium punggung tangannya.

"Ayok berangkat sekarang ma pa." ajak Angga tanpa basa-basi.

"Kamu nggak mau makan dulu bang? Atau mau makan diluar aja?" tawar Deva.

"Makan pecel lele kesukaan papa aja yuk. Abis itu abang mau ajak mama sama papa ke suatu tempat." ujar Angga sambil cengengesan.

"Yakin mau pecel lele aja?" tanya Deva memastikan. Tumben sekali Angga ini hanya minta makan di pecel lele, biasanya laki-laki itu suka menguras dompetnya jika sedang menagih waktu bersama.

"Yakin paaa."

"Yaudah ayok berangkat." ujar Deva yang beranjak sambil menenteng kunci mobil.

"Eiittsss, kita nggak akan naik mobil pa." ujar Angga sambil mencegah langkah sang ayah.

"Lhoh, emangnya mau kemana toh bang?" bingung Rania.

"Rahasia dong ma. Nanti abang pake motor, mama bawa Opran ya ma."

0_0

Deva sudah memiliki firasat buruk ketika Angga memintanya pergi dengan mengendarai Opran, motor milik Rania semenjak masih gadis yang sering digunakan untuk balapan dulu. Dan benar saja, firasat Deva benar seratus persen. Selepas makan bersama di tempat pecel lele kesukaannya, Angga mengajaknya ke suatu tempat yang sukses membuat Deva kaget. Dan disinilah Deva sekarang, ia hanya bisa berdiri dan menatap Rania yang sedang mengenakan jaket dan helm fullface dengan wajah cemas.

"Nggak usah ya Ran." cegah Deva. Rania seketika terkekeh.

"Nggak papa kak." ujar Rania menenangkan.

"Kamu udah lama nggak naik Opran loh."

"Kamu meragukan skill aku?"

"Ya enggak gitu. Aku cuma khawatir aja."

"Papa nih lebay." cibir Angga.

"Heh!! Istri papa ini." kesal Deva.

Angga hanya memasang wajah malasnya. Ia menatap Deva yang berusaha mencegah Rania untuk balapan dengannya. Ya, Angga memang meminta jatah waktunya hari ini untuk balapan dengan Rania. Ketiganya sudah berada di salah satu sirkuit yang sering menjadi tempat balapan Angga bersama teman-temannya yang lain semenjak setahun belakangan.

Deva sudah menolak dan mencegah Rania menuruti kemauan Angga, namun Rania tetap kukuh dan memilih untuk mengiyakan permintaan sang anak. Lagipula ia sudah lama tidak balapan, sedikit banyak hatinya merasa rindu.

OUR FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang