Part 9 - Lembut

230 18 6
                                    

Selamat membaca:)

PART 9 - LEMBUT

Angga dan Anin melangkah masuk ke dalam rumah tepat saat jam menunjukkan pukul tujuh malam. Keduanya langsung beranjak menuju kamar untuk membersihkan diri lalu setelahnya menuju ruang keluarga untuk berkumpul bersama kedua orang tua mereka.

Anin mendudukkan diri di karpet dan disusul Angga yang duduk di sampingnya. Sedangkan Deva dan Rania duduk di sofa yang berada di belakang Angga dan Anin.

"Ngapain aja tadi di rumah mami?" tanya Deva membuka percakapan.

Memang setelah pulang sekolah tadi, Anin dan Angga meminta izin kepada Deva bahwa keduanya akan pergi ke rumah Wina, mami mereka, untuk sekedar bermain karena sudah lama tidak kesana.

"Nggak ngapa-ngapain pa. Cuma liatin abang sama kakak main PS, adek dicuekin doang." adu Anin pada papanya.

"Ngadu teross, ngaduuu." ejek Angga sambil melempar kripik ke arah sang adik.

"IH!! Jangan lempar-lempar!!" kesal Anin.

"Mami nggak nitip pesen apa-apa?" tanya Rania.

"Enggak." sahut Angga.

Rania hanya mengangguk dan kembali menonton TV. Tak lama kemudian terdengar suara salam dan bunyi pintu yang dibuka disusul dengan kedatangan Abi yang baru pulang dari kampus.

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam."

Abi menyalimi Deva dan juga Rania lalu mengecup pipi kedua orang tuanya. Ia kemudian duduk di samping Deva dan menyenderkan kepalanya di bahu sang ayah.

"Capek?" tanya Deva sambil mengelus surai Abi.

"Heemm." ujar Abi lemas.

"Kamu sakit? Kok lemes gitu?" tanya Deva heran.

Rania langsung menegakkan punggung. Ia menoleh dan menatap Abi yang memang terlihat lebih lesu.

"Mas sakit?"

Abi menjawab pertanyaan Rania dengan menggeleng. Ia baik-baik saja, hanya lelah karena memang hari ini adalah hari terakhir PKKMB di kampus.

"Gimana tadi acaranya mas?" tanya Deva.

"Aman kok pa. Jam satu siang udah kelar. Cuma beres-beres sama eval aja yang bikin lama." jelas Abi.

"Berarti senin depan udah mulai kuliah kaya biasa? Minggu ini kamu nggak kemana-mana kan?" tanya Rania.

"Hemmm. Minggu ini mas mau dirumah aja Ma."

Mendengar bahwa Abi hanya akan di rumah membuat satu-satunya gadis disana segera menolehkan kepalanya ke belakang. Ia menatap Abi dengan tatapan berbinar. Itu artinya ia akan menghabiskan banyak waktu dengan Abi. Namun rautnya seketika berubah lesu begitu mendengar perkataan sang ibu.

"Adek jangan ngajakin mas main, mas di rumah aja tujuannya mau istirahat." peringat Rania.

Anin dengan lesu kembali menatap ke depan dan menyenderkan kepalanya di bahu Angga. Membuat Angga seketika menoleh dan menatap adiknya dengan decakan kesal. Anin itu hanya akan manja kepadanya jika Abi sedang tidak bisa meladeni sifat ngalem dari gadis itu. Membuat Angga kesal karena merasa menjadi second choice.

"Ck, udah nggak usah sok galau lo." ujar Angga sinis.

Anin seketika menegakkan punggung dan menatap Angga dengan sengit. Namun tak lama tatapan itu berubah sendu seiring dengan bibir Anin yang melengkung ke bawah. Memble.

OUR FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang