Part 33 - Ini Apa?

148 17 1
                                    

Selamat membaca:)

PART 33 - INI APA?

Shaka langsung menuju rumah Alfariz ketika ia selesai bimbingan Olimpiade. Tentu saja ia segera menuju kesana karena masalah Anin dan Angga tadi siang. Shaka sudah berusaha menelpon Anin di sekolah tadi siang, namun ponsel Anin mati begitupun dengan Angga.

Shaka yang khawatir segera menuju rumah Alfariz sore ini. Begitu sampai ia segera memarkirkan motornya dan masuk ke dalam rumah sambil mengucap salam. Shaka bertemu dengan Deva dan Rania di ruang tengah. Shaka mendekat dan menyalami keduanya.

"Adek dimana ma?" tanya Shaka.

"Ngobrol sama abangnya. Samperin aja kak."

Shaka kemudian mengangguk lalu segera menuju kamar Anin. Sesampainya di sana ia melihat Anin yang tertidur pulas sedangkan Angga baru saja beranjak dari kasur gadis itu. Shaka masuk begitu saja ke dalam kamar Anin dan melihat bahwa Anin tertidur dengan mata sembab dan wajah memerah, rambut gadis itu juga berantakan. Shaka kemudian beralih menatap Angga dengan kesal.

"Kebiasaan banget sih." dengus Shaka tak suka.

"Dih orang gue nggak ngapa-ngapain." elak Angga.

"Nggak ngapa-ngapain tapi adeknya sampek bengep kayak gitu." julid Shaka.

Angga memilih untuk melengos dan keluar dari kamar Anin tanpa menyahuti ucapan Shaka. Ia akan kembali ke kamarnya sekarang. Sedangkan Shaka hanya menatap punggung Angga sambil mendengus kesal.

Shaka mendekat dan menyingkirkan anak rambut yang ada di wajah Anin. Shaka bisa melihat jelas bahwa wajah Anin memerah dan matanya sembab. Shaka menghela napas, ia akan buat perhitungan dengan Angga setelah ini. Abangnya itu memang terbiasa memarahi Anin hingga gadis itu kehilangan semua air matanya. Shaka kesal sekali.

Laki-laki itu kemudian beranjak pergi dan turun ke lantai bawah untuk kembali ke ruang tengah. Ia duduk ngeleseh di karpet dan menonton TV bersama dengan Deva dan Rania.

"Si adek mana kak?" tanya Rania.

"Tidur ma."

"Nangis nggak?"

"Abis nangis." sahut Shaka singkat.

"Ck, pasti gara-gara si abang." decak Rania.

"Kayak nggak tau abang aja." sahut Deva.

"Suwe-suwe dadi tuman" ujar Rania kesal

(Lama-lama jadi kebiasaan)

Deva hanya menghela napas. Ia beralih menatap Shaka yang memakan keripik kentang dengan santai.

"Olimpiadenya kapan kak?" tanya Deva. Shaka yang mendengar perkataan Deva sedikit menolehkan kepalanya ke belakang.

"Masih dua minggu lagi pa."

"Wali murid boleh dateng nggak kak? Kalau boleh nanti papa sama mama usahain dateng." tanya Deva.

"Kayaknya enggak boleh deh pa. Aku berangkat dari sekolah bareng sama anak-anak Olimpiade yang lain. Jadi berangkatnya nanti sama guru. Paling ntar sama mami."

Deva dan Rania kemudian mengangguk paham. Rania sempat melirik jam yang menunjukkan pukul setengah enam sore. Ia mulai beranjak dari duduknya.

"Kak, bebersih dulu abis itu makan bareng. Mama bikinin pasta mau ya?" Shaka menatap Rania yang berjalan menuju dapur. Ia berdiri dan menyusul Rania dari belakang.

"Boleh ma, kakak mandi dulu ya." pamit Shaka. Rania mengangguk lalu membiarkan Shaka naik ke kamarnya di lantai dua.

0_0

OUR FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang