Selamat membaca:)
PART 38 - RESTU (2)
"Miiii...."
Abi mengelus punggung tangan Wina dengan pelan. Wina menangis terisak selama hampir satu jam setelah Abi mengutarakan niatnya. Wanita itu bahkan tidak mengucapkan satu patah kata pun dan hanya menangis di rengkuhan Nata. Deva dan Rania yang menemani Abi hanya bisa terdiam mendengar isakan wanita itu.
"Ay, itu anaknya dijawab dulu." ujar Nata.
Wina hanya menggeleng pelan. Rasanya ia tidak sanggup menatap Abi.
"Mii.." cicit Abi pelan.
Melihat Wina yang terus menangis dan mengabaikan Abi membuat Deva menghela napas. Lama-kelamaan ia khawatir dengan Wina karena wanita itu terus menangis. Deva mendekat ke arah Wina, membuat Nata melepas rengkuhannya. Wina mendongak dan menatap Deva yang berdiri menjulang dihadapannya.
"Abaanngg...." cicit Wina lirih.
Nata yang paham memilih untuk menyingkir dan membiarkan Wina memeluk Deva. Deva yang merasakan pelukan Wina segera mengelus punggung adik kesayangannya. Wina yang masih terisak berbisik lirih di samping telinga Deva.
"Abi nggak akan ninggalin kita kayak mas Dirga kan bang?" lirih Wina.
Elusan Deva di punggung Wina seketika terhenti dan tubuhnya sempat menegang. Ia kemudian semakin mengeratkan pelukannya dan kembali berusaha menenangkan Wina.
"Enggak, Abi bakalan baik-baik aja."
Deva melonggarkan pelukannya dan menatap Wina dengan senyum.
"Abang udah kasih tau om Keenan. Abi bakalan dijaga sama om Keenan di sana, Abi bakalan baik-baik aja." ujar Deva berusaha menenangkan Wina.
"Nanti kita bisa susulin Abi juga kesana. Aussie nggak sejauh itu sayang." sahut Nata yang juga berusaha untuk menenangkan Wina.
Wina kemudian berusaha menenangkan diri dengan mengatur napas. Ia menoleh dan menatap Rania yang duduk di sofa tepat di seberangnya. Rania hanya menunduk dalam diam.
"Ran?" panggil Wina.
Rania mengangkat kepalanya dan menatap Wina yang masih dalam rangkulan Deva. Rania menatap Wina dengan senyum dan mengangguk pelan. Matanya menatap Wina penuh keyakinan, berusaha mengatakan pada Wina melalui tatapannya bahwa Abi pasti akan baik-baik saja. Dan Wina tau bahwa Rania percaya pada Abi, maka Wina juga harus melakukan hal yang sama.
Wina kemudian mengalihkan pandangannya lalu menegakkan tubuh dan menatap Abi yang duduk di sampingnya.
"Miii..." panggil Abi pelan.
"Sini peluk mami."
Abi beringsut dan memeluk Wina dengan erat. Wina mencium sisi kepala Abi seiring dengan air matanya yang mengalir pelan di kedua pipinya. Abi adalah putra Dirga satu-satunya, Wina bahkan tidak menyangka bahwa Abi sudah sebesar ini. Anak laki-laki yang dulunya ia ajari bicara sekarang sudah bisa memutuskan masa depannya sendiri. Bahkan anak laki-laki itu sudah bisa mengambil keputusan sebesar ini.
0_0
Rania dan Deva memilih untuk langsung pulang ke rumah dan meninggalkan Abi di rumah Mudzafar. Ini semua atas permintaan Wina yang menginginkan Abi untuk menginap selama beberapa hari di sana. Deva dan Rania tentu saja mengizinkan. Mereka berdua membiarkan Wina menghabiskan waktu bersama Abi.
Begitu sampai di rumah, Rania dan Deva bertemu dengan Anin dan Angga yang sedang menonton televisi. Rania membiarkan saja dan memilih untuk naik ke lantai dua menuju kamarnya. Sedangkan Deva memilih untuk duduk di sofa dan ikut menonton televisi bersama Angga dan Anin.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR FAMILY!! [END]
Fanfiction[END] Sequel dari book "We Are Family!!" Bisa dibaca terpisah tapi lebih baik baca We Are Family dulu<3 ___________________________________________ "Anaknya jangan ditendang dong" "Kamu banyak-banyak jajan dong. Nggak usah hemat-hemat, uang mama s...