Part 23 - Turnamen

166 12 4
                                    

Selamat membaca:)

PART 23 - TURNAMEN

"Pa, ayok ndang cepet. Keburu telat iki loh wes jam piro." omel Rania dengan suara keras.

Deva yang sedang bersiap di kamar buru-buru memakai jaket nya lalu meraih kunci mobil dan berlalu menuju ruang tengah. Rania telah menunggunya dengan kedua tangan yang bertengger di pinggang sambil menggerutu.

"Suwe tenan."

(Lama banget)

"Iya maaf sayangku."

Rania hanya mendengus dan berjalan menuju mobil. Rania hanya berangkat dengan Deva, sedangkan Abi akan menyusul nanti dan Anin akan menonton bersama dengan teman-temannya.

Sesampainya di GOR, Deva dan Rania segera masuk dan mencari tempat duduk. Keduanya duduk berdampingan sambil sesekali Rania mengecek ponsel. Rania menoleh ke samping menatap Deva yang sedang fokus melihat bagan pertandingan.

"Abang tanding urutan piro kak?"

"Masih dua pertandingan lagi."

Rania kemudian mengangguk dan kembali menatap ke depan. Ia menunggu giliran Angga dengan tenang. Setelah berjalan satu pertandingan, tak lama setelahnya Rania mendapat telfon dari Abi. Ternyata Abi sudah berada di parkiran, akhirnya Deva keluar dari GOR dan menjemput Abi. Sedangkan Rania menunggu Anin yang akan menyusul ke tempat duduknya.

Tak lama setelahnya, Deva datang bersama dengan Abi dan disusul Anin yang duduk nyempil di antara Abi dan Rania.

"Mami sama kakak nggak ikut dek?" tanya Rania. Anin menggeleng pelan.

"Enggak ma. Kakak lagi bimbingan Olimpiade sama mami."

Rania kemudian mengangguk dan kembali menonton pertandingan yang sebentar lagi selesai. Dan sekarang tibalah giliran Angga dan tim dari SMA Pelita Bangsa masuk ke lapangan. Anin yang melihat eksistensi Angga langsung berdiri dan berteriak dengan heboh. Tangannya melambai ke atas berusaha mendapatkan atensi sang kakak.

"ABAAAAAANNNGGGGGGG" teriak Anin.

Angga, yang memang hapal suara sang adik segera mencari sumber suara. Kepalanya mengedar ke seluruh penjuru tribun, dan begitu ia bertatapan dengan Anin, Angga langsung mengulas senyum tipis. Ia juga bisa melihat mama, papa, dan juga kakaknya yang tersenyum lebar dan melambai ke arahnya.

"Abangggggg!!! Semangaaaaa- huok eghk hik."

Anin yang terlalu bersemangat jadi tersedak sendiri. Ia kemudian menerima uluran air mineral dari Abi. Sesekali Abi mengelus tengkuk dan juga punggungnya.

"Kapok, pecicilan kan." ejek Rania.

(Sukurin, banyak tingkah kan)

Anin yang mendengarnya hanya mendengus. Ia mengabaikan ejekan Rania dan kembali menatap ke depan. Ia bersiap untuk kembali berteriak dan menyemangati Angga.

"ABAAAANNGGG SEMANGAAATTTT!!"

"WUUUUUUUUU ABANG ANGGAAAAAA!!!"

"AYOK BAAANGGG DIKIT LAGI BAANGGGG!!"

"ABANG PASTI MENAAAANGGGGG!!"

Angga yang mencetak beberapa poin sesekali menoleh menatap tribun dan tersenyum ke arah keluarganya. Dan tibalah hingga di menit-menit terakhir Angga mendribble bola basket di tangannya, ia berlari mendekati ring, menghindari serangan-serangan dari lawan dan setelahnya ia melempat bola basket ke arah ring. Dan setelah bola tersebut melewati ring, pertandingan dinyatakan selesai dengan kemenangan diperoleh dari tim SMA Pelita Bangsa.

OUR FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang