Selamat membaca:)
PART 28 - BABAK BELUR
Setelah pertengkaran hebat kemarin sore, Angga sepenuhnya mengabaikan Anin. Menurut Angga, Anin harus tau kalau apa yang dilakukannya itu salah dan Anin harusnya mengerti bahwa Angga benci ketika adiknya berurusan dengan Alex. Meskipun masih ada sedikit rasa bersalah karena membentak Anin kemarin, Angga masih tetap mempertahankan egonya untuk mengabaikan Anin.
Bahkan ketika berangkat ke sekolah bersama pagi ini, tidak ada kalimat apapun yang keluar dari mulut keduanya. Anin bahkan tidak berpegangan pada Angga karena takut kakaknya mungkin saja akan semakin marah. Nyaris saja ia menelpon Shaka untuk menjemput namun ternyata Deva mengawasi keduanya dari teras ketika hendak berangkat tadi. Mungkin papanya tau jika ia sedang bertengkar dengan Angga sehingga papanya memastikan bahwa ia berangkat bersama Angga. Dan mau tidak mau, Anin harus berangkat bersama dengan Angga.
Sesampainya di parkiran Anin segera turun dari motor dan berlalu pergi tanpa berpamitan. Ia kemudian berjalan menuju kelasnya. Sepanjang ia berjalan di koridor, hampir seluruh siswa memandang dan meliriknya dengan tatapan yang berbeda-beda. Ada yang meliriknya dengan sinis, ada yang menatapnya tak suka secara terang-terangan. Anin menatap orang-orang dengan bingung, ia menghela napas lalu memilih mengabaikan perasaan tidak nyaman yang menderanya. Perutnya sakit karena haid, lalu ia bertengkar dengan Angga kemarin, ia tidak mau menambah beban hidup dengan memikirkan tatapan orang-orang padanya pagi ini.
Anin nyaris masuk ke dalam kelas sebelum ada seseorang yang menyenggolnya dengan keras hingga membuatnya mundur beberapa langkah, nyaris jatuh. Anin yang masih kaget kemudian menatap seorang perempuan yang berdiri dengan angkuh dihadapannya.
"Oohhh ini yang namanya Anindya." ujar perempuan itu.
Anin menatap perempuan didepannya dengan bingung, matanya menatap nametag dan juga badge dari orang yang menabraknya tersebut. Ternyata perempuan bernama Laura ini adalah kakak kelasnya. Anin kemudian beralih menatap mata perempuan bernama Laura ini.
"Iya kak gue Anindya, gue mau masuk kelas. Bisa agak geser dikit nggak?" ujar Anin.
Mendengar jawaban Anin, seketika Laura langsung mendengus kecil dan menatap Anin tak suka.
"Berani ya lo sama gue." desis Laura.
"Duh kak, gue aja nggak kenal lo siapa. Udah ya, gue nggak ada urusan apapun sama lo." Anin kemudian hendak berjalan masuk ke kelas melewati Laura sebelum lengannya dicekal. Anin seketika menghentikan langkah lalu menatap Laura dengan jengah.
"Apalagi sih?" pekik Anin kesal.
"Berani-beraninya lo deketin Alex, dasar perempuan murahan." desis Laura penuh benci. Anin yang mendengarnya seketika mengernyit, lalu tak lama setelahnya ia mendengus.
"Tch, gue nggak ada urusan apa-apa sama yang namanya Alex. Jadi percuma lo ngomong gitu sama gue. Lepasin tangan gue, gue mau masuk kelas."
Anin berusaha melepaskan cekalan tangan Laura di lengannya, namun Laura enggan melepaskan dan mencengkeram lengannya semakin kuat. Anin seketika mengernyit kesal.
"Apaan sih anjing!! Lepasin gue bangsat!!" Anin mendorong Laura menjauh hingga membuat Laura mundur beberapa langkah.
"Gue nggak ada urusan sama yang namanya Alex, gue nggak ada hubungan apa-apa sama dia. Gue nggak peduli lo pacarnya kek, istrinya kek, adeknya kek, emaknya sekalipun, gue tegasin sekali lagi kalo gue bukan siapa-siapanya Alex. Jadi stop gangguin gue buat bahas hal-hal nggak penting kayak gini." ujar Anin dengan marah. Laura yang mendengarnya seketika berdecih.
"Lo kira gue bakal percaya sama omongan lo? Kelakuan gatel lo tuh udah kesebar, lo udah nggak ada kesempatan buat ngelak!!"
Anin mengernyitkan kening bingung. Gatal? Tersebar? Anin sungguh tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR FAMILY!! [END]
Fanfiction[END] Sequel dari book "We Are Family!!" Bisa dibaca terpisah tapi lebih baik baca We Are Family dulu<3 ___________________________________________ "Anaknya jangan ditendang dong" "Kamu banyak-banyak jajan dong. Nggak usah hemat-hemat, uang mama s...