Selamat membaca:)
PART 6 - SALAH TAFSIR
Rania mendudukkan diri di sofa ruang keluarga tepat di samping Deva sambil membawa semangkuk mangga yang sudah dipotong. Anin yang tadinya ngeleseh di karpet segera beranjak untuk merebut mangkuk sang ibu lalu dibawanya ke tempat duduknya tepat di samping Shaka. Sedangkan Angga yang duduk di samping Shaka ikut menyomot potongan mangga dari tangan Anin. Rania yang melihatnya hanya bisa menghela napas.
"Tuman." sindir Rania.
(Kebiasaan)
"Yaudah sih maa, sama anaknya sendiri juga." ujar Deva.
"Tuh maa, dengerin papa." sahut Anin sambil tertawa.
Rania hanya menghela napas berat. Ia menyenderkan tubuhnya pada sandaran sofa. Deva yang menyadari ada yang aneh dengan Rania segera menatap Rania dengan kening berkerut. Tidak biasanya Rania seperti ini. Jika ia menyuruh Rania mengalah pada Anin, biasanya Rania akan menanggapi Anin hingga keduanya adu mulut.
"Kamu kenapa? Lagi capek?" tanya Deva pelan.
Rania kemudian menoleh ke samping menatap sang suami.
"Gapapa kok."
"Bohong banget."
"Enggak bohong." elak Rania.
"Kenapa? Nungguin Abi?"
Rania kemudian menghela napas gusar.
"Kenapa?" tanya Deva lembut.
"Kok Abi sama Wina belum balik juga? Abi nggak kenapa-napa kan kak?" cicit Rania.
Deva menghela napas lalu menggenggam tangan sang istri. Ia tersenyum menenangkan.
"Bentar lagi pasti pulang kok."
"Tapi ini udah jam-"
"Assalamu'alaikum."
Perkataan Rania seketika terhenti karena ucapan salam dari arah ruang tamu. Ia segera berdiri begitu melihat kedatangan Abi dan juga Wina.
"Waalaikumsalam. Udah selesai checkup nya mas?"
"Udah maa" sahut Abi pelan.
Abi mendekat dan mencium punggung tangan Abi dan Rania. Setelahnya ia bergabung duduk di karpet bersama adik-adiknya.
"Gimana hasilnya Win?" tanya Rania beralih pada Wina yang baru saja datang.
Wina mengabaikan pertanyaan Rania dan memilih untuk menyalami tangan Deva lalu mencium pipi kakaknya. Sedangkan Deva hanya menatap Wina dengan tatapan aneh.
"Dih, tumben cium pipi." ujar Deva.
Wina mengabaikan Deva lalu duduk di antara Rania dan Deva. Rania yang menyadari bahwa Wina mengabaikannya seketika kesal. Ia mencubit lengan Wina dengan keras, membuat Wina seketika berteriak.
"AAAAAAAA"
"Ya Allah dek jangan teriak!!" tegur Deva.
"ORANG GUE DICUBIT!!?!" bela Wina.
"GUE NANYA!! JAWAB MAKANYA!!" marah Rania.
"YA NANYANYA BAIK-BAIK!!"
"UDAH BAIK-BAIK ANJING!! GUE JAMBAK LU YE!!"
"SINI JAMBAK!! SIALAN LU EMANG, LU KIRA GUE TAKUT?!" tantang Wina.
"NANTANGIN?!"
Mendengar ini Deva seketika panik, bisa roboh rumah ini jika kedua perempuan kesayangannya itu betul-betul bertengkar. Sedangkan anak-anaknya hanya menonton keributan ini dalam diam, sudah terbiasa melihat pertikaian antar orang tua mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR FAMILY!! [END]
Fanfiction[END] Sequel dari book "We Are Family!!" Bisa dibaca terpisah tapi lebih baik baca We Are Family dulu<3 ___________________________________________ "Anaknya jangan ditendang dong" "Kamu banyak-banyak jajan dong. Nggak usah hemat-hemat, uang mama s...