Part 19 - Mancing

169 22 2
                                    

Selamat membaca:)

PART 19 - MANCING

Angga dan juga Anin langsung pulang ke rumah tanpa mampir kemana-mana lagi. Hari ini pun Angga izin tidak latihan basket seperti biasa karena memang Rania meminta keduanya agar segera pulang.

Angga dan Anin segera masuk ke dalam rumah dan keduanya mendapati kehadiran Sandra, ibu dari Rania yang sedang duduk di ruang keluarga sambil memakan kue kering.

"YANGTIIIII!!" teriak Anin berlari memeluk neneknya.

Sandra yang kaget seketika menegakkan tubuh, ia menerima pelukan Anin masih dengan jantung yang bertalu-talu.

"Ngageti ae koen."

(Ngagetin aja kamu)

Anin hanya diam dan memeluk neneknya semakin erat. Sedangkan di balik punggungnya, Angga hanya menatap dengan julid. Angga kemdian mendekat dan menyalimi tangan Sandra.

"Yangti nyampe jam berapa?" tanya Angga lalu mendudukkan diri di samping Sandra.

"Jam delapan wes teko aku."

(Jam delapan dah sampe aku)

"Yangti kesini sama yangkung?" tanya Anin sambil melepaskan pelukan.

"Enggak. Dewean aku." ujar Sandra.

(Enggak. Sendirian aku)

"Yangti nanti mau nginep berapa hari?" tanya Angga.

"Sak walehku bang."

(Sebosenku bang)

Angga hanya mengangguk lalu tak lama setelahnya Rania datang dari arah dapur sambil membawa jus mangga dan beberapa camilan. Ia menatap anaknya yang menggelendot di lengan Sandra.

"Adek sama abang bebersih terus sholat dulu sana. Baru pulang kok ndak langsung bersih-bersih. " ujar Rania.

Angga mengangguk lalu langsung beranjak dan meninggalkan ruang keluarga disusul Anin yang mengikuti dari belakang.

Ruang keluarga yang hanya diisi Rania dan Sandra seketika hening. Rania langsung duduk di samping ibunya dan menatap sang ibu dengan sengit.

"Bunda ngapain tiba-tiba ke Jakarta nggak bilang-bilang?" todong Rania tiba-tiba.

"Loh, semalem lak aku telfon toh Ran."

"Kok semalem banget toh bun." ujar Rania curiga.

"Curiga terus karo mbok e dewe." kesal Sandra.

(Curiga terus sama ibunya sendiri)

"Lha bunda aneh." ujar Rania balik kesal. Sandra lalu menghela napas.

"Aku cuman kangen sama putuku. Emange salah toh?" elak Sandra.

(Aku cuma kangen sama cucuku. Emangnya salah?)

"Enggak salah bun, tapi kenapa bunda ndak pamit ayah coba. Ayah telfon aku barusan nanyain bunda." ujar Rania kesal.

"Aku cuma waleh nyawang bapakmu." ujar Sandra beralasan.

(Bosen liat ayahmu)

Rania kemudian menghela napas. Ibunya ini memang sering seperti ini. Dengan dalih bosan melihat Jabar, Sandra seringkali pergi keluar rumah atau sekedar ke Surabaya untuk main ke rumah kerabat mereka. Namun baru kali ini Sandra nekat sampai ke Jakarta hanya karena bosan melihat Jabar.

OUR FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang