BONUS (2.1) - Ajakan

98 20 0
                                    

~~~~~~~~~~

Hallooowww✨
Oke gais ini part yang udah aku bilang sebelumnya, ini timeline nya pas Abi masih balita, sekitar umur setahun lebih gitu. Semoga nggak bingung, semoga masih enak dibaca dan semoga suka yaaa🌻🌻

Enjoy the story and happy reading:)

~~~~~~~~~~

BONUS (2.1) - AJAKAN

"Assalamualaikum." salam Rania. Begitu mendengar jawaban salam dari dalam, gadis itu segera masuk ke rumah Alfariz yang memang berada satu komplek dengan rumahnya sendiri.

Rania masuk semakin ke dalam dan begitu sampai di ruang tengah ia bisa melihat Hanan, atau yang kerap dipanggil Deva, sedang tengkurap dan menemani Abi bermain. Rania menaruh paperbag berisi makanan ringan yang ia buat untuk Abi lalu berjalan mendekati bayi berusia menuju dua tahun tersebut.

"Abiiiii~~~" panggil Rania.

Anak laki-laki yang tengah menunduk memainkan puzzle segera mengangkat kepalanya begitu mendengar ada seseorang yang memanggil namanya. Abi tersenyum dan beranjak berdiri lalu berjalan menuju Rania.

Rania mengangkat Abi ke dalam gendongannya dan membubuhkan ciuman di kedua pipi balita tersebut. Ia memeluk Abi dengan erat lalu membawa balita itu untuk duduk di karpet. Gadis itu memangku Abi dan meraih paperbag lalu mengeluarkan toples berisi brownies kering.

"Tante Tara mana?" tanya Rania sambil membuka toples berisi brownies kering.

"Lagi keluar sama papa." jawab Deva sambil berganti posisi menjadi duduk.

Rania kemudian hanya mengangguk dan membiarkan Deva menyomot satu potong brownies kering buatannya. Gadis itu menyodorkan satu potong brownies kering kepada Abi dan diterima dengan senang oleh balita itu.

"Bilang apa sayang?" tanya Rania.

"Maacih (makasih)"

Rania kembali mencium pipi gembil Abi sebelum memperbaiki posisi duduknya. Ia membiarkan Abi memakan brownies buatannya dengan tenang. Sesekali mata Rania melirik Deva yang sedang membereskan beberapa mainan Abi sambil mengunyah brownies di mulutnya.

"Nan." panggil Rania.

"Hmm." dehem Deva.

"Lo sibuk nggak?"

"Enggak, kerjaan lagi agak longgar. Kenapa?" jawab Deva sembari mengunyah potongan terakhir brownies yang ada di tangannya.

"Nikah yuk." ajak Rania.

"Uhuk!!!"

Sekonyong-konyong Deva langsung menyemburkan kunyahan brownies di mulutnya. Laki-laki itu menepuk dadanya sembari memejamkan mata. Leher beserta hidungnya terasa panas. Deva melotot menatap Rania sambil terbatuk-batuk.

"Apa?!" pekik laki-laki itu sembari mendekat ke arah Rania.

"Lo ngomong apa barusan?" tanya Deva lagi.

"Nikah yuk."

Mendengar ucapan Rania yang terkesan sangat ringan dan tanpa beban itu membuat Deva semakin melotot. Ia menatap gadis itu dengan kesal. Ya Tuhan Rania ini sedang kerasukan jin dari mana?!

"Kesambet lo?" tanya Deva dengan mata melotot.

"Enggak lah. Gue beneran ngajak lo nikah." ujar Rania yakin.

"Gila lo? Lo ngajak gue nikah massal? Nikah sama siapa anjing, gue ga punya pac-"

"Nikah sama gue." ujar Rania yakin. Deva seketika menatap Rania dengan bingung. Demi Tuhan jantung Deva sudah jatuh sampai perut saking kagetnya laki-laki itu.

OUR FAMILY!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang